Film 24 Jam Bersama Gaspar (Sumber gambar: Instagram/24jambersamagasparfilm)

Hypereport: Film Adaptasi Novel & Webtoon Warnai Industri Film Indonesia

24 March 2024   |   12:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
Film adaptasi menjadi salah satu tren yang belakangan makin mewarnai industri perfilman Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, jumlah film hasil adaptasi, baik dari novel, webtoon, bahkan thread media sosial, kian jamak diproduksi oleh sineas dan rumah produksi lokal.

Novel dan cerpen masih menjadi salah satu karya seni yang cukup sering diadaptasi menjadi sebuah film. Lebih dari sekadar alih wahana, beberapa adaptasi tersebut juga digarap sama seriusnya sehingga sejumlah judul mampu meraih prestasi, baik dari jumlah penonton maupun penghargaan.

Baca juga laporan terkait:
1. Hypereport: Dari Twitter ke Layar Lebar, Adaptasi Utas Viral Jadi Film Horor Terlaris
2. Hypereport: Ekosistem Penting Untuk Memacu Karya Film Orisinal
3. Hypereport: Upaya Mencetak Penulis Skenario Andal di Jagat Sinema Lokal
4. Hypereport: Deretan Film Lokal Pemenang Skenario Asli Terbaik Piala Citra


Sejak makin seringnya adaptasi novel ke film, Festival Film Indonesia juga turut memberikan sorotan pada fenomena ini. Sejak 2006, ajang paling prestise tersebut menambahkan kategori Skenario Adaptasi Terbaik.

Penghargaan tersebut adalah pecahan dari kategori Skenario Terbaik. Mulai 2006, bidang naskah memiliki dua kategori, yakni Skenario Asli Terbaik dan Skenario Adaptasi Terbaik. Hal ini menunjukkan lekatnya hubungan film dengan karya sastra berbasis teks.


Tak Sekadar Adaptasi, Tetapi Berprestasi

 
Film 24 Jam Bersama Gaspar (Sumber gambar: Instagram/24jambersamagasparfilm)
Selama lima tahun terakhir, beberapa adaptasi dari novel sukses mencuri perhatian di industri perfilman nasional. Yang terbaru misalnya, ketika Visinema Pictures dan KawanKawan Media mengadaptasi novel 24 Jam Bersama Gaspar karya Sabda Armandio ke dalam film dengan judul yang sama.

Film yang disutradarai oleh Yosep Anggi Noen ini berhasil meraih sembilan nominasi FFI 2023 dan memenangkan satu di antaranya, yakni Skenario Adaptasi Terbaik. Film yang dibintangi oleh Reza Rahadian, Shenina Cinnamon, Laura Basuki, dan Kristo Immanuel juga mendapat sorotan dari festival mancanegara.

Film yang mengangkat tema kriminal distopia dengan sentuhan aksi yang kental tersebut juga sukses menggelar world premier di Festival Film Internasional Busan pada 6 Oktober 2023.

Film ini juga masuk ke nominasi Kim Jiseok Awards pada ajang serupa. Lalu, juga sempat ditayangkan di Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada 28 dan 29 November 2023 dan di Singapore International Film Festival pada 4 Desember 2023. Kini telah tayang reguler di Netflix.

Salah satu film adaptasi novel ke film yang jadi sorotan lain adalah Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas. Diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Eka Kurniawan, film yang disutradarai Edwin tersebut juga tampil mentereng dengan 12 nominasi FFI 2022.

Tak tanggung-tanggung, lima di antaranya berhasil dimenangkan, seperti Sutradara terbaik, Penulis Skenario Adaptasi Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Penata Busana Terbaik, dan Pemeran Utama Perempuan Terbaik.

Di panggung internasional, film yang lekat dengan aksi dan eksplorasi konstruksi gender tentang maskulinitas ini juga berhasil memenangkan Golden Leopard di Festival Film Locarno dan Silver Hanoman Award di Jogja-NETPAC Asian Film Festival.

Kemudian, Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan juga menjadi film adaptasi yang menarik selanjutnya. Film yang digarap oleh Ernest Prakasa berdasarkan novel berjudul sama karya Meira Anastasia ini juga meraih 11 nominasi Piala Citra FFI 2020.

Namun, film ini hanya memenangkan kategori Penulis Skenari Adaptasi Terbaik. Kendati demikian, film ini mendapat apresiasi yang tinggi dari penonton. Selain bisa bertahan 55 hari di bioskop, film ini juga sukses mendapatkan 2.662.356 penonton.


Punya Basis Penonton Loyal

 
Film Dilan 1991 (Sumber gambar: IMDB)
Tidak hanya perihal kualitas, film adaptasi novel juga kerap jadi strategi menarik untuk mendatangkan jutaan penonton. Versi novelnya yang memang telah lebih dahulu terbit dan populer ditengarai jadi salah satu alasan film adaptasi kerap mendulang banyak penonton.

Misalnya, novel trilogi Dilan karya ciptaan Pidi Baiq yang seluruhnya sukses ketika dijadikan film. Pada judul Dilan 1990 produksi Max Pictures, film ini meraih 6,21 penonton. Lalu, Dilan 1991 berhasil meraih 5,25 juta penonton. Begitu pula dengan film Milea: Suara dari Dilan yang mendapat lebih dari 3 juta penonton pada 2020.

Bahkan, kisah kelanjutan Dilan bertajuk Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 juga masih mampu meraih 1,31 juta penonton pada 2024 ini. Kisahnya masih terus diolah jadi prekuel bertajuk Dilan 1983: Who Ai Ni yang saat ini masih dalam proses produksi.

Tak hanya itu, novel Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini karya Marchella FP yang diadaptasi jadi film pada 2020 juga sukses di pasaran. Film yang diproduksi Visinema Pictures tersebut mampu meraih 2,25 juta penonton.

Kisahnya, terus diproduksi ulang, baik menjadi web series, maupun spin off bertajuk Story of Kale: When Someone’s in Love. Lalu, masih dijadikan sekuel berjudul Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang dan Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti.

Di luar itu, film adaptasi novel memang makin terus beragam dan menemukan pasarnya sendiri. Tidak hanya novel romansa saja, seperti Garis Waktu, Merindu Cahaya de Amstel, Gezz & Ann, Teman Tapi Menikah, Antologi Rasa, 172 Days, bahkan novel yang menyelipkan sejarah seperti Bumi Manusia pada 2019 juga sempat difilmkan.


Cerita Webtoon Mulai Diminati Adaptasi Film

Selain novel, cerita-cerita di webtoon juga makin sering diadaptasi jadi film. Terbaru, ada Pasutri Gaje (2024), film produksi Falcon Pictures yang ceritanya diambil dari webtoon berjudul sama karya Annisa Nisfihani.

Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris ternama, seperti Reza Rahadian, Bunga Citra Lestari, Indro Warkop, Ira Wibowo, Arifin Putra, Sza Sza Utari, Andre Taulany, Tora Sudiro, Mieke Amalia, dan Kiky Saputri. Namun, film ini hanya mendapatkan jumlah penonton sekitar 418.373 per 4 Maret 2024, seperti data yang dibagikan oleh filmindonesiaorid.
 


Kemudian, film adaptasi webtoon yang sempat mencuri perhatian lain adalah Terlalu Tampan (2019). Bergenre komedi, film produksi Visinema ini adalah adaptasi dari webtoon dengan judul sama karya Mos Okis dan S.M.S.

Diperankan oleh Ari Ilham sebagai Mas Kulin, film bercerita tentang keresahan Kulin mengenai tragedi yang akan ditimbulkan wajah tampannya.

Lalu, Visinema juga memproduksi film adaptasi webtoon lain berjudul Eggnoid: Cinta & Portal Waktu. Bergenre fantasi dan romantis, diadaptasi dari webtoon dengan judul sama karya Archie The RedCat.

Film yang dibintangi oleh Sheila Dara Aisha dan Morgan Oey ini bercerita tentang Ran dan Eggy, seorang manusia yang menetas dari sebuah telur atau Eggnoid yang datang dari masa depan.

Webtoon juga ada yang diubah menjadi serial, seperti yang dilakukan rumah produksi SinemArt dan Nyra Studio saat menggarap Code Helix. Disutradarai oleh Verdy Solaiman, film ini merupakan adaptasi dari komik web berjudul sama karya Nikky Dibya Wardhana dan Bryan Arfiandy.

Serial ini bercerita tentang Rendra, seorang siswa SMA yang berbakat dalam bidang teknologi informasi dengan kehidupan yang tampak sempurna. Hingga ada suatu peristiwa yang menimpa sahabat masa kecilnya dan membuatnya akhirnya memutuskan menjadi peretas dengan nama Helix.

Beberapa komik web bertema super hero juga beberapa kali diangkat jadi film. Misalnya, Virgo and The Sparklings (2023) karya karya Annisa Nisfihani dan Sri Asih (2022) karya Archie The RedCat dan Devita Krisanti.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Menjelajahi Konsep Busana 'Ready to Live' dari Love, Bonito: Modis dan Praktis

BERIKUTNYA

Alasan Wanita Percaya Diri Terlihat Lebih Cantik dan Menarik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: