Still Photo film Malam Pencabut Nyawa (Sumber gambar: BASE Entertainment)

Cerita di Balik Makin Banyak Film Horor Indonesia Tembus Bioskop Mancanegara

24 May 2024   |   18:26 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Horor telah menjadi genre yang mendominasi perfilman Tanah Air sejak lama. Namun, tak hanya sukses di dalam negeri, belakangan film horor Indonesia juga makin menunjukkan tajinya dengan berhasil tayang secara global di sejumlah bioskop mancanegara.

Soal genre film setan, Indonesia memang belakangan tengah jadi sorotan. Lanskap folklor yang kaya yang beradu dengan mitologi yang kuat, serta ekspresi budaya, membuat horor Indonesia hadir dalam konsep yang unik.

Hampir di setiap daerah di Indonesia, pasti memiliki cerita soal alam lain yang berbeda-beda. Kekayaan narasi itu bukan hanya dari ceritanya saja, tetapi juga karakter yang muncul. Ini tentu jadi ladang eksplorasi yang menarik bagi para sineas. 

Baca juga: Review Film Malam Pencabut Nyawa, Menyibak Dunia Alam Mimpi yang Misterius

Hal ini yang kemudian membuat para pelaku industri perfilman meyakini genre horor ala Indonesia punya potensi sukses di pasar global. Hal itu pun kembali ditegaskan salah satunya oleh Shanty Harmayn, produser dari rumah produksi BASE Entertainment. 

Menurut Shanty, di mata perfilman global, Indonesia sekarang sudah dilihat sebagai negara yang memiliki produksi horor menarik. Stempel itu sudah melekat cukup dalam pada beberapa tahun terakhir ini.

“Jadi, sudah ada ketertarikan dari negara-negara lain untuk men-discovery film horor Indonesia,” ungkap Shanty di Jakarta.  
 

Ketertarikan itu kemudian mewujud dalam beberapa hal. Misalnya, makin seringnya film horor Indonesia menembus bioskop-bioskop mancanegara. Namun, ada pula rumah produksi luar yang kemudian bekerja sama dengan PH lokal untuk menggarap film horor sedari awal, sebelum akhirnya dipasarkan secara global. 

Dalam film produksi terbarunya, yakni Malam Pencabut Nyawa, pihaknya juga bekerja sama dengan perusahaan produksi besar asal Korea Selatan Barunson E&A, yang pada 2019 lalu ikut terlibat dalam pembuatan film Parasyte yang memenangkan Palme d’Or Cannes Film Festival. 

Dalam film Malam Pencabut Nyawa ini, Barunson membantu sineas Indonesia untuk mendistribusi filmnya secara global. Sejauh ini, sudah ada 10 negara yang akan menayangkan film yang disutradarai Sidharta tata ini.

Negara-negara tersebut adalah Malaysia, Brunei, Singapura, Kamboja, Vietnam, Taiwan, Mongolia, Rusia dan sekitarnya, dan Amerika Serikat. Tak hanya itu, film ini juga bakal berpartisipasi di pasar film internasional. Mulai dari European Film Market, Hong Kong Internasional Film & TV Market, dan Cannes Film Market.

“Senang sekali film ini bisa diterima penonton mancanegara. Keberhasilan film ini bahkan terjadi sebelum film 100 persen rampung,” imbuhnya.

Shanty mengatakan dengan adanya sorotan internasional terhadap genre horor, tentu ini akan makin memudahkan film lokal untuk tayang secara global. Menurutnya, kesempatan ini mesti dimanfaatkan, karena aksesnya memang sudah dibuka.

Kendati demikian, minat negara lain yang sudah besar tentu tetap perlu untuk dikelola. Dalam artian, bukan berarti semua film bisa dipasarkan ke luar negeri.

Dalam pembuatan filmnya misalnya, perusahaan produksi asal Korsel ini sudah menemani proses produksinya sejak awal. Mereka melakukan riset terlebih dahulu soal sutradara dan kru yang terlibat, bahkan ikut membaca naskahnya.

Ketika proses assesment itu selesai, mereka baru yakin bahwa produksi filmnya layak untuk bisa dipasarkan secara global. Sebab, bisa jadi kalau memang standarnya belum global, filmnya hanya akan tayang di lokal saja maupun di negara tetangga saja. 
 

Sebelum Malam Pencabut Nyawa, film Badarawuhi di Desa Penari juga berhasil menembus pasar Amerika Serikat. CEO MD Pictures Manoj Punjabi mengatakan film horor yang merupakan prekuel ari KKN di Desa Penari (2022) tersebut telah melebarkan sayapnya dengan penayangan di Negeri Paman Sam. Dalam distribusinya, pihaknya kerja sama dengan Lionsgate.

"Dapat distribution partner siapa itu penting. Kalau enggak jelas, kita enggak dapat exposure yang bener. Film ini perlu dapat kesempatan itu supaya kami bisa cerminkan film Indonesia khususnya horor yang lebih gampang diterima," ungkap CEO MD Pictures Manoj Punjabi dalam konferensi pers virtual. 

Kemudian, film horror lain yang tayang secara global adalah Di Ambang Kematian. Film produksi MVP Pictures ini tayang di Vietnam pada 5 Januari 2024, disusul tayang di Rusia pada 23 Mei 2024. Masih dalam rumah produksi yang sama, film Kereta Berdarah juga direncanakan bisa dinikmati publik Taiwan pada 7 Juni 2024.

Terbaru adalah Siksa Kubur. Film garapan sutradara Joko Anwar itu tayang di Malaysia. Film ini juga masih direncanakan tayang di negara lain. Dalam konferensi pers film Siksa Kubur pada 3 April 2024, Joko Anwar mengatakan film horror memang kini tengah jadi primadona. Namun, salah besar jika menyebut hype genre setan ini terjadi hanya belakangan ini.

Film horror telah disukai bahkan sejak sebelum Indonesia. Menurutnya, film horror tetap laris karena Indonesia memiliki kekayaan horror dan itu haruslah terus dilestarikan. "Kita ingin Indonesia juga ada asesmen, yang paling besar itu adalah perpustakaan horor, karena karakter dan cerita horor kita itu banyak sekali," katanya. 

Baca juga: Sinopsis Film Horor Paku Tanah Jawa, Tayang 6 Juni 2024

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Gim Elden Ring: Shadow of the Erdtree Rilis Trailer Baru, Siap Meluncur 21 Juni 2024

BERIKUTNYA

Film Agak Laen akan Ditayangkan Di Netflix Pada Akhir Mei

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: