Ilustrasi seorang anak berkunjung ke kebun binatang. (Sumber gambar: Daiga Ellaby/Unsplash)

Hypereport: Vakansi dan Edukasi Mengenal Ragam Satwa Lucu dan Liar

24 June 2024   |   08:27 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Mega (28), salah seorang ibu muda yang tengah asyik memerhatikan minat buah hatinya yang berusia 1,5 tahun. Dia melihat bahwa anaknya itu cenderung lebih ceria dan nyaman jika diajak ke tempat-tempat terbuka seperti taman atau ruang bermain outdoor. Sebaliknya, sang anak cepat rewel jika dibawa ke tempat-tempat dalam ruangan yang ramai seperti mal dan sebagainya.
 
Karena alasan itulah, Mega kerap mengajak sang anak berkunjung ke kebun binatang. Menurutnya, ada banyak manfaat mengajak anak berkunjung di taman marga satwa ini, di antaranya bermain sambil belajar memperkenalkan keberagaman makhluk hidup dan membantu anak bereksplorasi mengembangkan kemampuan motoriknya.
 
Selain itu, mengajak anak bermain ke kebun binatang juga dinilai bisa membantu si kecil mengendalikan rasa takut, serta belajar mengenali nama-nama hewan dan suaranya secara langsung. "Anak kalau diajak ke mal kaya rungsing gitu, makanya sering bawa ke taman atau kebun binatang. Dia lebih happy dan aktif," katanya.

Baca juga: Hypereport: Menikmati Liburan Eksploratif ala Farmhouse yang Penuh Aktivitas Seru
 
Ya, kebun bintang (bonbin) memang kerap menjadi pilihan bagi para orang tua untuk mengajak anaknya menikmati wisata edutainment alias edukasi (education) dan hiburan (entertainment).

Wisata edutainment membuat pengalaman liburan anak menjadi lebih berkesan. Pasalnya, anak tidak hanya sekadar bermain, namun juga mendapat banyak pengetahuan baru dari liburannya.
 
Walau begitu, orang tua juga mesti bijak dalam memilih sebuah destinasi berlibur anak. Tidak sekadar asyik dan seru, orang tua juga harus memastikan apakah destinasi wisata yang hendak dikunjungi ramah anak atau tidak.
 
Menurut Komisi Perlindungan Anak (KPAI), ada empat kriteria destinasi wisata disebut ramah anak, meliputi keamanan, keselamatan, layanan, dan kepatuhan. Penyelenggara dan manajemen atraksi wisata harus memastikan jika sebuah wahana memberikan rasa aman dan nyaman untuk liburan anak, dengan mengutamakan aspek keselamatan jiwa.
 
Selain itu, fasilitas di destinasi wisata juga harus mudah diakses dan tidak membahayakan anak. Tak kalah penting, sebuah destinasi wisata ramah anak juga harus memiliki pelayanan security system berbasis kebutuhan anak.
 
Ada banyak destinasi wisata ramah anak di Indonesia, salah satunya Taman Safari Indonesia. Terletak di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan kawasan Puncak, Taman Safari Indonesia adalah tempat wisata keluarga berwawasan lingkungan yang berorientasi pada habitat satwa di alam bebas.
 
Keunikan tempat wisata ini dari bonbin lainnya di Indonesia adalah pengunjung bisa berkeliling ke berbagai tempat untuk melihat dari dekat semua jenis binatang, dengan memakai mobil pribadi ataupun naik bus yang sudah disediakan pihak pengelola Taman Safari. Pengunjung juga bisa berinteraksi langsung dengan memberi makan hewan-hewan tersebut.
 
Taman Safari memiliki sekitar 2.500 koleksi satwa dari hampir seluruh penjuru dunia termasuk satwa langka, seperti harimau benggala, jerapah, singa, orang utan, gajah, anoa, komodo dan lain sebagainya. Termasuk, sejumlah area khusus untuk beberapa jenis binatang seperti Bird Aviary, Primate Center, dan Istana Panda.
 
Selain itu, Taman Safari juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas rekreasi dan atraksi seperti bus safari, danau buatan, sepeda air, kano, kolam renang dengan seluncur ombak, kereta api mini yang melintasi perkampungan ala Afrika, taman burung, baby zoo, kincir raksasa, gajah tunggang, komedi putar, pentas sirkus, area gocart, bom bom car, rumah setan, atraksi hewan, kesenian tradisional hingga atraksi sulap di panggung terbuka.
 
Public Relation Taman Safari Bogor Yuska Apitya Aji mengatakan untuk menghadirkan wisata edutainment ramah anak, pihaknya telah menjalankan sejumlah program menarik seperti berkeliling dan belajar mengenal satwa serta pertunjukan (show) satwa. 
 
Termasuk, menghadirkan program Behind The Scene (BTS) yang mengajak pengunjung untuk mengetahui proses penangkaran sekaligus pengembangbiakkan satwa, khususnya yang terancam punah seperti badak bercula satu. Semua program itu dibuat oleh departemen khusus bernama Live and Science yang berkolaborasi dengan tim marketing.
 
Tak hanya menjadi hiburan, kegiatan-kegiatan itu juga membuka ruang diskusi menarik bagi anak seputar satwa. "Biasanya setelah pertunjukan [satwa], mereka [anak-anak] foto bareng dan tanya-tanya seputar satwa, misalnya hewan itu makannya apa dan sebagainya," katanya kepada Hypeabis.id.
Program-program itu juga sejalan dengan empat pilar bisnis utama di Taman Safari yakni konservasi, edukasi, riset/penelitian, dan rekreasi/hiburan. "Jadi memang pilar utama kami itu bukan rekreasi, tapi untuk perlindungan atau konservasi satwa, edukasi serta mengajak masyarakat cinta satwa," jelasnya.
 
Berkat keragaman satwa dan sejumlah program menarik yang dihadirkan untuk anak, Taman Safari Bogor pun ramai pengunjung. Untuk hari kerja (weekday), pengunjungnya bisa mencapai 3.000-4.000 pengunjung per hari, sementara untuk akhir pekan (weekend) bisa di angka 8.000 lebih pengunjung.
 
"Market [pengunjung] kami sejauh ini masih family class, terutama keluarga kecil anak 1 atau 2 yang masih balita atau di bawah usia 10 tahun," terangnya.
 
Pihak pengelola pun telah menjamin kenyamanan dan keamanan kegiatan wisata di Taman Safari khususnya bagi anak-anak. Terdapat standar operasional yang berlaku untuk menjamin keamanan, seperti papan informasi dan petunjuk, edaran, serta larangan. Selain itu, ada juga pengelola yang siaga selama 24 jam yakni tim Ranger, yang bertugas untuk menjaga satwa di sekitar kandang.
 
"Untuk anak-anak khususnya usia di bawah 10 tahun itu sejauh ini memang diwajibkan untuk ada pendampingan orang tua atau saudara. Kalau dari sekolah juga harus ada gurunya," ucap dia.
 
Sementara untuk perawatan (maintenance), pihak pengelola Taman Safari menerapkan dua hal utama yakni satwa dan tempat atau habitat. Yuska menjelaskan untuk perawatan satwa, Taman Safari bekerja sama dengan dokter-dokter hewan dari beberapa kampus seperti UGM dan IPB, serta Asosiasi Kebun Binatang Asia Tenggara (SEAZA).
 
"Misalnya ada penyakit aneh satwa di dunia, pasti kami sudah ada pencegahan yang antisipatif dicek semua, kemudian melibatkan penelitian dari luar negeri. Artinya, kalau dari aspek satwa, itu memang jadi fokus utama dan harus dicek rutin berkala," tuturnya.
 
Sementara perawatan selanjutnya berkaitan dengan wahana wisata atau habitat satwa. Perawatannya meliputi pembersihan yang dilakukan setiap hari, memastikan keamanan, serta pengecekan jumlah dan kondisi satwa. 
 
Ke depan, untuk semakin mendekatkan edukasi satwa dengan kelompok anak-anak, Taman Safari berencana untuk membuat program Tour to School, yakni tur satwa ke sekolah-sekolah. Nantinya, hewan-hewan yang aman untuk dibawa seperti Burung Kakak Tua dan Burung Makaw akan dikenalkan kepada anak-anak sekolah, plus dengan penjaga hewan terlatih.
 
Program ini dibuat sekaligus agar anak-anak tertarik berkunjung ke Taman Safari. "Sedang kami konsepkan dan kerjakan, kemungkinan eksekusi programnya akan dimulai pada tahun ini," imbuh Yuska.
 


Jakarta Aquarium & Safari

Tempat wisata edutainment anak lain untuk belajar mengenal satwa khususnya biota laut ialah Jakarta Aquarium & Safari. Berlokasi di Neo Soho Podomoro City Mall, Jakarta Aquarium & Safari (JAQS) adalah akuarium indoor terbesar di Indonesia, di bawah naungan Taman Safari Indonesia dan bekerja sama dengan Aquaria KLCC, Malaysia.
 
Di kawasan konservasi seluas satu hektare ini, pengunjung bisa melihat lebih dari 3.500 spesies hewan akuatik dan non-akuatik. Termasuk, berinteraksi langsung dengan hewan-hewan di sini dengan menyentuh, membelai, dan memberi makan. Dipandu oleh penjaga hewan berpengalaman, pengunjung juga akan mendapatkan informasi menarik tentang hewan-hewan unik seperti Kerapu Raksasa, Penguin Humboldt, Naga Laut, dan masih banyak lagi.
 
Ruth Noviana selaku Marketing Communication Jakarta Aquarium & Safari mengatakan JAQS hadir sebagai destinasi wisata edutainment untuk anak, dengan berbagai aktivitas yang edukatif, menyenangkan, dan aman bagi anak-anak. 
 
Di JAQS, anak-anak dapat merasakan pengalaman Animal Encounter dan berfoto bersama ular, burung macaw, bamboo shark, kecoa madagaskar, crocodile skink, bintang laut dan masih banyak lagi. Jika tertarik mencoba memberi makan satwa (animal feeding) secara langsung dan lebih dekat, pengunjung juga bisa memberi makan ikan pari, binturong dan pinguin humboldt sambil melihatnya berenang dengan gembira di air biru yang jernih. 
 
Selain itu, hadir juga teater putri duyung (Mermaid Show) gabungan darat dan laut "Guardian of The River" dan "Pearl of The South Sea”, serta Aquatrekking dan Funtasy Diving, pengalaman menyelam bersama ribuan satwa akuatik yang memesona. Termasuk, Anemone Dining, yakni aquarium date sambil menikmati underwater dining romantis dengan latar belakang hiu dan pari besar, serta berfoto di swirl tank (aquarium 360 derajat) dan di dalam Pirate’s Adventure.
 
Untuk menyambut momen liburan sekolah, JAQS membuat atraksi khusus dengan tema Pirate’s Holiday. Di program ini, pengunjung dapat bertemu dan berinteraksi dengan Captain JAQS, terlibat dalam petualangan seru mencari harta karun dalam Pirate’s Quest, menyaksikan special mini opera berjudul “The Adventure of Captain JAQS”, memasuki Pirate’s Adventure, menikmati Captain’s Crew Kit berupa Face painting dan Plaster Painting, sertu bergabung dalam keseruan memainkan Perfect Ten Games.
 
Ruth mengatakan kehadiran sosok Captain JAQS yang akan berinteraksi dengan anak-anak diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan mereka terhadap ekosistem laut, satwa akuatik dan non-akuatik, sehingga menambah daya kreativitas dan tumbuh kembang anak-anak.
 
Melalui agenda ini, diharapkan anak-anak bisa mendapatkan informasi sekaligus edukasi yang menarik mengenai kecintaan terhadap satwa akuatik, laut dan ekosistemnya. Serta senantiasa menjaga lingkungan terutama di ekosistem laut, sekaligus menambah ilmu pengetahuan dan interaksi yang tidak terlupakan.
 
"Keaktifan dan kreativitas mereka akan berdampak positif dalam mengurangi ketergantungan terhadap gadget. Ini juga merupakan jawaban dari para pengunjung yang kerap menanyakan program-program apalagi yang berbentuk edukasi dan fun untuk anak-anak dan remaja sebagai bagian dari edukasi yang dilakukan JAQS," katanya.
 
Ruth memaparkan jumlah rata-rata pengunjung harian di JAQS sekitar 3.000 hingga 5.000 pengunjung. Adapun, pada momen liburan sekolah ini, pihaknya menargetkan jumlah kunjungan mencapai 200.000 kunjungan. "Pengunjung terbanyak adalah keluarga dan anak. Target pengunjung JAQS memang keluarga dan anak, serta kelompok teman dan pasangan," jelasnya.

Baca juga: Hypereport: Wisata Nyeleneh Ala Komunitas Kereta Api dan Bus
 
Adapun, acara Pirate's Holiday berlangsung pada 22 Juni hingga 14 Juli 2024. Untuk menikmati semua kegiatan tersebut, pengunjung perlu membeli tiket yang dibanderol mulai dari harga Rp125.000-Rp200.000 untuk hari kerja (weekday) dan Rp150.000-Rp225.000 untuk akhir pekan (weekend).

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Waspada Ancaman Mengintai di Balik Smartphone AI

BERIKUTNYA

Taeyeon SNSD Siap Rilis Single Heaven dengan Konsep Misterius

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: