Hypereport: Menjaga Ingar Bingar Konser Musik Makin Berisik
11 August 2024 |
22:15 WIB
Ingar bingar perhelatan konser musik di Indonesia masih akan berlanjut hingga akhir tahun nanti. Memasuki paruh kedua 2024, geliat panggung pertunjukan musik makin ramai dengan kedatangan sejumlah penyanyi internasional dan festival-festival besar berskala dunia.
Menggeliatnya konser di dalam negeri tak lepas dari euforia masyarakat Indonesia yang sepertinya selalu haus akan pertunjukan musik. Hal ini misalnya tecermin dalam survei terbaru pembayaran digital Visa 2024.
Dalam survei tersebut, masyarakat Indonesia menduduki peringkat tiga di Asia Pasifik dalam hal menghadiri konser pada 2023, baik lokal maupun internasional, dengan persentase 40 persen. Indonesia berada di posisi itu setelah India dengan angka sebesar 45 persen, dan Vietnam 41 persen.
Baca juga: Hypereport: Meneropong Kreativitas Pelaku Bisnis MICE Mengemas Event Besar
Tak jauh berbeda, survei dari Populix berjudul Beyond Borders: A Study of Indonesian Concert-Goers Behavior menunjukkan hasil senada. Sebanyak 77 persen responden Indonesia mengutarakan antusiasme yang besar terhadap gelaran konser musik.
Sebanyak 42 persen responden mengatakan mereka telah menghadiri konser musik, dengan 32 persen di antaranya mengaku telah menghadiri lebih dari tiga kali dalam setahun terakhir.
Jika dilihat lebih seksama, konser musik di Indonesia tidak hanya terpaku pada satu genre musik saja, tapi sangat beragam. Sejumlah genre selain pop, seperti dari jazz, rock, hiphop, hingga EDM (electronic dance music) kini makin menemukan penikmat hingga menjadi hajatan rutin yang digelar di Tanah Air dengan kualitas yang membaik.
Pengamat musik Mudya Mustamin mengatakan perkembangan industri konser musik di Indonesia memang makin pesat dan dinamis. Ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah festival musik besar dan konser internasional yang digelar di dalam negeri.
Dari segi manajemen, konser atau festival juga terasa lebih inklusif. Hal ini bisa dilihat dari cara promotor meramu konsernya, rangkaian acara, promosi, dampai penjualan tiket yang nyaris tak ada kendala dari tataran penonton.
Mudya mengatakan saat ini kolaborasi dalam menggelar konser musik juga makin baik, termasuk dari pemerintah. Jika sebelumnya industri ini seolah berjalan sendiri, kini pertunjukan musik mulai dilirik. Hal ini tak lepas dari efek ekonomi yang besar dari tiap kali penyelenggaraan konser.
Kendati demikian, masih ada beberapa hal yang memang bisa diperbaiki. Salah satunya ialah perihal merapikan persoalan perizinan dan perlindungan pada konsumen. Harapannya tak ada lagi konser-konser yang gagal digelar. Kalau pun ada, proses refund bisa berjalan dengan semestinya.
“Namun, pelan-pelan sekarang mulai ada kebijakan untuk menerapkan sistem pengajuan perizinan event secara online dari pemerintah, di mana bisa menjadi percepatan yang positif dalam dunia showbiz,” jelas Mudya kepada Hypeabis.id.
Direktur Radar sekaligus Program Director Jakarta Music Con 2024 Kukuh Rizal mengatakan bahwa industri musik Indonesia saat ini bisa dibilang tengah memasuki generasi emas. Tak hanya skala lokal, secara global saat ini juga lagi ada banyak yang noleh ke Indonesia.
“Kita tuh lagi disebut negara 1 juta dolar. Ini karena potensinya, baik musisi maupun market. Saat ini mulai banyak music company yang investasi di Indonesia dan banyak hal lain,” imbuhnya.
Menurut Kukuh yang juga Co Founder Sun Eater ini menilai paling penting saat ini adalah menjaga ekosistem agar tetap berkelanjutan. Menurutnya, jangan sampai euforia ini hanya berlangsung singkat karena tak dikelola dengan baik.
Daftar gelaran konser musik di Indonesia seolah kini tak ada habisnya. Tiap akhir pekan, selalu ada pilihan untuk menonton aksi musisi di atas panggung, dari artis lokal, Korea, hingga western sekali pun.
Salah satu gelaran yang cukup ditunggu memasuki paruh kedua 2024 adalah konser Sheila on 7 bertajuk Tunggu Aku di. Setelah sukses digelar di Jakarta setahun yang lalu, Sheila on 7 melanjutkan konser tunggalnya ini ke sejumlah daerah lain tahun ini.
Grup band asal Yogyakarta tersebut akan membawa konsep konser Tunggu Aku di lima kota lainnya, yakni Samarinda, Makassar, Pekanbaru, Medan, dan Bandung.
CEO Antara Suara, Andri Verraning Ayu, mengatakan penjualan tiket konser Sheila on 7 sangat baik. Dirinya bahkan perlu memindahkan tiga lokasi konsernya agar mendapat venue yang lebih baik.
Ketika tiket konser dibuka lagi di lokasi baru tersebut, penjualannya pun sama baiknya. “Hampir seluruh tiket terjual habis dalam waktu 90 menit di setiap kota,” tuturnya.
Meski secara industri ini sangat baik, Ayu mengatakan salah satu tantangan dalam menggelar konser musik, terutama yang berada di daerah, adalah venue. Pasalnya, di daerah-daerah, pilihan tempat konsernya makin sedikit lagi.
Hal ini kerap menyulitkan promotor saat ingin mengadakan konser musik di daerah tersebut. Dalam project ini misalnya, Ayu dan para personel Sheila on 7 cukup kesulitan menentukan venue.
“Kadang-kadang, lokasi konser itu hanya berupa lahan kosong. Sama sekali tidak ada apa-apa. Jadi terkadang promotor butuh upaya ekstra untuk membangun lokasi tersebut menjadi layak,” imbuhnya.
Kemudian, yang tak kalah ditunggu tahun ini tentu ada Pestapora 2024. Festival yang diinisiasi oleh Rizky Aulia alias Kiki Ucup ini bakal digelar selama tiga hari yakni pada 20-22 September 2024 di Gambir Expo & Hall D2 JIExpo Kemayoran Jakarta.
Sejauh ini, sudah ada sekitar 162 nama musisi yang telah diumumkan akan tampil di Pestapora 2024. Mereka adalah musisi lintas genre dan generasi, dari Afgan, Mocca, Project Pop, King Nassar, JKT48, bahkan hingga ada Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan menjadi salah satu penampil di Pestapora 2024.
Kemudian, bulan setelahnya, ada Synchronize Fest 2024 yang bakal kembali digelar pada 4-6 Oktober 2024. Festival besar di Indonesia ini akan berlangsung di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Selain ratusan penampil yang akan hadir, tahun ini mereka juga akan membawa 13 Special Line up yang menarik. Salah satunya adalah tribut untuk mendiang Benyamin Sueb yang bertajuk Brang Breng Brong: Benyamin Bikin Ketributan. Ada pula line up untuk merayakan lagu anak-anak, yaitu Lagu Anak Masa ke Masa, dan masih banyak lagi.
Kemudian, untuk gelaran konser internasional di paruh kedua 2024 juga bakal lebih meriah. Pada 7 September akan ada Red Velvet, 13 dan 14 September ada Bruno Mars, hingga 9 November ada Dua Lipa, dan masih banyak lagi.
Pada 10-11 Agustus 2024 pun sukses digelar Festival 90an yang menghadirkan para musisi dan grup band populer seperti PAS Band, Rumahsakit Band, musisi kawakan Fariz RM, hingga grup metal asal AS, Steelheart yang berlangsung di Gambir Expo, Jakarta.
Editor: Fajar Sidik
Menggeliatnya konser di dalam negeri tak lepas dari euforia masyarakat Indonesia yang sepertinya selalu haus akan pertunjukan musik. Hal ini misalnya tecermin dalam survei terbaru pembayaran digital Visa 2024.
Dalam survei tersebut, masyarakat Indonesia menduduki peringkat tiga di Asia Pasifik dalam hal menghadiri konser pada 2023, baik lokal maupun internasional, dengan persentase 40 persen. Indonesia berada di posisi itu setelah India dengan angka sebesar 45 persen, dan Vietnam 41 persen.
Baca juga: Hypereport: Meneropong Kreativitas Pelaku Bisnis MICE Mengemas Event Besar
Tak jauh berbeda, survei dari Populix berjudul Beyond Borders: A Study of Indonesian Concert-Goers Behavior menunjukkan hasil senada. Sebanyak 77 persen responden Indonesia mengutarakan antusiasme yang besar terhadap gelaran konser musik.
Sebanyak 42 persen responden mengatakan mereka telah menghadiri konser musik, dengan 32 persen di antaranya mengaku telah menghadiri lebih dari tiga kali dalam setahun terakhir.
Jika dilihat lebih seksama, konser musik di Indonesia tidak hanya terpaku pada satu genre musik saja, tapi sangat beragam. Sejumlah genre selain pop, seperti dari jazz, rock, hiphop, hingga EDM (electronic dance music) kini makin menemukan penikmat hingga menjadi hajatan rutin yang digelar di Tanah Air dengan kualitas yang membaik.
Pengamat musik Mudya Mustamin mengatakan perkembangan industri konser musik di Indonesia memang makin pesat dan dinamis. Ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah festival musik besar dan konser internasional yang digelar di dalam negeri.
Dari segi manajemen, konser atau festival juga terasa lebih inklusif. Hal ini bisa dilihat dari cara promotor meramu konsernya, rangkaian acara, promosi, dampai penjualan tiket yang nyaris tak ada kendala dari tataran penonton.
Mudya mengatakan saat ini kolaborasi dalam menggelar konser musik juga makin baik, termasuk dari pemerintah. Jika sebelumnya industri ini seolah berjalan sendiri, kini pertunjukan musik mulai dilirik. Hal ini tak lepas dari efek ekonomi yang besar dari tiap kali penyelenggaraan konser.
Kendati demikian, masih ada beberapa hal yang memang bisa diperbaiki. Salah satunya ialah perihal merapikan persoalan perizinan dan perlindungan pada konsumen. Harapannya tak ada lagi konser-konser yang gagal digelar. Kalau pun ada, proses refund bisa berjalan dengan semestinya.
“Namun, pelan-pelan sekarang mulai ada kebijakan untuk menerapkan sistem pengajuan perizinan event secara online dari pemerintah, di mana bisa menjadi percepatan yang positif dalam dunia showbiz,” jelas Mudya kepada Hypeabis.id.
Generasi Emas
Direktur Radar sekaligus Program Director Jakarta Music Con 2024 Kukuh Rizal mengatakan bahwa industri musik Indonesia saat ini bisa dibilang tengah memasuki generasi emas. Tak hanya skala lokal, secara global saat ini juga lagi ada banyak yang noleh ke Indonesia.“Kita tuh lagi disebut negara 1 juta dolar. Ini karena potensinya, baik musisi maupun market. Saat ini mulai banyak music company yang investasi di Indonesia dan banyak hal lain,” imbuhnya.
Menurut Kukuh yang juga Co Founder Sun Eater ini menilai paling penting saat ini adalah menjaga ekosistem agar tetap berkelanjutan. Menurutnya, jangan sampai euforia ini hanya berlangsung singkat karena tak dikelola dengan baik.
Daftar gelaran konser musik di Indonesia seolah kini tak ada habisnya. Tiap akhir pekan, selalu ada pilihan untuk menonton aksi musisi di atas panggung, dari artis lokal, Korea, hingga western sekali pun.
Salah satu gelaran yang cukup ditunggu memasuki paruh kedua 2024 adalah konser Sheila on 7 bertajuk Tunggu Aku di. Setelah sukses digelar di Jakarta setahun yang lalu, Sheila on 7 melanjutkan konser tunggalnya ini ke sejumlah daerah lain tahun ini.
Grup band asal Yogyakarta tersebut akan membawa konsep konser Tunggu Aku di lima kota lainnya, yakni Samarinda, Makassar, Pekanbaru, Medan, dan Bandung.
CEO Antara Suara, Andri Verraning Ayu, mengatakan penjualan tiket konser Sheila on 7 sangat baik. Dirinya bahkan perlu memindahkan tiga lokasi konsernya agar mendapat venue yang lebih baik.
Ketika tiket konser dibuka lagi di lokasi baru tersebut, penjualannya pun sama baiknya. “Hampir seluruh tiket terjual habis dalam waktu 90 menit di setiap kota,” tuturnya.
Meski secara industri ini sangat baik, Ayu mengatakan salah satu tantangan dalam menggelar konser musik, terutama yang berada di daerah, adalah venue. Pasalnya, di daerah-daerah, pilihan tempat konsernya makin sedikit lagi.
Hal ini kerap menyulitkan promotor saat ingin mengadakan konser musik di daerah tersebut. Dalam project ini misalnya, Ayu dan para personel Sheila on 7 cukup kesulitan menentukan venue.
“Kadang-kadang, lokasi konser itu hanya berupa lahan kosong. Sama sekali tidak ada apa-apa. Jadi terkadang promotor butuh upaya ekstra untuk membangun lokasi tersebut menjadi layak,” imbuhnya.
Kemudian, yang tak kalah ditunggu tahun ini tentu ada Pestapora 2024. Festival yang diinisiasi oleh Rizky Aulia alias Kiki Ucup ini bakal digelar selama tiga hari yakni pada 20-22 September 2024 di Gambir Expo & Hall D2 JIExpo Kemayoran Jakarta.
Sejauh ini, sudah ada sekitar 162 nama musisi yang telah diumumkan akan tampil di Pestapora 2024. Mereka adalah musisi lintas genre dan generasi, dari Afgan, Mocca, Project Pop, King Nassar, JKT48, bahkan hingga ada Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan menjadi salah satu penampil di Pestapora 2024.
Kemudian, bulan setelahnya, ada Synchronize Fest 2024 yang bakal kembali digelar pada 4-6 Oktober 2024. Festival besar di Indonesia ini akan berlangsung di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Selain ratusan penampil yang akan hadir, tahun ini mereka juga akan membawa 13 Special Line up yang menarik. Salah satunya adalah tribut untuk mendiang Benyamin Sueb yang bertajuk Brang Breng Brong: Benyamin Bikin Ketributan. Ada pula line up untuk merayakan lagu anak-anak, yaitu Lagu Anak Masa ke Masa, dan masih banyak lagi.
Kemudian, untuk gelaran konser internasional di paruh kedua 2024 juga bakal lebih meriah. Pada 7 September akan ada Red Velvet, 13 dan 14 September ada Bruno Mars, hingga 9 November ada Dua Lipa, dan masih banyak lagi.
Pada 10-11 Agustus 2024 pun sukses digelar Festival 90an yang menghadirkan para musisi dan grup band populer seperti PAS Band, Rumahsakit Band, musisi kawakan Fariz RM, hingga grup metal asal AS, Steelheart yang berlangsung di Gambir Expo, Jakarta.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.