Kendaraan Klasik Terus Diburu, Ini Jenis Mobil Antik yang Paling Dicari Kolektor
02 June 2023 |
08:00 WIB
1
Like
Like
Like
Meski dunia otomotif terus menawarkan sederet kendaraan dengan material terbarukan dan teknologi yang canggih, para pencinta mobil dan motor klasik tetap memiliki jalan sunyinya sendiri. Sejak dahulu hingga kini, pencinta kendaraan klasik masih terus eksis kendati tren otomotif terus berubah.
Mengoleksi kendaraan klasik seringkali dijadikan hobi bagi para pencinta otomotif karena alasan nilai sentimental dan estetika yang tinggi. Kendaraan ini juga sering disebut dengan mobil antik, retro, atau vintage. Terkenal dengan desain yang elegan dan estetika yang menarik, membuat banyak orang masih terus tertarik untuk mengoleksi kendaraan klasik.
Baca juga: Kenalan dengan Toyota Corolla DX, Sedan Tua yang Tak Hilang Pesonanya
Animo hobi dan minat yang tinggi di kalangan masyarakat pun membuat bisnis kendaraan klasik pun masih prospektif. Menurut data dari Statista, pasar mobil klasik global diproyeksikan akan terus tumbuh dari angka US$30,9 miliar pada 2020 dan akan mencapai US$43,4 miliar pada 2024 mendatang.
Hasil riset tersebut juga menyebutkan bahwa mobil antik sangat populer khususnya di negara Eropa dan Amerika Utara. Kendaraan klasik dianggap sebagai barang koleksi sehingga biaya premi asuransinya menjadi lebih rendah dibandingkan mobil modern. Sementara di Indonesia, meski tidak ada data statistik yang spesifik, geliat bisnis kendaraan klasik masih tetap tinggi dari tahun ke tahun.
Raihan Putra, Owner Bursa Classic, mengatakan minat masyarakat Indonesia untuk mengoleksi mobil klasik masih tinggi sampai saat ini, meski tren jenis mobil yang paling digandrungi berubah dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2023 misalnya, dia mengatakan jenis mobil yang banyak dicari adalah mobil-mobil JDM atau Japanese domestic market keluaran tahun 1990-an seperti Toyota Supra, Honda NSX, dan Mazda RX-7.
Sementara untuk tahun sebelumnya, mobil-mobil klasik yang cenderung laku di pasaran adalah buatan Eropa seperti Mercedes Benz dan Mini Morris. Ada beberapa alasan mengapa mobil-mobil klasik JDM tahun 1990-an kini diburu di pasaran mulai dari harganya yang relatif murah, hingga kondisi kendaraan yang sudah lebih modern sekalipun masih terbilang klasik.
"Bisnis [mobil klasik] ini bisa dibilang sustainable karena kalau harganya mahal bukan cuma di Indonesia, tapi juga di global. Ada semacam standar harga untuk mobil klasik," ucapnya saat dihubungi Hypeabis.id.
Diakui oleh Raihan dalam sebulan, dia bisa menjual mobil klasik hingga 10 item dengan rentang harga mulai dari Rp20 juta hingga Rp6 miliar. Dari penjualan tersebut, biasanya dia bisa mendapatkan komisi mulai dari Rp5 juta hingga ratusan juta rupiah per mobil. Adapun, sebagian besar pembeli dari Bursa Classic merupakan kalangan yang memang sudah terbilang kolektor senior dalam dunia mobil klasik.
Baca juga: Kolektor Handojo Susanto Beberkan 7 Hal Penting Sebelum Membeli Barang Antik
Kebanyakan koleksi mobil klasik yang dijual di Bursa Classic didapatkan dari kolektor yang menitip jual kendaraannya. Sementara sebagiannya lagi didapatkan dari hasil mencari mobil-mobil yang memang dijual di sejumlah komunitas. Mobil-mobil yang dibeli pun biasanya sesuai dengan minat pasar, serta tingkat kelangkaan tertentu sehingga harganya bisa bersaing.
Tak semua mobil bisa langsung dijual kepada konsumen. Raihan mengatakan beberapa mobil dengan kondisi tertentu akan dilakukan restorasi atau perbaikan terlebih dahulu sebelum dijual untuk bisa mendapatkan kualitas yang baik, sehingga menaikkan harga jual.
"Selain melihat spare part dari mobilnya, kami juga biasanya mencari mobil yang pemilik sebelumnya apik dalam merawatnya," kata pria kelahiran 1996 ini.
Kendati bukan barang baru, mobil klasik juga memiliki standar harga di pasaran sehingga tidak sulit untuk menentukan satu harga mobil tertentu. Namun, hal ini juga akhirnya bisa membuat harga mobil klasik cenderung fluktuatif mengikuti tren kisaran harga di pasaran.
Oleh karena itu, menurut Raihan, mengoleksi mobil klasik dengan alasan untuk berinvestasi dalam jangka panjang masih tergolong riskan. Terlebih, tren jenis mobil klasik yang digandrungi masyarakat juga cenderung dinamis dan berubah dari masa ke masa, sehingga bisa mempengaruhi harga mobil itu sendiri.
Sejumlah tantangan pun dihadapi Raihan dalam berbisnis mobil klasik yang dia geluti sejak 2017, salah satunya adalah tertipu dalam membeli mobil untuk mengisi etalase tokonya. Dengan berbagai modus, biasanya pihak tak bertanggung jawab akan mengiming-imingi produk mobil klasik yang banyak dicari lalu meminta sejumlah uang muka. Setelah dibayar, oknum tersebut lantas menghilang.
Untuk menghindari hal tersebut, dia pun kini lebih mencari mobil klasik secara langsung daripada membelinya secara daring. Kendati demikian, menurut Raihan, bisnis mobil klasik ke depannya masih akan terus prospektif. Terlebih, dengan perkembangan teknologi, promosi mobil klasik akan lebih luas kepada calon konsumen, begitupun mempermudah transaksi karena dilakukan secara daring.
Baca juga: Mau Beli Mobil Lawas untuk Nostalgia? Perhatikan Dulu Hal Ini!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Mengoleksi kendaraan klasik seringkali dijadikan hobi bagi para pencinta otomotif karena alasan nilai sentimental dan estetika yang tinggi. Kendaraan ini juga sering disebut dengan mobil antik, retro, atau vintage. Terkenal dengan desain yang elegan dan estetika yang menarik, membuat banyak orang masih terus tertarik untuk mengoleksi kendaraan klasik.
Baca juga: Kenalan dengan Toyota Corolla DX, Sedan Tua yang Tak Hilang Pesonanya
Animo hobi dan minat yang tinggi di kalangan masyarakat pun membuat bisnis kendaraan klasik pun masih prospektif. Menurut data dari Statista, pasar mobil klasik global diproyeksikan akan terus tumbuh dari angka US$30,9 miliar pada 2020 dan akan mencapai US$43,4 miliar pada 2024 mendatang.
Hasil riset tersebut juga menyebutkan bahwa mobil antik sangat populer khususnya di negara Eropa dan Amerika Utara. Kendaraan klasik dianggap sebagai barang koleksi sehingga biaya premi asuransinya menjadi lebih rendah dibandingkan mobil modern. Sementara di Indonesia, meski tidak ada data statistik yang spesifik, geliat bisnis kendaraan klasik masih tetap tinggi dari tahun ke tahun.
Raihan Putra, Owner Bursa Classic, mengatakan minat masyarakat Indonesia untuk mengoleksi mobil klasik masih tinggi sampai saat ini, meski tren jenis mobil yang paling digandrungi berubah dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2023 misalnya, dia mengatakan jenis mobil yang banyak dicari adalah mobil-mobil JDM atau Japanese domestic market keluaran tahun 1990-an seperti Toyota Supra, Honda NSX, dan Mazda RX-7.
Sementara untuk tahun sebelumnya, mobil-mobil klasik yang cenderung laku di pasaran adalah buatan Eropa seperti Mercedes Benz dan Mini Morris. Ada beberapa alasan mengapa mobil-mobil klasik JDM tahun 1990-an kini diburu di pasaran mulai dari harganya yang relatif murah, hingga kondisi kendaraan yang sudah lebih modern sekalipun masih terbilang klasik.
"Bisnis [mobil klasik] ini bisa dibilang sustainable karena kalau harganya mahal bukan cuma di Indonesia, tapi juga di global. Ada semacam standar harga untuk mobil klasik," ucapnya saat dihubungi Hypeabis.id.
Diakui oleh Raihan dalam sebulan, dia bisa menjual mobil klasik hingga 10 item dengan rentang harga mulai dari Rp20 juta hingga Rp6 miliar. Dari penjualan tersebut, biasanya dia bisa mendapatkan komisi mulai dari Rp5 juta hingga ratusan juta rupiah per mobil. Adapun, sebagian besar pembeli dari Bursa Classic merupakan kalangan yang memang sudah terbilang kolektor senior dalam dunia mobil klasik.
Baca juga: Kolektor Handojo Susanto Beberkan 7 Hal Penting Sebelum Membeli Barang Antik
Kebanyakan koleksi mobil klasik yang dijual di Bursa Classic didapatkan dari kolektor yang menitip jual kendaraannya. Sementara sebagiannya lagi didapatkan dari hasil mencari mobil-mobil yang memang dijual di sejumlah komunitas. Mobil-mobil yang dibeli pun biasanya sesuai dengan minat pasar, serta tingkat kelangkaan tertentu sehingga harganya bisa bersaing.
Tak semua mobil bisa langsung dijual kepada konsumen. Raihan mengatakan beberapa mobil dengan kondisi tertentu akan dilakukan restorasi atau perbaikan terlebih dahulu sebelum dijual untuk bisa mendapatkan kualitas yang baik, sehingga menaikkan harga jual.
"Selain melihat spare part dari mobilnya, kami juga biasanya mencari mobil yang pemilik sebelumnya apik dalam merawatnya," kata pria kelahiran 1996 ini.
Kendati bukan barang baru, mobil klasik juga memiliki standar harga di pasaran sehingga tidak sulit untuk menentukan satu harga mobil tertentu. Namun, hal ini juga akhirnya bisa membuat harga mobil klasik cenderung fluktuatif mengikuti tren kisaran harga di pasaran.
Oleh karena itu, menurut Raihan, mengoleksi mobil klasik dengan alasan untuk berinvestasi dalam jangka panjang masih tergolong riskan. Terlebih, tren jenis mobil klasik yang digandrungi masyarakat juga cenderung dinamis dan berubah dari masa ke masa, sehingga bisa mempengaruhi harga mobil itu sendiri.
Sejumlah tantangan pun dihadapi Raihan dalam berbisnis mobil klasik yang dia geluti sejak 2017, salah satunya adalah tertipu dalam membeli mobil untuk mengisi etalase tokonya. Dengan berbagai modus, biasanya pihak tak bertanggung jawab akan mengiming-imingi produk mobil klasik yang banyak dicari lalu meminta sejumlah uang muka. Setelah dibayar, oknum tersebut lantas menghilang.
Untuk menghindari hal tersebut, dia pun kini lebih mencari mobil klasik secara langsung daripada membelinya secara daring. Kendati demikian, menurut Raihan, bisnis mobil klasik ke depannya masih akan terus prospektif. Terlebih, dengan perkembangan teknologi, promosi mobil klasik akan lebih luas kepada calon konsumen, begitupun mempermudah transaksi karena dilakukan secara daring.
Baca juga: Mau Beli Mobil Lawas untuk Nostalgia? Perhatikan Dulu Hal Ini!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.