Suasana di Art Jakarta Gardens 2024. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Penjualan Karya di Art Jakarta Gardens 2024 Masih Bergairah, Kolektor Baru Jadi Faktor Pendorong

29 April 2024   |   00:14 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Kondisi pasar seni di Indonesia masih bergairah. Hal itu setidaknya tampak pada gelaran Art Jakarta Gardens 2024. Penjualan karya di pameran seni yang berlangsung selama enam hari di Hutan Kota by Plataran Senayan tersebut dilaporkan mencatatkan capaian yang positif. Raihan itu salah satunya disulut oleh kehadiran para kolektor baru.
 
Co-Founder Gudang Gambar Ramdhan Djuhara mengaku penjualan karya seni pada gelaran Art Jakarta Gardens 2024 masih tercatat positif. Dia memaparkan dari total 33 karya yang diboyong Gudang Gambar, sebanyak 18 karya telah terjual alias persentasenya lebih dari 50 persen.
Jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan perolehan penjualan Gudang Gambar di Art Jakarta Gardens 2023 yang berhasil menjual sebanyak 20 dari 27 karya yang dipamerkan. "Setelah acara kan biasanya banyak client yang tetap mencari karya ke galeri. Makanya aku tetap pede, walaupun sales-nya tidak terlalu bagus. Karena awareness mereka ke Gudang Gambar itu sudah terbangun," katanya saat ditemui Hypeabis.id, Minggu (28/4/2024).
 
Tahun ini, Gudang Gambar menghadirkan sebanyak 33 karya dari 11 seniman yakni Wenas Heriyanto, Tarto, Karte Wardaya, Rujiman, I Wayan Balik Ariana, Ricky Qaliby, AA Gede Putrayasa, Nyoman Budiarta, Nue Prastowo, Doppy Prasetya, dan Andi Acho. Seluruh seniman tersebut merupakan perupa tetap yang berpameran dan menjual karya di galeri Gudang Gambar.
 
Ramdhan menuturkan antusiasme kolektor bukan hanya tertuju pada karya lukisan, tetapi juga patung. Di Art Jakarta Gardens 2024, Gudang Gambar untuk pertama kalinya menghadirkan karya patung yang dibuat oleh seniman Nue Prastowo. Respons kolektor pun rupanya positif. Ketiga patung yang diboyong semuanya terjual.
 
Dari segi usia, dia mengatakan kolektor yang membeli karya di Gudang Gambar didominasi oleh mereka yang berusia di atas 40 tahun. Namun, ada juga kolektor muda yang berusia  20-30 tahun yang mulai membeli karya. Hal itu, sambungnya, lantaran karya yang dijual oleh galeri masih relatif terjangkau mulai dari Rp20 juta hingga Rp66 juta, sehingga membuka peluang untuk menjangkau kolektor dari berbagai kalangan.
 
Bicara soal prospek pasar seni di Tanah Air, Ramdhan tak menampik bahwa kondisi bisnisnya pada semester I tahun 2024 sempat berjalan lambat. Menurutnya hal tersebut terjadi lantaran gelaran Pemilu dilanjutkan dengan Lebaran, sehingga alokasi dana kebanyakan masyarakat dikeluarkan untuk kebutuhan lain alih-alih membeli karya seni.
 
"Tapi dengan adanya Art Jakarta Gardens terbantu banget, setidaknya menggairahkan pasar lagi jadi ke depannya bisa lebih prospektif," ujarnya.

Ramdan pun mengapresiasi kepada penyelenggara Art Jakarta Gardens (AJG) 2024. Sebagai galeris, dia menilai bahwa strategi promosi AJG dilakukan secara masif dan berhasil menyentuh kalangan masyarakat yang luas.

Hal itu, lanjutnya, membantu galeri bisa bertemu dengan para kolektor baru dari berbagai kalangan. Termasuk, adanya peningkatan kualitas dari segi fasilitas booth yang lebih nyaman.
Hampir senada, Pemilik CG Artspace Cristiana Gouw mengatakan tren penjualan karya seni di AJG 2024 masih terbilang positif. Dia memaparkan dari total 50 karya yang diboyong oleh CG Artspace, sebanyak 26 karya telah terjual. Pendapatan ini, katanya, terbilang stabil dibandingkan dengan perolehan pada tahun lalu.
 
"Penjualan tahun ini sepertinya hampir sama ya dengan tahun lalu. Tidak ada peningkatan ataupun penurunan yang signifikan, jadi masih cukup bagus," katanya.
 
Perempuan yang karib disapa Cristi itu menyampaikan kebanyakan kolektor yang membeli karya di CG Artspace berasal dari kalangan anak muda. Dia menyebut hal itu salah satunya dikarenakan banyaknya karya seni yang dibanderol dengan harga relatif terjangkau, yang dipacak di AJG 2024. Adapun, rentang harga karya yang dijual berkisar mulai dari Rp2 juta hingga Rp220 juta.
 
Menurutnya, ke depan, pasar seni di Indonesia masih cukup prospektif. Meskipun, dia memprediksi tren bisnisnya masih akan berjalan lambat pada tahun 2024. Namun, dia cukup optimistis dengan tahun-tahun ke depan, bahwa bisnis seni rupa akan membaik seiring dengan kembalinya daya beli masyarakat pascapandemi.
 
"Tahun ini bisnis seni masih agak lambat karena sepertinya daya beli masyarakat masih belum pulih sepenuhnya dari Covid. Untungnya ada kolektor-kolektor muda yang bermunculan, karena kalangan kolektor yang mapan atau tua itu sudah jarang beli," jelasnya.
 
Sementara itu, tren positif juga masih terjadi pada pasar seni global. Berdasarkan laporan UBS Global Art Market Report 2024, penjualan pasar seni global sepanjang tahun 2023 diperkirakan mencapai US$65 miliar. Meskipun terjadi perlambatan sebesar 4 persen secara year-on-year, angka tersebut melampaui capaian pada masa pra-pandemi pada tahun 2019 yakni sebesar US$64,4 miliar.
 
Meskipun terdapat beberapa faktor penghambat pasar seni kelas atas seperti suku bunga tinggi, inflasi, dan ketidakstabilan politik, terdapat peningkatan signifikan dalam volume transaksi sebesar 4 persen dengan total US$39,4 juta.

Pertumbuhan aktivitas pembeli ini terutama terlihat pada tingkat harga karya seni yang lebih rendah, sehingga menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih baik bagi dealer dan rumah lelang di segmen pasar ini. 

Baca juga : Mengenal Lebih Dekat Instalasi Unik Bandu Darmawan di Art Jakarta Gardens 2024

Editor : Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Mahalini Bikin Galau Hingga Emosional Penonton Titik Kumpul Festival 2024

BERIKUTNYA

Wujudkan Fashion Ramah Lingkungan dengan Teknik Upcycling Pakaian Lama jadi Seperti Baru

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: