Sound healing ialah praktik tradisional yang memanfaatkan kekuatan getaran suara untuk meningkatkan penyembuhan dan relaksasi pada tubuh seseorang. (Sumber gambar: Freepik)

Hypereport: Sound Healing, Menyembuhkan Diri lewat Terapi Musik

26 August 2024   |   09:54 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Beban kerjaan plus tuntunan kehidupan sehari-hari membuat Angga (26) kesulitan untuk mengelola pikirannya. Rasa lelah yang menumpuk membuatnya selalu memikirkan banyak hal, sampai-sampai dia merasa hidupnya kurang tenang. Nyaris selalu merasa tegang. 
 
Untuk mengatasi kondisinya itu, Angga mencoba ikut kelas meditasi, salah satu bentuk latihan untuk memusatkan dan menjernihkan pikiran, sehingga seseorang bisa merasa lebih tenang, nyaman, dan produktif. Namun, diakuinya, dia merasa kesulitan untuk mengikuti latihan meditasi. 
 
"Untuk meditasi aku [merasa] susah, karena harus duduk, observe dan mindful gitu, tapi sebenarnya pikiran tetap kemana-mana," katanya kepada Hypeabis.id

Baca juga laporan terkait: 
Merasa kurang cocok dengan meditasi, Angga lantas mencoba kelas sound healing, terapi musik yang bertujuan membantu menenangkan pikiran. Tak disangka, berkat terapi itu, dia mengaku bisa lebih mindful atau berkesadaran secara cepat. Akhirnya, sampai saat ini, Angga rutin mengikuti kelas sound healing semata untuk menjaga kesehatan baik secara lahir maupun batin.
 
"Pas pertama kali cobain sound healing, instantly, itu cepet banget bisa rasanya kaya plong dan konsen gitu. Bisa mindful dan relax dengan cepat. Rasanya ajaib. Makanya akhirnya cobain lagi," katanya. 
 
Sound healing belakangan ini populer sebagai salah satu terapi yang dipercaya dapat membantu menenangkan pikiran, menurunkan stres serta mengobati kecemasan, depresi, hingga gangguan mental.
 
Dikutip dari Very Well Mind, sound healing atau penyembuhan suara adalah praktik tradisional yang memanfaatkan kekuatan getaran suara untuk meningkatkan penyembuhan dan relaksasi pada tubuh seseorang. Metode satu ini juga kerap disebut sound bathing lantaran konsepnya ialah berendam dalam suara dan membiarkannya membasahi seseorang.
 
Saat menjalani sound healing, seseorang akan merasakan pengalaman terkoneksi dengan seluruh tubuh secara mendalam, menggunakan suara dan teknik kesadaran sederhana untuk mengundang proses terapi dan pemulihan yang lembut tapi kuat bagi pikiran dan tubuh.
 
Dengan kata lain, sound healing adalah media untuk mengajak seseorang ke dalam kondisi kesadaran yang lebih dalam hingga melepaskan diri dari rangsangan eksternal dan berfokus pada apa yang terjadi di dalam diri. 
 
Sesi penyembuhan dengan suara dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok. Setiap orang biasanya akan duduk atau berbaring di atas matras yoga atau karpet meditasi. Nantinya, terapis akan menawarkan peserta menggunakan penutup mata, bantal leher, bantal duduk, atau selimut, untuk membantu merasa nyaman.
 
Selama sesi berlangsung, terapis akan memandu setiap peserta untuk fokus pada suara-suara seperti suara mereka, napas, dan berbagai suara yang dihasilkan dari sejumlah instrumen seperti bunyi genta lonceng, garpu tala, gong, dan mangkuk Tibet ataupun multi-instrumen.
 
Suara yang dihasilkan umumnya tidak merdu seperti musik, melainkan suara-suara yang cukup kuat yang dapat dirasakan dalam kondisi konsentrasi. Meskipun penyembuhan dengan suara sering kali menciptakan rasa rileks yang mendalam, terkadang hal itu bisa menjadi sangat intens.
 
Ketika mendengarkannya, seseorang mungkin akan merasa senang, marah, sedih, atau kesal tentang pikiran atau kenangan yang muncul, hingga menangis selama sesi. 

Baca juga: Terapi Musik Kian Diminati, Ini Penyebab dan Tantangannya
 

Ilustrasi sound healing. (Sumber gambar: shkrabaanthony/Pexels)

Ilustrasi sound healing. (Sumber gambar: shkrabaanthony/Pexels)

Praktisi Sound Bathing Deece Dewayani mengatakan selama tiga tahun terakhir, tren peminat sound healing mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan salah satunya dengan makin banyaknya studio yoga yang juga memasukkan sesi sound healing sebagai pilihan terapi. Plus, makin banyak juga fasilitator yang menekuni terapi ini. 
 
Ada banyak faktor yang mendorong orang-orang mencoba sound healing, utamanya adalah mereka yang tengah merasa kurang istirahat atau burnout, lalu butuh istirahat sejenak dan melambat (slowing down) untuk beberapa saat.
 
"Sound healing ini efektif untuk mereka yang sulit mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Mengajak untuk belajar rasa, observing tubuhnya, belajar lebih rileks. Ketika detak jantung melambat, otomatis jadi rileks lalu bisa berpikir lebih jernih," jelasnya.
 
Deece menjelaskan cara kerja sound healing mengarah pada brainwave treatment, yakni proses terapi yang tujuannya adalah mengubah gelombang otak beta (keadaan ketika seseorang sedang beraktivitas atau di bawah tekanan), ke gelombang otak delta (keadaan benar-benar tertidur atau disebut deep sleep), yang sangat bergantung pada gelombang otak.
 
"Ketika kita deep rest, sel tubuh bisa meregenerasi. Makanya walaupun sound healing cuma satu jam, bangun-bangun rasanya fresh karena istirahat atau tidurnya berkualitas," katanya.
 
Deece menuturkan dengan sistem kerja seperti itu, sound healing bisa menjadi pilihan terapi untuk orang-orang yang tengah stres. Suara yang dihasilkan dari instrumen bisa membantu seseorang lebih fokus dan tenang lantaran detak jantungnya melambat, sehingga lebih rileks. 
 
Meski demikian, untuk mendapatkan manfaat tersebut, diperlukan konsistensi dalam latihan. Sebab, kegiatan untuk diam dan melambat sejenak bagi sebagian orang boleh jadi akan terasa sulit, lantaran hampir sepanjang hidupnya selalu sibuk dengan berbagai aktivitas. Plus, konsistensi juga diperlukan untuk mengetahui apakah seseorang cocok dan bisa mendapatkan manfaat dari terapi itu sendiri. 
 
"Supaya bisa maksimal dapat manfaatnya harus terbuka, jujur sama diri sendiri, dan reseptif. Mau terapi apa pun, ketika kita reseptif, kita jujur sama kebutuhan kita, it will work," imbuhnya. 

Baca juga: Ternyata Musik Bisa Menjadi Terapi Ajaib untuk Kesehatan
 
Dosen Peminatan Terapi Musik di Universitas Pelita Harapan (UPH) Kezia Karnilla Putri menjelaskan istilah terapi musik merujuk pada pengertian penggunaan musik dalam bentuk kegiatan aktif maupun reseptif, yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia baik secara aspek kognitif, emosional, fisik dan spiritual.
 
"Untuk bisa dikatakan terapi musik, harus difasilitasi oleh seorang terapis musik profesional, mereka yang sudah lulus dari program terapi musik minimal S1," katanya. 
 
Kezia mengatakan berbeda dengan di luar negeri yang telah diterapkan dalam banyak kebutuhan untuk berbagai kalangan usia, terapi musik di Indonesia kebanyakan masih sebatas digunakan untuk orang-orang berkebutuhan khusus dan sebagai bagian dari rehabilitasi medis di rumah sakit. 
 
Ada dua teknik yang digunakan dalam terapi musik yakni aktif dan reseptif. Dalam teknik terapi musik aktif, klien akan diajak terlibat untuk bermain musik sebagai bagian dari proses terapi, sedangkan pada teknik reseptif, peserta hanya diajak untuk mendengarkan musik.
 
Meski kebanyakan orang lebih populer dengan teknik reseptif, sebenarnya jenis teknik aktif justru yang paling banyak digunakan untuk terapi. Misalnya, terapi untuk melatih memori dengan kegiatan menggubah lagu, terapi motorik dengan permainan alat musik, ataupun kegiatan proses penulisan lagu untuk terapi kesehatan mental seperti trauma, depresi, dan gangguan kecemasan. 
 
"Dari cerita mereka, dibuat lagu. Nanti dari lagunya mungkin ada bagian yang bisa menunjukkan kekuatan diri mereka atau bagaimana mereka pulih sehingga itu bisa menjadi pengingat," jelasnya. 
 
Adapun, semua genre maupun alat musik bisa digunakan untuk terapi musik, selama instrumennya aman dan penggunaannya sesuai dengan tujuan objektif dari terapi itu sendiri. 

Baca juga: Seni Lukis Jadi Terapi untuk Anak Berkebutuhan Khusus

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Sering Dikira Mirip Cacar, Ini Gejala & Karakteristik Khusus Mpox yang Wajib Diketahui

BERIKUTNYA

Hypereport: 10 Metode Art Therapy Unik di Dunia, Membuat Film sampai Bermain Peran

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: