Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024. (sumber foto: Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti)

Hypereport: Booming Pameran Bawa Potensi Besar di Semester 2/2024

12 August 2024   |   06:30 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Bisnis pameran dan ekspo di Indoensia pada semester 2/2024 masih akan menunjukkan potensinya. Kondisi ekonomi Merah Putih yang diperkirakan masih menunjukkan pertumbuhan sampai akhir tahun ini menjadi faktor pendorong utama industri.

Kini, para pelaku usaha tengah bersiap-siap mengadakan berbagai pameran dan ekspo di sejumlah wilayah di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia pada semester pertama tahun ini atau enam bulan pertama 2024 menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,08 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama.

Pertumbuhan ini diperkirakan akan tetap terjadi hingga akhir tahun. Dana Moneter Indonesia (International Monetary Fund/IMF) – dalam laporan World Economic Forum yang rilis pada Juli 2024 – memperkirakan ekonomi Indonesia pada akhir tahun tumbuh mencapai 5 persen.

Baca juga laporan terkait:
1. Hypereport: Meneropong Kreativitas Pelaku Bisnis MICE Mengemas Event Besar
2. Hypereport: Menjaga Ingar Bingar Konser Musik Makin Berisik
3. Hypereport: Agenda Konser Musik Akbar Siap Mengguncang Indonesia hingga Akhir Tahun
4. Hypereport: Potensi MICE dalam Event Olahraga, Menggali Peluang Ekonomi Lewat Sport Tourism
5. Hypereport: Daftar Pameran yang Siap Digelar Paruh Kedua 2024, Expo Buku hingga Wedding
 


Pertumbuhan ini tercatat lebih besar jika dibandingkan dengan negara seperti, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, dan sejumlah negara lainnya (Lihat tabel). Kondisi ini membuat Indonesia terlihat “Seksi” di mata para pelaku usaha.

Kondisi tersebut membuat banyak pihak ingin merebut pasar Indonesia. Salah satu di antaranya adalah dengan melakukan pameran dan expo, sehingga bisnis ini masih akan legit sepanjang enam bulan kedua 2024. Bisnis pameran dan expo yang masih potensial ini juga diungkapkan oleh para pelaku usaha yang berkecimpung di dalamnya.

Lia Indriasari, Country Manager Indonesia PT Pamerindo Indonesia, mengatakan bahwa manajemen melihat ada peningkatan permintaan untuk pameran dan expo dari berbagai industri seiring dengan pemulihan ekonomi setelah pandemi dan peningkatan aktivitas bisnis. 

“Pada semester 2/2024, potensi bisnis pameran atau expo di Indonesia terlihat sangat menjanjikan,” ujarnya kepada Hypeabis.id.

Tidak hanya itu, perekonomian yang stabil, pemulihan pasar, dan peningkatan infrastruktur acara di kota-kota besar juga menjadi faktor pendukung yang signifikan terhadap bisnis pameran dan ekspo di Indonesia.

Dia menjelaskan, perusahaan-perusahaan di dalam negeri memiliki peluang yang lebih besar untuk mempromosikan produk yang dimiliki ketika pertumbuhan ekonomi di Indonesia stabil dan pasar mengalami pemulihan.

Adapun, infrastruktur yang mengalami peningkatan di dalam negeri juga memberikan dorongan kepada bisnis pameran dan ekspo lantaran dapat membuat penyelenggaraan lebih berkualitas.

Selain itu, dukungan pemerintah terhadap bisnis pameran dan ekspo juga menjadi salah satu pemberi dorongan positif. Di sisi lain, tren pameran hibrida yang menggabungkan format fisik dan virtual terus diimplementasikan sejak era endemi, sehingga menawarkan fleksibilitas dan akses lebih luas kepada masyarakat.

“Dukungan pemerintah dalam bentuk fasilitas dan insentif mempermudah penyelenggaraan, sementara permintaan pasar untuk membangun networking dan promosi produk semakin tinggi,” ujarnya.

Senada, Chief Executif Officer (CEO) PT Amara Tujuh Perjuangan (Sevent Event) Andy Wismarysah mengungkapkan bahwa bisnis pameran dan ekspo pada semester 2 tahun ini makin menarik secara keseluruhan.

“Geliat ekonomi Indonesia yang masih bagus menjadi faktor pendorong bisnis pameran dan ekspo di Indonesia kian potensial pada semester kedua tahun ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan mencapai 5 persen menunjukkan industri di dalam negeri akan mengalami kemajuan," katanya.

Industri yang bergerak maju berarti bisnis pameran juga akan mengalami perkembangan. Bisnis pameran dan ekspo akan berbanding lurus dengan kondisi industri di dalam negeri.

“Tapi kalau ada industri yang turun, enggak mungkin pamerannya bagus, karena enggak mungkin dia terbalik, karena dia kan berbandingnya lurus ya,” ujarnya.

Meskipun bisnis pameran dan ekspo di dalam negeri pada semester dua tahun ini diperkirakan masih potensial, Linda dan Andy setuju bahwa sejumlah tantangan masih akan dihadapi oleh pelaku usaha, baik dari dalam maupun luar negeri.

Meski demikian, pelaku usaha pameran dan expo kerap dihadapi berbagai tantangan. Ketidakpastian ekonomi global dan perubahan regulasi bisa mempengaruhi daya beli dan kepatuhan perizinan, sehingga diperlukan strategi pemasaran yang fleksibel dan inovatif. Selain itu, kemajuan teknologi menuntut investasi dalam digitalisasi untuk tetap relevan di pasar yang semakin kompetitif.

Tantangan utama lainnya adalah keterbatasan tempat acara dan proses perizinan, terutama untuk visa bisnis bagi peserta asing. Peserta pameran internasional yang datang ke Indonesia umumnya mencari pasar untuk produk mereka sebelum berinvestasi. Dampak ekonominya pun signifikan, karena mereka membelanjakan lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan biasa.

Tempat yang terbatas sering kali membuat pelaku usaha kesulitan mendapatkan slot waktu yang tepat. Dampak ekonomi dari pameran cukup besar, terutama bagi peserta internasional yang berkontribusi lebih banyak dibandingkan pengunjung biasa.

Untuk mengatasi tantangan ini, riset pasar, inovasi, kolaborasi, dan peningkatan layanan menjadi kunci agar bisnis pameran dan expo tetap kompetitif dan menarik.


RENCANA KE DEPAN

Pada semester II/2024, baik Pamerindo Indonesia maupun Seven Event akan mengadakan berbagai macam pameran dan ekspo di dalam negeri. Linda mengungkapkan bahwa manajemen sedang menyiapkan berbagai pameran dan expo yang berfokus terhadap sektor industri energi, engineering, lifestyle, food ingredients, manufacturing, dan packaging.

Proses persiapan sudah mencapai 70 persen-90 persen dan kini berada di tahap finalisasi. Koordinasi dengan pihak internal serta pihak-pihak terkait seperti exhibitor, official partner, asosiasi pendukung, dan media rekanan sedang berlangsung untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Dalam penyelenggaraan ajang tersebut, manajemen menghadapi tantangan seperti koordinasi antara semua pihak yang terlibat, termasuk dengan lembaga pemerintahan terkait dan penanganan situasi tidak terduga seperti cuaca buruk atau masalah teknis.

“Menarik minat dan keterlibatan pengunjung selama acara juga merupakan tantangan yang perlu diatasi, serta penyesuaian terhadap kondisi sekitar,” ujar Linda.

Dia menambahkan, Pamerindo Indonesia menerapkan inovasi seperti membuat konten acara yang berbeda setiap tahunnya, membuat materi seminar dengan manfaat lebih bagi pengunjung, pendekatan berkelanjutan, hingga implementasi teknologi terbaru untuk meningkatkan pengalaman pameran.

Sementara itu, Sevent Event juga telah melakukan berbagai persiapan terkait pameran dan ekspo yang akan diselenggarakan pada semester kedua tahun ini. Menurut Andy, rata-rata persiapan ajang tersebut sampai 90 persen.

Manajemen juga akan mengadakan beragam inovasi. Salah satu contohnya adalah mendatangkan ribuan mobil yang dapat dicoba oleh pengunjung saat ajang Jakarta Auto Week 2024. Tidak hanya itu, pameran otomotif ini juga akan diadakan di tempat yang berbeda, yakni di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Hypereport: Agenda Konser Musik Akbar Siap Mengguncang Indonesia hingga Akhir Tahun

BERIKUTNYA

Aksi Dewa 19 feat Ari Lasso & Virzha Bawa Romantisisme di 90s Festival

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: