salah satu koleksi desainer IN2MF di IFCO (sumber : IFC)

Ragam Inovasi Modest Fesyen Desainer Lokal Mejeng di Istanbul Fashion Connection (IFCO)

14 August 2024   |   06:00 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Modest fesyen Indonesia terus menunjukkan eksistensinya di kancah internasional. Salah satunya melalui kehadirannya di Indonesian International Modest Fashion Festival (IN2MF) yang berlangsung di Istanbul Fashion Connection (IFCO) beberapa waktu lalu.

Dengan kombinasi inovasi desain dan kekayaan budaya lokal, modest fesyen Indonesia terus menunjukkan potensinya untuk bersaing dan diterima di panggung mode internasional. Sebanyak enam brand terpilih yang merupakan angota Indonesia Kretif Syariah Ekonomi (IKRA) sektor fesyen dan seorang guest desiner berhasil memikat hati para pengunjung.

Baca juga: MUFFEST+ 2024 Gandeng 175 Jenama Lokal Menuju Pasar Global Modest Fashion

Di antara deretan desainer yang memamerkan karya mereka antara lain Wening Angga dari Yogyakarta. Dikenal dengan sentuhan elegan pada batik dan tenun, koleksinya memadukan Batik Wening Cirebon dengan tenun sutra bulu Tasik, menghasilkan desain yang anggun dan penuh karakter.

Wening Angga tidak hanya menghadirkan keindahan batik tradisional, tetapi juga menggabungkannya dengan teknik tenun yang menambah dimensi dan keunikan pada setiap karya.

Syukriah Rusydi, dengan brand Reborn29, juga mencuri perhatian dengan koleksi yang memanfaatkan tenun Badui Kanekes Banten. Karyanya menghadirkan harmoni antara tradisi dan modernitas, menawarkan nuansa yang segar dengan tetap menghargai warisan budaya.

Syukriah, yang berasal dari Lhokseumawe, mengajak para penonton untuk melihat lebih dekat kekayaan tenun Indonesia yang jarang terlihat di panggung internasional.

Riris Ghofir, mewakili Jawa Timur, memukau dengan koleksi yang memadukan bordir wastra dan batik. Motif-motif khas seperti tenun NTT, Tapis Lampung, dan batik Kawung diolah dengan sentuhan kontemporer, menciptakan tampilan yang elegan dan berkelas. Koleksinya menonjolkan keragaman budaya Indonesia dengan cara yang sangat memikat.

Yuni Pohan dari Sumatra Utara menampilkan keindahan wastra Ulos dan teknik Shibori dalam koleksinya. Dengan pemilihan warna yang cerah dan motif yang kuat, desainnya memberikan kesan segar dan dinamis.

Sementara itu, Novia Sukijo dari Kepulauan Riau menggunakan batik Sekar Nitik dari Yogyakarta, menampilkan pola yang rumit dan warna yang harmonis yang menambah nilai estetika pada setiap potongannya.

OZZY Batik, brand yang berbasis di Tegal, mempersembahkan kombinasi Batik OZZY Pekalongan dan tenun Puta Dino Kayangan Tidore. Kolaborasi ini menciptakan tekstur dan pola yang menonjol dengan keseimbangan antara tradisi dan inovasi.

Terakhir, guest desainer Irmasari Joedawinata dari Garut menghadirkan koleksi tenun bulu Garut yang menawan, dengan desain yang sophisticated dan terinspirasi oleh keindahan alam.

Ali Charisma, Advisory Indonesian Fashion Chamber mengatakan koleksi modest fesyen Indonesia yang ditampilkan dalam event IFCO ini menggunakan wastra Indonesia, seperti batik, tenun, ecoprint, dan bordir.

Tidak hanya menonjolkan kekayaan budaya Indonesia, produk modest fashion tersebut juga memperhatikan aspek keberlanjutan. Produk fesyen tersebut dirancang dengan kualitas tinggi, memastikan ketahanan, dan mengurangi dampak lingkungan.

Dia pun berharap seluruh karya yang ditampilkan dalam IN2MF di Istanbul Fashion Connection (IFCO) membuka peluang bisnis wholesale yang berkelanjutan dan memperkuat eksistensi karya industri modest fashion Indonesia.

Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Ita Rulina menekankan IN2MF menampilkan keunggulan dan keragaman modest fesyen Indonesia, termasuk perkembangan terbaru dalam industri modest dan gaya hidup halal Indonesia ke pasar global.

 “IN2MF di Istanbul memperkenalkan keindahan tekstil Indonesia dalam desain modest fashion yang inovatif, stylish, dan berkelanjutan. Dengan mengintegrasikan tekstil dan budaya Indonesia ke dalam mode, IN2MF di Istanbul diharapkan dapat menawarkan pengalaman berbeda bagi industri mode global,” jelas Ita Rulina

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

M. Night Shyamalan Kejutkan Box Office dengan Kisah Menegangkan di Film Trap

BERIKUTNYA

Dialog Indonesia-Australia Perlu Digiatkan untuk Memahami Arsip Sejarah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: