Bisnis MICE masih akan prospektif hingga akhir tahun 2024. (Sumber gambar: situs resmi Kemenparekraf RI)

Hypereport: Meneropong Kreativitas Pelaku Bisnis MICE Mengemas Event Besar

11 August 2024   |   19:05 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Industri kegiatan pertemuan, insentif, konvensi dan pameran atau MICE masih menunjukkan tren yang positif sepanjang semester I/2024. Namun, di tengah pertumbuhan tersebut, para pelaku usaha MICE seperti event organizer (EO) dan promotor dituntut untuk terus melakukan inovasi dari segi acara, serta meningkatkan profesionalisme demi kelancaran dan keamanan sejumlah agenda.
 
Sejumlah agenda MICE yang telah berlangsung pada semester I/2024 mencatatkan pencapaian yang cukup menggembirakan. World Water Forum misalnya, agenda yang berlangsung di Bali pada 18-25 Mei 2024 itu dilaporkan meningkatkan aktivitas perekonomian nasional sebesar 0,374 persen dengan total perputaran uang diperkirakan sebesar Rp1,38 triliun, menurut data dari Kemenparekraf. Sementara dari sisi penyerapan lapangan kerja tercatat sebanyak 10.479 orang
 
Lalu contoh lain ada Jakarta Fair Kemayoran yang tahun ini berlangsung pada 12 Juni hingga 14 Juli 2024. Selama 33 hari penyelenggaraannya, pameran multiproduk terbesar di kawasan Asia Tenggara itu mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp7,5 triliun. Angka ini meningkat dari 2023 yang meraup nilai transaksi sebesar Rp7,3 triliun. 
 


Baca juga laporan terkait:
1. Hypereport: Menjaga Ingar Bingar Konser Musik Makin Berisik

2. Hypereport: Agenda Konser Musik Akbar Siap Mengguncang Indonesia hingga Akhir Tahun
3. Hypereport: Booming Pameran Bawa Potensi Besar di Semester 2/2024
4. Hypereport: Daftar Pameran yang Siap Digelar Paruh Kedua 2024, Expo Buku hingga Wedding

5. Hypereport: Potensi MICE dalam Event Olahraga, Menggali Peluang Ekonomi Lewat Sport Tourism 
 
Bisnis MICE pun diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan hingga akhir tahun 2024. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Kongres & Konvensi Indonesia (DPP INCCA) Iqbal Alan Abdullah mengatakan pada 2024, bisnis MICE di Indonesia diprediksi dapat tumbuh berkisar 12-17 persen dibandingkan dengan 2023.
 
"Bisnis MICE di Indonesia sangat potensial. Kami perkirakan bisa tumbuh berkisar 12-17 persen pada 2024," katanya dalam keterangan resminya dikutip dari Bisnis.com.

Nilai Belanja MICE Nasional 
  • 2021: US$1,95 miliar (pandemi)
  • 2022: US$2,23 miliar (pandemi)
  • 2023: Rp45 triliun (US$3 miliar)
  • 2024 (proyeksi): Rp52 triliun-Rp54 triliun (US$3,2 miliar-US$3,4 miliar)
Sumber: Asosiasi Kongres & Konvensi Indonesia, 2024.
 
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menuturkan Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan industri MICE. Indonesia, menurutnya, memiliki destinasi tujuan MICE skala internasional yang ditunjang fasilitas penginapan, transportasi, hingga gedung pertemuan berstandar internasional.
 
Sandi juga menyebut bahwa MICE memiliki kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian masyarakat, karena turis MICE ditengarai mempunyai pengeluaran (spending) 3-4 kali lebih besar dari leisure, memiliki lama tinggal lebih panjang, dan kegiatan MICE berskala internasional merupakan ajang promosi yang efektif bagi Indonesia di kancah global.
 
Adapun, sejumlah event internasional yang akan digelar di Indonesia pada 2024 di antaranya The 2nd SouthEast Asia Business Forum (SEABEF), The 2nd World Islamic Entrepreneur Summit (WIES), The 10th World Water Forum (WWF) – Fair & Expo. "Kemenparekraf juga terus mempromosikan Indonesia sebagai tujuan MICE kelas dunia," katanya dikutip dari situs resmi Kemenparekraf.
 
