Ilustrasi agrowisata (Sumber gambar: Unsplash/Derek Owens)

Hypereport: Menikmati Liburan Eksploratif ala Farmhouse yang Penuh Aktivitas Seru

24 June 2024   |   08:03 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Destinasi agrowisata rupanya masih menjadi pilihan utama sebagian orang tua menikmati liburan bersama anak. Tidak mengherankan, bila pada libur sekolah Juni-Juli ini, sejumlah destinasi agrowisata mengalami peningkatan kunjungan yang signifikan.

Manajemen Jendela Alam Iis Nurhayati mengatakan agrowisata memang masih menjadi pilihan liburan untuk segmen anak-anak dan keluarga. Para orang tua masih senang mengajak anak-anak untuk berkunjung ke agrowisata karena menawarkan liburan sekaligus edukasi dalam satu tempat.

Baca juga: Hypereport: Wisata Nyeleneh Ala Komunitas Kereta Api dan Bus

Iis mengatakan ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang tua dan anak di agrowisata. Di Jendala Alam misalnya, orang tua dan anak dapat bermain sekaligus belajar dengan melakukan aneka kegiatan alam secara langsung, seperti pembibitan, cocok tanam, serta kegiatan berkebun lainnya.

Selesai berkebun, mereka juga dapat melakukan aktivitas lain, yakni berinteraksi dengan hewan, dari memberi makan ternak, menunggangi kuda poni, hingga membuat makanan olahan ternak, misalnya yogurt dan telur asin.

Selain itu, anak-anak juga melihat proses fase telur ayam terbentuk, bermain dan memberi makan kambing pygmy. Iis menyebut setiap spot akan selalu dijaga oleh pemandu, sehingga anak-anak bisa leluasa bermain tanpa khawatir.

“Salah satu jenis spot yang favorit itu menangkap ikan. Jadi, ada satu kolam khusus, bisa dimasuki oleh anak-anak, lalu mereka bisa nangkap ikan yang bisa dibawa pulang. Kemudian, aktivitas seperti berenang dan memberi makan hewan juga cukup disukai,” ucap Iis kepada Hypeabis.id

Salah satu daya tarik agrowisata memang aktivitas langsung. Anak-anak yang tadinya jarang melihat hewat ternak, mereka bisa melihatnya di agrowisata. Mereka pun bisa berinteraksi, dari menangkap, memberi makan, hingga melihat proses telur hingga akhirnya menetas.

Hal-hal seperti ini ternyata bisa jadi hiburan yang menarik. Tak hanya itu, hal tersebut juga membuat anak-anak bisa lebih belajar mengenai dunia hewan secara lebih baik.

“Jadi, apa yang mungkin sudah mereka baca di sekolah, bisa dipraktikan di agrowisata,” imbuhnya.
 

Untuk menjaga keamanan bagi pengunjung, selain menempatkan pemandu di setiap spot, Iis menyebut pihaknya juga selalu menjaga kebersihan hewan. Setiap hari hewan selalu dimandikan dan diberi vitamin.

Secara berkala, pihaknya juga mengundang dokter hewan untuk mengecek kesehatan binatang yang ada di dalamnya. Hal ini penting agar hewan-hewan tersebut bisa tetap sehat, lincah, dan yang paling penting tidak menjadi berbahaya bagi pengunjung.

Iis mengatakan sejauh ini, wisatawan yang datang ke Jendela Alam umumnya berasal dari Jabodetabek dan beberapa kota besar lain di Indonesia. Untuk kunjungan mancanegara ada, tetapi belum terlalu masif.

“Rata-rata yang datang ke sini keluarga. Namun, untuk kunjungan grup itu biasanya datang dari TK mana atau SD mana,” terangnya.

Menurut Iis, meski agrowisata cukup identik dengan wisata anak dan keluarga, sebenarnya wisata ini cocok untuk segala usia. Dia mengatakan ada beberapa spot khusus yang sebenarnya juga dapat dilakukan oleh anak SMA hingga mahasiswa.

Misalnya, workshop hidroponik, lalu membuat cincau, mengkreasikan yogurt, hingga belajar anatomi hewan. Namun, memang mengenalkan wisata seperti ini ke demografi dan usia tersebut masih menjadi tantangan.


Formula Relevan dengan Zaman

Sementara itu, perwakilan manajemen Farmhouse Lembang Intan mengatakan salah satu cara terus mengeksiskan agrowisata ialah dengan mencoba relevan dengan zaman. Sebab, saat ini orang akan cenderung datang ke lokasi yang memang sudah viral.

Farmhouse Lembang merupakan salah satu agrowisata yang cukup diminati di Jawa Barat. Kawasan ini tidak hanya menawarkan daya tarik interaksi langsung dengan alam. Namun, ada beberapa spot yang didesain ala peternakan Eropa.
 

Selain itu, pengunjung juga dapat bermain ke area yang dipenuh rumah Hobbit, seperti dalam kisah Lord of The Ring. Rumah Hobbit adalah rumah-rumah kecil seperti yang dihuni para kurcaci. Pengunjung dapat berfoto sepuasnya atau menyewa kostum agar foto lebih meyakinkan.

Lalu, yang tak kalah seru adalah spot memberi makan hewan. Berkonsep seperti peternakan, pengunjung dapat memilih spot domba, anak, sapi, atau kelinci untuk memberi makan. Setelah itu, pengunjung juga bisa mencoba susu gratis hasil dari peternakan tersebut.

“Ke depan sepertinya akan bertambah terus. Akan tetapi, ke depan kayaknya harus ada aktivitasnya. Jadi, bukan hanya spot foto atau bermain saja, tetapi aktivitas yang dilakukan customer,” imbuhnya. 

Baca juga: Hypereport: Tren Pelesiran, Liburan Unik ala Komunitas Wisata Minat Khusus

Intan mengatakan saat ini konten-konten yang sedang naik bukan lagi foto. Namun, basisnya adalah video, seperti Reels Instagram atau TikTok. Jadi, sebagai tempat wisata memang harus mengakomodir hal tersebut dengan menyediakan aktivitas seru yang bisa dilakukan dan secara tak langsung juga bisa jadi konten video bagi pengunjung. Dengan demikian, agrowisata sebagai sebuah pilihan liburan bisa tetap relevan terhadap zaman.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Begini Cara Meramu Bisnis Berbahan Herbal Jadi Ladang Cuan Menjanjikan

BERIKUTNYA

5 Pusat Kuliner Populer di Jakarta yang Banyak Makanan Legendaris nan Autentik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: