Hypereport: Wisata Edutainment Jadi Destinasi Favorit untuk Liburan Keluarga di Indonesia
26 June 2024 |
21:11 WIB
Wisata berbasis edutainment atau education dan entertainment, selalu menjadi destinasi liburan yang banyak dikunjungi keluarga. Sumlah tujuan wisata edutainment di kota-kota besar Indonesia mencatatkan jumlah kunjungan yang tinggi saat periode libur panjang, seperti Lebaran, Natal, dan tahun baru.
Apalagi sekarang wisata edutainment sudah tersebar di beberapa kota besar seluruh Indonesia. Sejumlah tempat wisata ini memiliki serangkaian aktivitas menarik dan edukatif untuk menambah wawasan anak. Selain itu, juga didukung oleh fasilitas dan infrastruktur yang ramah anak dan keluarga.
Salah satu destinasi wisata edutainment yang populer di Indonesia, yakni Jawa Timur Park atau Jatim Park sebagai tempat rekreasi dan taman belajar yang terdapat di Kota Batu, Jawa Timur. Terdapat Jatim Park 1, 2, dan 3 yang masing-masing memiliki konsepnya tersendiri.
Jatim Park 1 lebih ditujukan sebagai taman bermain dan hiburan, Jatim Park 2 dan 3 untuk tempat bermain dan kegiatan edukasi. Wahana rekreasi dan edukasi mencakup Science Center, Galeri Etnik Nusantara, Museum Tubuh The Bagong Adventure, Museum Satwa, Batu Secret Zoo, Dinopark, The Legend Stars, Museum Musik Dunia, dan masih banyak lagi.
Baca juga laporan terkait:
1. Hypereport: Menikmati Liburan Eksploratif ala Farmhouse yang Penuh Aktivitas Seru
2. Hypereport: Vakansi dan Edukasi Mengenal Ragam Satwa Lucu dan Liar
3. Hypereport: Wisata Museum Bangkit dengan Konsep Interaktif
4. Hypereport: Wisata Edutainment Ramah Anak, Penuh Aktivitas Menarik dan Menambah Wawasan
5. Hypereport: Berwisata Sambil Belajar Kearifan Lokal Melalui Desa Wisata
Titik S Ariyanto, Marketing dan public relation manager Jawa Timur Park group memaparkan, setiap tahunnya Jatim Park selalu memiliki peningkatan jumlah pengunjung, terutama saat hari libur nasional. Pada momen libur Tahun Baru mulai 31 Desember 2023 hingga 1 Januari 2023 saja, ada 20-25 ribu wisatawan perharinya. Pada momen Hari Raya Idul Fitri 2023 dilaporkan mencapai 30 ribu wisatawan.
Tingginya jumlah pengunjung menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola untuk mempertahankan kualitas pelayanan, fasilitas, dan infrastruktur untuk meningkatkan levelnya sebagai tempat wisata favorit di kawasan regional, nasional, internasional.
"Jatim Park punya lebih dari 60 wahana yang rutin kami maintenance, setiap hari kita melakukan daily inspection check (DIC), serta menerapkan safety dan pelayanan sesuai SOP," ujarnya.
Mengingat Jatim Park merupakan destinasi wisata yang bergerak di bidang edukasi, ke depannya tak menutup kemungkinan Jatim Park akan terus berinovasi menghadirkan wahana-wahana edukatif lainnya yang menghibur dan menambah wawasan anak sehingga bisa menarik minat pengunjung.
"Kami punya museum satwa, museum angkut, museum musik dunia, dan museum tubuh yang tidak ada duplikasinya di Indonesia," kata Titik pada Hypeabis.id.
Sebut saja, The Bagong Adventure Museum Tubuh yang merupakan museum anatomi tubuh manusia pertama serta terbesar se-Asia Tenggara. Tempat ini memiliki koleksi spesimen tubuh manusia asli yang diawetkan dengan teknik plastinasi sehingga membuatnya terlihat nyata dan hidup.
Terdapat beberapa zona mulai dari Otak, Gigi, Mata, Telinga, Mulut, Hidung, Tulang, Jantung, Hati, Paru-paru, Usus besar, Usus Halus, Lambung, Pembuluh Darah, serta beberapa zona-zona bagian tubuh lainnya. Seluruh spesimen ditata secara menarik dan informatif, sehingga pengunjung dapat mempelajari anatomi tubuh manusia dengan mudah dan menyenangkan
"Kami selalu menciptakan ide-ide baru supaya pengunjung yang datang tidak bosan, biasanya kami kerap mencari referensi-referensi objek wisata di luar negeri melalui media sosial," katanya.
Adapun harga tiket masuk Jatim Park 1, 2, dan 3 bisa berbeda-beda tergantung wahana yang dituju. Tiket masuk Jatim Park 1 dan Museum Tubuh Rp140.000. Tiket masuk Jatim Park 2 seperti Secret Zoo dan Museum Satwa Rp150.000. Tiket masuk Jatim Park 3 The Legend Stars Rp90.000, Dino Park Rp125.000, Museum Musik Dunia Rp60.000, dan Funtech Rp55.000.
Destinasi wisata edutainment lainnya ada Taman Margasatwa Ragunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia, jumlah kunjungan ke Taman Margasatwa Ragunan pada 2020 sebanyak 633 orang, 2021 sebanyak 784 orang, 2022 meningkat pesat sebanyak 6,55 juta orang, dan pada 2023 sebanyak 5.59 orang.
Taman Margasatwa Ragunan, didirikan pada 19 September 1864 di Batavia (sekarang Jakarta) dengan nama Planten en Dierentuin. Destinasi wisata ini dikelola pertama kali oleh perhimpunan penyayang Flora dan Fauna Batavia (Culture Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia). Taman ini berdiri di atas lahan seluas 10 hektar di Jalan Cikini Raya No 73 yang di hibahkan oleh Raden Saleh, pelukis ternama di Indonesia.
Kebun Binatang Ragunan dibuka secara resmi pada 22 Juni 1966 oleh Gubernur DKI (Daerah Khusus Ibukota) Jakarta Mayor Jenderal Ali Sadikin dengan nama Taman Margasatwa Ragunan. Sampai saat ini ada total 2.288 lebih hewan di dalam Taman Margasatwa Ragunan.
Beberapa di antaranya merupakan satwa langka dari spesies mamalia seperti lutung, orangutan, gajah sumatra lalu spesies burung seperti beberapa jenis kakatua, burung hantu, merpatu bermahkota, dan lainnya. Ada juga jenis-jenis reptil dan ikan.
Sejak awal berdirinya, Taman Margasatwa Ragunan selalu berusaha untuk mengedukasi pengunjung dari berbagai usia dan latar belakang mengenai suaka margasatwa. Kepedulian terhadap satwa merupakan titik awal untuk mendorong pengunjung menjadi lebih perduli terhadap kehidupan alam serta keseimbangan kehidupan dunia.
"Kami berusaha untuk meningkatkan pelayanan pendidikan mengenai informasi satwa, habitat, biologi dan serta ancaman terhadap keberadaanya," kata Bambang Wahyudi, Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan (TMR) pada Hypeabis.id.
Taman Margasatwa Ragunan juga memfasilitasi serangkaian aktivitas menarik yang bisa meningkatkan wawasan anak. Mereka bisa mencoba berperan menjadi zoo keeper cilik, serta mengalami sendiri bagaimana rasanya menjadi petugas kebun binatang seharian di Ragunan.
"Anak bisa menjadi zoo keeper cilik, mereka akan didampingi untuk belajar mengenai cara merawat satwa dan mencoba memberi makan mereka secara langsung," ujar Bambang
Tentunya, satwa yang boleh didekati adalah satwa yang tidak berbahaya untuk anak-anak seperti rusa dan beberapa spesies burung. Anak juga bisa mencoba memberi makan satwa saat feeding time. Dalam sehari ada beberapa jadwal feeding time untuk beberapa satwa, seperti Orangutan, Komodo, Gajah, Harimau Sumatera, Ostrich, Pelikan, dan masih banyak lagi.
Sebagai destinasi wisata edutainment, Taman Margasatwa Ragunan juga menghadirkan berbagai kegiatan edukasi lainnya. Mereka mendapingi tur anak-anak sekolah, memfasilitasi kegiatan pemutaran film, slide, dan lainnya. Ada juga pelayanan perpustakaan, mengingat banyaknya pelajar yang sangat membutuhkan buku-buku mengenai satw untuk kegiatan belajar maupun penelitianya.
Adapun dari segi fasilitas dan infrastruktur, disebutkan oleh Bambang Wahyudi, semua yang telah dimiliki oleh Taman Margasatwa Ragunan telah sesuai standar, khususnya dari segi keamanan dan keselamatan pengunjung.
"Keselamaatan pengunjung mencakup penanganan P3K, termasuk tim medis dan obat-obatan untuk pertolongan pertama bagi orang yang mengalami kecelakaan atau sakit, kalau ada yang perlu diberikan tindakan lanjut, kami juga menyediakan ambulance," ujar Bambang.
Taman Margasatwa Ragunan juga menerapkan aturan yang ketat untuk pengunjung, mengenai aspek keselamatan satwa dan lingkungannya. Pada satwa misalnya, pengunjung dilarang melewati batas kandang, tidak boleh memberi makan di luar waktu feeding time, membuat atau membunyikan suara berisik, melempar benda pada hewan, dan menggunakan flash saat memotret.
"Sementara dari aspek lingkungannya, tidak boleh membuang sampah sembarangan, merusak tanaman dan fasilitas umum di tempat wisata," katanya.
Taman Margasatwa Ragunan memberlakukan harga tiket yang sangat terjangkau. Dewasa Rp4.000 per orang dan Anak-anak Rp3.000 per orang. Namun, untuk masuk ke Pusat Primata Schmutzer dikenakan biaya lagi sebesar Rp6.000-Rp7.000/orang. Serta untuk pemakaian fasilitas seperti
Pengamat pariwisata sekaligus akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Chusmeru memaparkan, ada sejumlah hal penting yang harus dipenuhi oleh objek wisata edutainment, khususnya terkait akses dan fasilitas yang sesuai standar.
"Aksesnya menuju tempat wisata harus mudah, misalnya tidak memiliki jalan yang terjal, serta mudah dijangkau berbagai jenis transportasi," katanya.
Fasilitasnya juga harus sudah sesuai standar keamanan dan keselamatan, sehingga membuat anak merasa nyaman terlindungi. Selain itu, tidak membuat anak sulit melakukan aktivitas di objek wisata tersebut. Security sistemnya pun harus dipastikan berjalan dan dimonitoring dengan baik.
Lebih lanjut dia memaparkan, terkadang ada saja pengelola wisata yang lalai dan ceroboh, sehingga bisa membuat anak celaka, misalnya taman bermain yang memiliki wahana berisiko seperti roller coaster. Selain itu, pastikan suatu wahana tidak overload.
Mengutip laman resminya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga memaparkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan pariwisata ramah anak. Pertama, aspek keamanan yabg harus menjadi dasar penyelenggara wisata dan stakeholeder agar anak-anak terjamin keselamatannya.
Kedua kenyamanan, penyelenggara atau pelaku wisata harus memberikan info cukup kepada pengguna jasa, kenyamananan memadai, serta memberikan tanda-tanda peringatan. Ketiga, terkait aksesibilitas karena aspek ini bertujuan agar semua anak Indonesia harus terfasilitasi. Diharapkan anak berkebutuhan khusus bisa menikmati wisata di tempat wisata, khususnya wisata edukasi supaya tidak ada diskriminasi.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Apalagi sekarang wisata edutainment sudah tersebar di beberapa kota besar seluruh Indonesia. Sejumlah tempat wisata ini memiliki serangkaian aktivitas menarik dan edukatif untuk menambah wawasan anak. Selain itu, juga didukung oleh fasilitas dan infrastruktur yang ramah anak dan keluarga.
Salah satu destinasi wisata edutainment yang populer di Indonesia, yakni Jawa Timur Park atau Jatim Park sebagai tempat rekreasi dan taman belajar yang terdapat di Kota Batu, Jawa Timur. Terdapat Jatim Park 1, 2, dan 3 yang masing-masing memiliki konsepnya tersendiri.
Jatim Park 1 lebih ditujukan sebagai taman bermain dan hiburan, Jatim Park 2 dan 3 untuk tempat bermain dan kegiatan edukasi. Wahana rekreasi dan edukasi mencakup Science Center, Galeri Etnik Nusantara, Museum Tubuh The Bagong Adventure, Museum Satwa, Batu Secret Zoo, Dinopark, The Legend Stars, Museum Musik Dunia, dan masih banyak lagi.
Baca juga laporan terkait:
1. Hypereport: Menikmati Liburan Eksploratif ala Farmhouse yang Penuh Aktivitas Seru
2. Hypereport: Vakansi dan Edukasi Mengenal Ragam Satwa Lucu dan Liar
3. Hypereport: Wisata Museum Bangkit dengan Konsep Interaktif
4. Hypereport: Wisata Edutainment Ramah Anak, Penuh Aktivitas Menarik dan Menambah Wawasan
5. Hypereport: Berwisata Sambil Belajar Kearifan Lokal Melalui Desa Wisata
Titik S Ariyanto, Marketing dan public relation manager Jawa Timur Park group memaparkan, setiap tahunnya Jatim Park selalu memiliki peningkatan jumlah pengunjung, terutama saat hari libur nasional. Pada momen libur Tahun Baru mulai 31 Desember 2023 hingga 1 Januari 2023 saja, ada 20-25 ribu wisatawan perharinya. Pada momen Hari Raya Idul Fitri 2023 dilaporkan mencapai 30 ribu wisatawan.
Tingginya jumlah pengunjung menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola untuk mempertahankan kualitas pelayanan, fasilitas, dan infrastruktur untuk meningkatkan levelnya sebagai tempat wisata favorit di kawasan regional, nasional, internasional.
"Jatim Park punya lebih dari 60 wahana yang rutin kami maintenance, setiap hari kita melakukan daily inspection check (DIC), serta menerapkan safety dan pelayanan sesuai SOP," ujarnya.
Mengingat Jatim Park merupakan destinasi wisata yang bergerak di bidang edukasi, ke depannya tak menutup kemungkinan Jatim Park akan terus berinovasi menghadirkan wahana-wahana edukatif lainnya yang menghibur dan menambah wawasan anak sehingga bisa menarik minat pengunjung.
"Kami punya museum satwa, museum angkut, museum musik dunia, dan museum tubuh yang tidak ada duplikasinya di Indonesia," kata Titik pada Hypeabis.id.
Sebut saja, The Bagong Adventure Museum Tubuh yang merupakan museum anatomi tubuh manusia pertama serta terbesar se-Asia Tenggara. Tempat ini memiliki koleksi spesimen tubuh manusia asli yang diawetkan dengan teknik plastinasi sehingga membuatnya terlihat nyata dan hidup.
"Kami selalu menciptakan ide-ide baru supaya pengunjung yang datang tidak bosan, biasanya kami kerap mencari referensi-referensi objek wisata di luar negeri melalui media sosial," katanya.
Adapun harga tiket masuk Jatim Park 1, 2, dan 3 bisa berbeda-beda tergantung wahana yang dituju. Tiket masuk Jatim Park 1 dan Museum Tubuh Rp140.000. Tiket masuk Jatim Park 2 seperti Secret Zoo dan Museum Satwa Rp150.000. Tiket masuk Jatim Park 3 The Legend Stars Rp90.000, Dino Park Rp125.000, Museum Musik Dunia Rp60.000, dan Funtech Rp55.000.
Destinasi wisata edutainment lainnya ada Taman Margasatwa Ragunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia, jumlah kunjungan ke Taman Margasatwa Ragunan pada 2020 sebanyak 633 orang, 2021 sebanyak 784 orang, 2022 meningkat pesat sebanyak 6,55 juta orang, dan pada 2023 sebanyak 5.59 orang.
Taman Margasatwa Ragunan, didirikan pada 19 September 1864 di Batavia (sekarang Jakarta) dengan nama Planten en Dierentuin. Destinasi wisata ini dikelola pertama kali oleh perhimpunan penyayang Flora dan Fauna Batavia (Culture Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia). Taman ini berdiri di atas lahan seluas 10 hektar di Jalan Cikini Raya No 73 yang di hibahkan oleh Raden Saleh, pelukis ternama di Indonesia.
Kebun Binatang Ragunan dibuka secara resmi pada 22 Juni 1966 oleh Gubernur DKI (Daerah Khusus Ibukota) Jakarta Mayor Jenderal Ali Sadikin dengan nama Taman Margasatwa Ragunan. Sampai saat ini ada total 2.288 lebih hewan di dalam Taman Margasatwa Ragunan.
Beberapa di antaranya merupakan satwa langka dari spesies mamalia seperti lutung, orangutan, gajah sumatra lalu spesies burung seperti beberapa jenis kakatua, burung hantu, merpatu bermahkota, dan lainnya. Ada juga jenis-jenis reptil dan ikan.
Sejak awal berdirinya, Taman Margasatwa Ragunan selalu berusaha untuk mengedukasi pengunjung dari berbagai usia dan latar belakang mengenai suaka margasatwa. Kepedulian terhadap satwa merupakan titik awal untuk mendorong pengunjung menjadi lebih perduli terhadap kehidupan alam serta keseimbangan kehidupan dunia.
"Kami berusaha untuk meningkatkan pelayanan pendidikan mengenai informasi satwa, habitat, biologi dan serta ancaman terhadap keberadaanya," kata Bambang Wahyudi, Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan (TMR) pada Hypeabis.id.
Taman Margasatwa Ragunan juga memfasilitasi serangkaian aktivitas menarik yang bisa meningkatkan wawasan anak. Mereka bisa mencoba berperan menjadi zoo keeper cilik, serta mengalami sendiri bagaimana rasanya menjadi petugas kebun binatang seharian di Ragunan.
"Anak bisa menjadi zoo keeper cilik, mereka akan didampingi untuk belajar mengenai cara merawat satwa dan mencoba memberi makan mereka secara langsung," ujar Bambang
Tentunya, satwa yang boleh didekati adalah satwa yang tidak berbahaya untuk anak-anak seperti rusa dan beberapa spesies burung. Anak juga bisa mencoba memberi makan satwa saat feeding time. Dalam sehari ada beberapa jadwal feeding time untuk beberapa satwa, seperti Orangutan, Komodo, Gajah, Harimau Sumatera, Ostrich, Pelikan, dan masih banyak lagi.
Adapun dari segi fasilitas dan infrastruktur, disebutkan oleh Bambang Wahyudi, semua yang telah dimiliki oleh Taman Margasatwa Ragunan telah sesuai standar, khususnya dari segi keamanan dan keselamatan pengunjung.
"Keselamaatan pengunjung mencakup penanganan P3K, termasuk tim medis dan obat-obatan untuk pertolongan pertama bagi orang yang mengalami kecelakaan atau sakit, kalau ada yang perlu diberikan tindakan lanjut, kami juga menyediakan ambulance," ujar Bambang.
Taman Margasatwa Ragunan juga menerapkan aturan yang ketat untuk pengunjung, mengenai aspek keselamatan satwa dan lingkungannya. Pada satwa misalnya, pengunjung dilarang melewati batas kandang, tidak boleh memberi makan di luar waktu feeding time, membuat atau membunyikan suara berisik, melempar benda pada hewan, dan menggunakan flash saat memotret.
"Sementara dari aspek lingkungannya, tidak boleh membuang sampah sembarangan, merusak tanaman dan fasilitas umum di tempat wisata," katanya.
Taman Margasatwa Ragunan memberlakukan harga tiket yang sangat terjangkau. Dewasa Rp4.000 per orang dan Anak-anak Rp3.000 per orang. Namun, untuk masuk ke Pusat Primata Schmutzer dikenakan biaya lagi sebesar Rp6.000-Rp7.000/orang. Serta untuk pemakaian fasilitas seperti
Fasilitas yang Sesuai Standar untuk Objek Wisata Edutainment
Pengamat pariwisata sekaligus akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Chusmeru memaparkan, ada sejumlah hal penting yang harus dipenuhi oleh objek wisata edutainment, khususnya terkait akses dan fasilitas yang sesuai standar.
"Aksesnya menuju tempat wisata harus mudah, misalnya tidak memiliki jalan yang terjal, serta mudah dijangkau berbagai jenis transportasi," katanya.
Fasilitasnya juga harus sudah sesuai standar keamanan dan keselamatan, sehingga membuat anak merasa nyaman terlindungi. Selain itu, tidak membuat anak sulit melakukan aktivitas di objek wisata tersebut. Security sistemnya pun harus dipastikan berjalan dan dimonitoring dengan baik.
Lebih lanjut dia memaparkan, terkadang ada saja pengelola wisata yang lalai dan ceroboh, sehingga bisa membuat anak celaka, misalnya taman bermain yang memiliki wahana berisiko seperti roller coaster. Selain itu, pastikan suatu wahana tidak overload.
Mengutip laman resminya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga memaparkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan pariwisata ramah anak. Pertama, aspek keamanan yabg harus menjadi dasar penyelenggara wisata dan stakeholeder agar anak-anak terjamin keselamatannya.
Kedua kenyamanan, penyelenggara atau pelaku wisata harus memberikan info cukup kepada pengguna jasa, kenyamananan memadai, serta memberikan tanda-tanda peringatan. Ketiga, terkait aksesibilitas karena aspek ini bertujuan agar semua anak Indonesia harus terfasilitasi. Diharapkan anak berkebutuhan khusus bisa menikmati wisata di tempat wisata, khususnya wisata edukasi supaya tidak ada diskriminasi.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.