Pertumbuhan industri MICE juga tecermin dari kinerja PT Dyandra Media International Tbk, salah satu perusahaan besar yang bergerak di bisnis MICE, yang melaporkan pendapatan mereka sebesar Rp383,4 miliar pada kuartal I/2024. Angka ini naik 4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
 
Pendapatan tersebut didominasi dari pendapatan bisnis event/exhibition organizer sebesar 81 persen, yang mencakup event/exhibition organizer, convention organizer, brand activation, konser musik, konservasi alam, dan operator venue. Dengan melihat prospek bisnis sampai dengan akhir tahun 2024, mereka pun optimistis dapat mendongkrak pendapatan sampai dengan 10 persen pada 2024.
 
Presiden Direktur PT Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung mengatakan potensi pasar industri MICE yang terus tumbuh positif disebabkan oleh pulihnya industri pariwisata serta meningkatnya kebutuhan akan pertemuan tatap muka pascapandemi beberapa waktu lalu. Selain itu, dukungan pemerintah dan sektor swasta untuk mempromosikan destinasi wisata lewat MICE turut mendorong pertumbuhan ini.
 
"Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang MICE, pertumbuhan ini akan menjadi angin segar. Prediksi mengenai pertumbuhan ini akan kami jadikan motivasi untuk memberikan yang terbaik dengan penyelenggaraan acara-acara yang menarik dan kreatif bagi masyarakat," katanya kepada Hypeabis.id.
 
Menurutnya, bisnis MICE masih sangat potensial karena beberapa faktor, seperti kebutuhan perusahaan untuk menyelenggarakan pertemuan dan acara yang lebih besar, serta perkembangan teknologi yang mempermudah penyelenggaraan acara.
 
Termasuk, kebutuhan untuk mempromosikan industri atau bisnis tertentu seperti waralaba, furnitur, otomotif, dan lain-lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, dukungan infrastruktur yang memadai dan destinasi wisata yang menarik juga menambah daya pikat bisnis ini.
 
Di tengah potensi itu, Dyandra Promosindo akan terus menyelenggarakan berbagai acara besar, termasuk pameran otomotif, pameran waralaba, festival musik, hingga konferensi regional tingkat ASEAN, yang akan berlangsung hingga akhir tahun 2024 dan 2025.
 
Beberapa event yang akan diselenggarakan pada sisa tahun ini meliputi International Franchise License and Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2024, Jakarta Wedding Festival (JWF) 2024, PROJEK D Music Festival VOL.3, Kickfest Malang dan Bandung, Willow Baby Expo (WILBEX) 2024, ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2024 dan Halal Indonesia International Industry Expo 2024.
 
Sedangkan pada 2025 mendatang, beberapa event yang akan diselenggarakan termasuk Indonesia International Motor Show (IIMS), Indonesia International Furniture Expo (IFEX), PERIKLINDO Electric Vehicle Show (PEVS), Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition, dan Indonesia International Motor Show (IIMS)-Surabaya.
 
Daswar juga menjelaskan pihaknya menggunakan berbagai strategi promosi untuk menjangkau pengunjung yang lebih luas, termasuk wisatawan mancanegara. Strategi ini meliputi pemasaran digital, kolaborasi dengan berbagai asosiasi internasional, partisipasi dalam pameran global, dan publikasi/promosi melalui media sosial serta platform pemasaran lainnya. 
 
"Kami juga kerap bekerja sama dengan pameran di negara lain untuk mempromosikan pameran Dyandra Promosindo, seperti promosi IFEX di Index New Delhi, India dan ada promosi AEBF di Future Energy Asia di Bangkok, Thailand," tuturnya.
 
Daswar menilai, meskipun diprediksi akan tumbuh pesat, industri MICE masih memiliki tantangan yang harus dihadapi, seperti ketidakpastian ekonomi global, persaingan yang kompetitif, dan perubahan kebutuhan audiens. Di tengah tantangan itu, katanya, pihaknya pun berstrategi untuk mengatasinya meliputi peningkatan kualitas layanan, adaptasi teknologi terkini, serta penawaran paket acara yang lebih fleksibel dan inovatif.
 
Inovasi tersebut mencakup penggunaan teknologi terkini untuk memberikan pengalaman terbaru bagi para peserta yang datang, integrasi aplikasi mobile untuk kemudahan akses informasi dan pendaftaran, serta penerapan konsep acara hibrida yang menggabungkan acara fisik dan virtual untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
 
Dia pun menambahkan di tengah potensi bisnis MICE yang sangat potensial, pihaknya berambisi untuk menjadi penyelenggara event terdepan, dengan target peningkatan jumlah pengunjung dan partisipan dari berbagai negara, peningkatan kolaborasi dengan perusahaan global, serta pengembangan portofolio acara yang lebih beragam dan inovatif.
 
"Kami terus berupaya untuk memperluas pangsa pasar industri MICE serta meningkatkan penyelenggaraan event baik lokal maupun internasional serta mendorong sinergi antara bisnis unit," imbuhnya.


Perbanyak Event Skala Internasional 

Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru menilai dengan fasilitas dan potensi yang ada, Indonesia semestinya bisa menghadirkan lebih banyak lagi event-event internasional.
 
Menurutnya, pemerintah bisa merancang isu-isu yang bisa menjadi nilai di tataran internasional, sehingga bisa dibawa pada pertemuan-pertemuan atau konferensi tingkat internasional. 
 
"Perkiraan saya nanti selepas pelantikan presiden dan wakil presiden, kementerian-kementerian akan merancang beberapa agenda atau agenda internasional yang mungkin sekarang belum terealisasi, atau mungkin nanti akan ada gagasan-gagasan baru," katanya.
 
Selain konferensi, agenda MICE lain yang bisa dikembangkan ialah acara-acara yang berkaitan dengan olahraga dan konser musik bertaraf internasional. Hanya, beberapa hal memang masih perlu dibenahi utamanya perihal perizinan yang berbelit.
 
"Hambatannya memang sebagian besar masih karena birokrasi, juga egosektoral. Sehingga ke depannya perlu menjadi perhatian bersama agar tidak muncul egosektoral ketika Indonesia punya gagasan terhadap satu agenda internasional," ucapnya.
 
Chusmeru menilai di tengah geliat bisnis MICE yang terus tumbuh positif, perlu dilakukan sejumlah inovasi dan kolaborasi di kalangan para EO. Misalnya, membuat paket bundling wisata event olahraga dengan wisata desa adat di satu daerah. Dengan begitu, pengalaman pengunjung dalam menikmati event lebih beragam dan menarik.
 
"Misalnya penonton MotoGP di Mandalika bukan hanya menonton balapan, tetapi juga mengunjungi wisata adat desa Sasak. Saya kira inovasi-inovasi seperti itu bisa dilakukan sebetulnya oleh EO," katanya.
 
Selain inovasi dan kolaborasi, hal lain yang juga harus diimprovisasi oleh pelaku usaha MICE ialah dalam hal profesionalisme. Hal ini berkaitan dengan jaminan keamanan dan kenyamanan para pengunjung dalam menikmati event. 

Baca juga: Hypereport: Musisi Muda Bersinar di Industri Musik Digital
 
Chusmeru mengambil contoh konser Bruno Mars yang akan digelar pada September 2024 mendatang. Pihak penyelenggara mesti memastikan keamanan gelaran konser tersebut di tengah munculnya sentimen negatif dari beberapa pihak lantaran dugaan sang musisi mendukung Israel.
 
"Promotor harus meningkatkan profesionalismenya dan membuat counter opinion untuk menjamin keamanan konser tersebut, sehingga Indonesia betul-betul menjadi negara yang enggak ada masalah ketika artis [internasional] kemudian datang ke Indonesia," imbuhnya.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Daftar Fenomena Astronomi Agustus 2024: Ada Formasi Langka Bulan-Jupiter-Mars

BERIKUTNYA

Hypereport: Menjaga Ingar Bingar Konser Musik Makin Berisik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: