Sidharta Tata (Sumber gambar: Base Entertainment)

Trik Sutradara Sidharta Tata Meramu Fantasi Alam Mimpi di Film Malam Pencabut Nyawa

22 May 2024   |   16:39 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Sutradara Sidharta Tata menginterpretasikan alam mimpi dengan jenius yang disajikan dalam film Malam Pencabut Nyawa. Lewat pengambilan gambar yang eksploratif dan riset yang matang, Tata sukses menghadirkan gambaran dunia mimpi yang muram, penuh kemustahilan, serta meneror.

Malam Pencabut Nyawa pun menambah daftar proyek film horor yang ambisius dari sutradara yang mulai dikenal lewat film Hitam (2021) tersebut. Film horor pertama Indonesia yang mengangkat tema alam mimpi ini terinspirasi dari novel karya Ragil J.P berjudul Respati.

Baca juga: Debut Jadi Sutradara, Intip Cerita Inarah Syarafina Garap Film Horor Temurun

Alih wahana novel ke filmnya ditulis oleh Ambaridzki Ramadhantyo dan Sidharta Tata sendiri. Diproduksi BASE Entertainment, film Malam Pencabut Nyawa kini sudah bisa ditonton di bioskop mulai Rabu 22 Mei 2024.
 

Still photo Malam Pencabut Nyawa (Sumber gambar: Base Entertainment)

Still photo Malam Pencabut Nyawa (Sumber gambar: Base Entertainment)


Dalam menggarap film ini, Tata cukup banyak bermain-main dengan teknis sinematografi yang kuat, selain tentu saja kisahnya yang memang terbilang mencekam. Pengambilan gambarnya pun terkadang cukup berani dan brutal.

Tata mengatakan pengambilan gambar yang cukup ekstrem dan tak biasa merupakan bagian dari treatment yang coba dihadirkannya dalam film ini. Dia menilai cara ini memang mesti dilakukan untuk mendukung dunia alam mimpi yang menjadi latar filmnya.

“Saya bersyukur sekali mengerjakan film ini karena saya diberikan ruang eksplorasi yang luas sehingga bisa keluar dari zona nyaman dan menciptakan hal-hal yang sama sekali baru dibandingkan dengan dua film saya sebelumnya,” ungkap Tata.

Ketika gambar tersebut dieksekusi, Tata mengaku mengambil referensi dari beberapa sineas top, seperti Christopher Nolan yang juga kerap bermain-main teknik kamera yang berani. Dia pun lalu mencoba mereplikasinya sesuai dengan konteks cerita dari filmnya.

Di luar itu, bagian ini juga adalah caranya untuk mewujudkan hal yang dulu tak sempat dilakukannya. Tata mengatakan bahwa sebelum menjadi sutradara film, dirinya terlebih dahulu banyak terjun di dunia iklan.

Baca juga: Cara Sutradara Wisnu Surya Pratama Menciptakan Karakter Nyi Salimah dalam Film Pasar Setan

Di dunia advertising inilah, dirinya dahulu kerap dituntut untuk membuat gambar yang tidak biasa agar menciptakan kesan wow, termasuk dalam hal transisinya. Terlebih, di film ini, dirinya sedang berbicara soal alam mimpi.

Tentu, hal ini membutuhkan teknik kamera yang tidak biasa agar perbedaan mimpi dan dunia nyata menjadi lebih kentara. Dari situlah, manifestasi pikirannya terhadap masa lalu tentang dunia iklan tersebut dipanggil kembali, lalu ditarik ke konteks saat ini.

“Itu menyenangkan sih. Saya jadi kayak anak kecil yang pengin ini dan pengin itu, kemudian diwujudkan. Setelah terwujud, bersyukur sekali sih bisa jadi seperti ini,” terangnya.

Hal ini pula yang kemudian membuat film Malam Pencabut Nyawa tidak hanya menjadi film horor klasik yang mengandalkan jumpscare semata. Film ini juga mewujud dalam rasa lain, dari adegan aksi, misteri, hingga sentuhan superhero.

Dalam menggarap film ini, Tata juga cukup sering mengandalkan hal praktikal, alih-alih hanya bergantung pada CGI. Misalnya, ketika adegan salah satu pemain yang baru terbangun, lalu keluar rumah, tetapi begitu pintu terbuka, yang muncul adalah jalan raya.

Tata mengatakan adegan itu tidak menggunakan CGI. Dirinya membangun set rumah langsung di pinggir jalan raya. Hal ini dilakukan agar adegan tersebut memberikan intensi yang lebih.
 

Still photo Malam Pencabut Nyawa (Sumber gambar: Base Entertainment)

Still photo Malam Pencabut Nyawa (Sumber gambar: Base Entertainment)


Dalam adegan lain, yang menggambarkan sebuah ruang tampak berputar, rupanya itu bukan sekadar teknik kamera belaka. Tata kembali membangun set ruang yang memang bisa diputar sedemikian rupa agar cerita di dalam adegan tersebut tersambung dengan baik.

“Kalau dibilang ini adalah proyek ambisius, ya memang iya. Saya selalu ambisius, ketika saya sudah bikin Waktu Maghrib, saya tidak boleh membuat hal yang sama lagi. Saya harus upgrade level, dan ternyata naskahnya memang membutuhkan itu. Di lain sisi, ya ini surat cinta saya untuk Nolan juga,” imbuhnya.

Film Malam Pencabut Nyawa berkisah tentang remaja bernama Respati (Devano Danendra), yang selalu dihantui mimpi buruk oleh sosok mengerikan yang meneror alam mimpinya terus-menerus. Hingga suatu saat mimpi mengerikannya itu terjadi di dunia nyata. 

Baca juga: Pro Kontra Film Vina: Sebelum 7 Hari, Sutradara Akhirnya Angkat Bicara

Sejak mimpi itu, semakin banyak korban nyawa berjatuhan secara misterius. Bersama Wulan (Keisya Levronka) dan Tirta (Mikha Hernan), sahabatnya, Respati harus segera mencari tahu hubungan antara mimpi dan rentetan kematian yang terjadi sebelum mereka menjadi korban selanjutnya.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Hypeprofil Erisca Febriani: Menulis Untuk Berbagi Kebahagiaan

BERIKUTNYA

Bocoran Spesifikasi Kamera dan Layar Samsung Galaxy Z Flip6

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: