Cerita Para Desainer Persiapkan Koleksi Busana Modest untuk IN2MF In Paris 2024
31 August 2024 |
20:03 WIB
Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) 2024 siap digelar di Paris, Prancis. Bank Indonesia bekerja sama dengan Kemenkop UKM RI dan Indonesian Fashion Chamber (IFC) kembali menggiatkan promosi IN2MF untuk mewujudkan Indonesia sebagai kiblat modest fashion dunia.
Tahun ini, IN2MF akan hadir untuk yang kedua kalinya di kota mode dunia tersebut. Agendanya mencakup fashion showcase & exhibition pada 7 September 2024 di Salle Wagram, Paris, dan trade show international Who’s Next pada 8-10 September 2024 di Porte de Versailles, Paris.
Kegiatan fashion showcase & exhibition di Salle Wagram, Paris, ditujukan untuk mempromosikan karya anggota Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) sektor modest fashion yang dikurasi dan dibina oleh Bank Indonesia.
Baca juga: IN2MF 2024 Siap Digelar di Paris, Hadirkan Keindahan Wastra pada Busana Modest
Sebanyak lima desainer dan jenama terpilih hasil kurasi program IKRA Indonesia akan menampilkan koleksi Spring-Summer 2025 menggunakan wastra Indonesia. Mereka adalah Batik Chic, Yece by Yeti Topiah, Luvnic by Luffi, Brilianto, dan Jamilah x Prafito by Tujuh Bersaudara.
Selain itu, dua desainer lainnya yang merupakan desainer nasional dan sekaligus Dewan IKRA juga turut berpartisipasi, yaitu Itang Yunasz dan Wignyo. Pada kesempatan ini, Kemenkop UKM RI menyertakan pula jenama binaannya yaitu, Dama Kara.
IN2MF in Paris juga menghadirkan guest designer Dian Pelangi dari Indonesia dan Dalinda dari Paris. Koleksi mereka akan mengeksplorasi keragaman tekstil khas Indonesia seperti batik, songket, tenun ikat, ATBM, ecoprint, dan bordir.
Itang Yunasz akan membawakan koleksi berjudul Arunika yang dalam Bahasa Sansekerta artinya cahaya fajar. Karya busana tersebut mencerminkan awal yang baru dan penuh harapan, seperti keindahan yang hadir saat matahari pertama kali menyentuh langit.
Sang desainer juga mengambil inspirasi dari Pulau Bali yang terkenal dengan keindahan alam dan keanekaragaman budayanya. Ide tersebut di interpretasikan lewat penggunaan motif songket tradisional Bali yang telah diadaptasi dengan sentuhan modern.
"Setiap desain dalam koleksi ini menggabungkan kemewahan bahan premium dengan keunikan motif songket Bali,
menciptakan busana yang tak hanya indah dilihat, namun juga sarat makna budaya," kata Itang Yunasz.
Sebuah perayaan keindahan dan kekayaan budaya Bali tersebut diwujudkan dalam setiap siluet busana wanita yang mempesona. Menampilkan perpaduan desain etnik dan kemewahan yang elegan, di mana setiap helai kain berbicara tentang tradisi dan warisan budaya yang abadi.
"Kami ingin mempersembahkan sesuatu yang tidak hanya menonjolkan keindahan estetika, tetapi juga memiliki cerita dan warisan di baliknya," lanjutnya.
Koleksi Arunika akan menghidupkan kembali kebudayaan tradisional, sekaligus memberi sentuhan modern yang sesuai dengan selera fesyen masa kini. Pilihan busananya menonjolkan siluet feminin dengan detail yang memukau, mulai dari gaun panjang yang anggun hingga blus dengan potongan modern yang tetap mempertahankan kesan elegan.
Warna-warna alami yang diambil dari alam Bali, seperti emas, merah marun, dan biru langit, akan memperkuat nuansa etnik dan kemewahannya. Melengkapi koleksi Arunika di panggung IN2MF In Paris, Itang Yunasz juga akan berkolaborasi dengan jenama perhiasan IY X PYO Jewellery dan tas IY X TIYASA.
Desainer lainnya yang juga menampilkan koleksi busananya di IN2MF In Paris adalah Rahadi Wignyo dari jenama Wignyo. Mengusung tema Second Life atau kehidupan kedua, koleksi ini bakal banyak mengeksplorasi konsep sustainability untuk masa depan fesyen yang lebih ramah lingkungan.
"Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, Wignyo memanfaatkan sisa-sisa potongan kain tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang sebelumnya tidak terpakai dan hanya berakhir sebagai limbah tekstil," papar Rahadi Wignyo.
Baca juga: Ragam Inovasi Modest Fesyen Desainer Lokal Mejeng di Istanbul Fashion Connection (IFCO)
Lebih lanjut dia memaparkan, melalui eksplorasi desain dengan teknik aplikasi perca, potongan-potongan kain tenun ATBM
dirangkai menjadi pakaian yang artistik, sejalan dengan kampanye sustainable fashion.
Sisa kain tenun dirangkai menggunakan teknik patchwork, dengan mengombinasikan berbagai jenis kreasi kain tenun pengembangan khas Tenun Gaya seperti spunsilk, tenun full bintik, tenun lurik, tenun salur bintik, dan tenun benang putus.
Nantinya Wignyo akan menampilkan 10 look busana modest yang didominasi warna-warna cerah untuk menonjolkan sisi kasual dan energik. Koleksi ini terdiri dari long dress, blouse, outerwear/cape, rok overslag, dan celana panjang yang dirancang dengan desain timeless dan potongan simetris.
Wignyo juga memberikan aksentuasi berupa detail ruffle, list dengan warna kontras, detail kerut, lipit, dan permainan penempatan fokus pada sisa kain tenun dengan nuansa warna terracotta, lime green, biru, hijau monokromatis, dan oranye.
Tak ketinggalan, jenama lokal Dama Kara juga turut berpartisipadi di IN2MF In Paris 2024. Dama Kara menghadirkan koleksi busana dari sandang batik cap yang dibuat secara tradisional dengan desain yang unik dan simpel namun sarat makna untuk terus melestarikan budaya dan memberdayakan para pengrajin Indonesia..
Koleksi yang akan ditampilkan berjudul Ramaniya, dalam bahasa sansakerta memiliki arti Permata yang Cantik. Dalam pembuatannya, Dama Kara mengeksplorasi limbah ampas kopi sebagai pewarna alami yang dipadukan dengan wastra nusantara tenun Garut karya para pengrajin daerah.
"Kami ingin mengolah limbah ampas Kopi menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menyampaikan pesan untuk semua orang supaya lebih peka terhadap kebermanfaatan lingkungan sekitar," kata.
Motif yang digunakan dalam koleksi Ramaniya, yakni motif piramid dan motif Gayatri. Memiliki filosofi, setiap insan diciptakan dengan keistimewaannya masing-masing. Motif piramid yang memiliki siluet segi empat memiliki simbol kemakmuran dan kesejahteraan.
Sementara dua garis pada motif Gayatri memiliki makna dualisme, yaitu dibalik sisi kurang yang terlihat, setiap insan dianugerahi kelebihan oleh sang pencipta. Melalui koleksi busana tersebut, Dama Kara ingin memberi semangat untuk teman-teman penyandang autisme, yang juga memiliki kelebihan dalam dirinya.
Desainer Brilianto membawakan koleksi bertemakan Reunited yang memiliki arti pertemuan kembali atau menyatukan kembali. Mengusung konsep sustainability, reunited dimaknai sebagai metode untuk menyatukan kembali serpihan kain bekas menjadi satu kesatuan yang utuh berupa pakaian yang kaya warna dan motifnya.
Baca juga: Eksplorasi Wastra pada Busana Modest di MUFFEST+, KaLLoLo sampai Rumah Songket Adis
"Sisa-sisa kain perca dari koleksi sebelumnya, biasanya saya kumpulkan untuk dibuat jadi pakaian baru lagi sehingga bisa menerapkan konsep zero waste, dengan tidak ada sisa kain yang terbuang," kata Briloanto.
Selain itu, koleksi Reunited juga menggunakan kain wastra khas Sumatera Selatan, yaitu kain jumputan. Koleksi ini bersifat eksklusif, setiap helai kain dibuat dengan tangan dan dikerjakan dengan penuh ketelitian sehingga hasilnya sangat cantik dan artistik.
Editor: Fajar Sidik
Tahun ini, IN2MF akan hadir untuk yang kedua kalinya di kota mode dunia tersebut. Agendanya mencakup fashion showcase & exhibition pada 7 September 2024 di Salle Wagram, Paris, dan trade show international Who’s Next pada 8-10 September 2024 di Porte de Versailles, Paris.
Kegiatan fashion showcase & exhibition di Salle Wagram, Paris, ditujukan untuk mempromosikan karya anggota Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) sektor modest fashion yang dikurasi dan dibina oleh Bank Indonesia.
Baca juga: IN2MF 2024 Siap Digelar di Paris, Hadirkan Keindahan Wastra pada Busana Modest
Sebanyak lima desainer dan jenama terpilih hasil kurasi program IKRA Indonesia akan menampilkan koleksi Spring-Summer 2025 menggunakan wastra Indonesia. Mereka adalah Batik Chic, Yece by Yeti Topiah, Luvnic by Luffi, Brilianto, dan Jamilah x Prafito by Tujuh Bersaudara.
Selain itu, dua desainer lainnya yang merupakan desainer nasional dan sekaligus Dewan IKRA juga turut berpartisipasi, yaitu Itang Yunasz dan Wignyo. Pada kesempatan ini, Kemenkop UKM RI menyertakan pula jenama binaannya yaitu, Dama Kara.
IN2MF in Paris juga menghadirkan guest designer Dian Pelangi dari Indonesia dan Dalinda dari Paris. Koleksi mereka akan mengeksplorasi keragaman tekstil khas Indonesia seperti batik, songket, tenun ikat, ATBM, ecoprint, dan bordir.
Cerita Para Desainer Mempersiapkan Koleksinya untuk IN2MF In Paris
Koleksi busana Itang Yunasz (Sumber Foto: IN2MF)
1. Itang Yunasz
Itang Yunasz akan membawakan koleksi berjudul Arunika yang dalam Bahasa Sansekerta artinya cahaya fajar. Karya busana tersebut mencerminkan awal yang baru dan penuh harapan, seperti keindahan yang hadir saat matahari pertama kali menyentuh langit.Sang desainer juga mengambil inspirasi dari Pulau Bali yang terkenal dengan keindahan alam dan keanekaragaman budayanya. Ide tersebut di interpretasikan lewat penggunaan motif songket tradisional Bali yang telah diadaptasi dengan sentuhan modern.
"Setiap desain dalam koleksi ini menggabungkan kemewahan bahan premium dengan keunikan motif songket Bali,
menciptakan busana yang tak hanya indah dilihat, namun juga sarat makna budaya," kata Itang Yunasz.
Sebuah perayaan keindahan dan kekayaan budaya Bali tersebut diwujudkan dalam setiap siluet busana wanita yang mempesona. Menampilkan perpaduan desain etnik dan kemewahan yang elegan, di mana setiap helai kain berbicara tentang tradisi dan warisan budaya yang abadi.
"Kami ingin mempersembahkan sesuatu yang tidak hanya menonjolkan keindahan estetika, tetapi juga memiliki cerita dan warisan di baliknya," lanjutnya.
Koleksi Arunika akan menghidupkan kembali kebudayaan tradisional, sekaligus memberi sentuhan modern yang sesuai dengan selera fesyen masa kini. Pilihan busananya menonjolkan siluet feminin dengan detail yang memukau, mulai dari gaun panjang yang anggun hingga blus dengan potongan modern yang tetap mempertahankan kesan elegan.
Warna-warna alami yang diambil dari alam Bali, seperti emas, merah marun, dan biru langit, akan memperkuat nuansa etnik dan kemewahannya. Melengkapi koleksi Arunika di panggung IN2MF In Paris, Itang Yunasz juga akan berkolaborasi dengan jenama perhiasan IY X PYO Jewellery dan tas IY X TIYASA.
Busana koleksi Wignyo (Sumber Foto: IN2MF)
2. Rahadi Wignyo
Desainer lainnya yang juga menampilkan koleksi busananya di IN2MF In Paris adalah Rahadi Wignyo dari jenama Wignyo. Mengusung tema Second Life atau kehidupan kedua, koleksi ini bakal banyak mengeksplorasi konsep sustainability untuk masa depan fesyen yang lebih ramah lingkungan."Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, Wignyo memanfaatkan sisa-sisa potongan kain tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang sebelumnya tidak terpakai dan hanya berakhir sebagai limbah tekstil," papar Rahadi Wignyo.
Baca juga: Ragam Inovasi Modest Fesyen Desainer Lokal Mejeng di Istanbul Fashion Connection (IFCO)
Lebih lanjut dia memaparkan, melalui eksplorasi desain dengan teknik aplikasi perca, potongan-potongan kain tenun ATBM
dirangkai menjadi pakaian yang artistik, sejalan dengan kampanye sustainable fashion.
Sisa kain tenun dirangkai menggunakan teknik patchwork, dengan mengombinasikan berbagai jenis kreasi kain tenun pengembangan khas Tenun Gaya seperti spunsilk, tenun full bintik, tenun lurik, tenun salur bintik, dan tenun benang putus.
Nantinya Wignyo akan menampilkan 10 look busana modest yang didominasi warna-warna cerah untuk menonjolkan sisi kasual dan energik. Koleksi ini terdiri dari long dress, blouse, outerwear/cape, rok overslag, dan celana panjang yang dirancang dengan desain timeless dan potongan simetris.
Wignyo juga memberikan aksentuasi berupa detail ruffle, list dengan warna kontras, detail kerut, lipit, dan permainan penempatan fokus pada sisa kain tenun dengan nuansa warna terracotta, lime green, biru, hijau monokromatis, dan oranye.
Koleksi busana Dama Kara (Sumber Foto: IN2MF)
3. Dama Kara
Tak ketinggalan, jenama lokal Dama Kara juga turut berpartisipadi di IN2MF In Paris 2024. Dama Kara menghadirkan koleksi busana dari sandang batik cap yang dibuat secara tradisional dengan desain yang unik dan simpel namun sarat makna untuk terus melestarikan budaya dan memberdayakan para pengrajin Indonesia..Koleksi yang akan ditampilkan berjudul Ramaniya, dalam bahasa sansakerta memiliki arti Permata yang Cantik. Dalam pembuatannya, Dama Kara mengeksplorasi limbah ampas kopi sebagai pewarna alami yang dipadukan dengan wastra nusantara tenun Garut karya para pengrajin daerah.
"Kami ingin mengolah limbah ampas Kopi menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menyampaikan pesan untuk semua orang supaya lebih peka terhadap kebermanfaatan lingkungan sekitar," kata.
Motif yang digunakan dalam koleksi Ramaniya, yakni motif piramid dan motif Gayatri. Memiliki filosofi, setiap insan diciptakan dengan keistimewaannya masing-masing. Motif piramid yang memiliki siluet segi empat memiliki simbol kemakmuran dan kesejahteraan.
Sementara dua garis pada motif Gayatri memiliki makna dualisme, yaitu dibalik sisi kurang yang terlihat, setiap insan dianugerahi kelebihan oleh sang pencipta. Melalui koleksi busana tersebut, Dama Kara ingin memberi semangat untuk teman-teman penyandang autisme, yang juga memiliki kelebihan dalam dirinya.
Koleksi desainer Brilianto (Sumber Foto: IN2MF)
4. Brilianto
Desainer Brilianto membawakan koleksi bertemakan Reunited yang memiliki arti pertemuan kembali atau menyatukan kembali. Mengusung konsep sustainability, reunited dimaknai sebagai metode untuk menyatukan kembali serpihan kain bekas menjadi satu kesatuan yang utuh berupa pakaian yang kaya warna dan motifnya.Baca juga: Eksplorasi Wastra pada Busana Modest di MUFFEST+, KaLLoLo sampai Rumah Songket Adis
"Sisa-sisa kain perca dari koleksi sebelumnya, biasanya saya kumpulkan untuk dibuat jadi pakaian baru lagi sehingga bisa menerapkan konsep zero waste, dengan tidak ada sisa kain yang terbuang," kata Briloanto.
Selain itu, koleksi Reunited juga menggunakan kain wastra khas Sumatera Selatan, yaitu kain jumputan. Koleksi ini bersifat eksklusif, setiap helai kain dibuat dengan tangan dan dikerjakan dengan penuh ketelitian sehingga hasilnya sangat cantik dan artistik.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.