Beberapa masalah gigi dan mulut rentan hadir saat puasa. (Sumber gambar: Shiny Diamond/Pexels)

Ketahui Masalah Gigi & Mulut saat Berpuasa serta Cara Mengatasinya

21 March 2024   |   15:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Perubahan pola makan yang terjadi selama bulan puasa berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut. Akibatnya, beberapa masalah gigi dan mulut pun rentan terjadi, mulai dari bau mulut, sariawan, mulut kering, hingga sakit gigi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut saat berpuasa.
 
Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) Suryono menjelaskan selama berpuasa, tubuh tidak memperoleh banyak asupan minuman atau cairan sehingga produksi saliva atau air liur di dalam mulut menjadi berkurang dan teksturnya lebih kental. Hal itu akhirnya memberikan efek pada kondisi rongga mulut menjadi lebih kering, hingga pertumbuhan kuman yang lebih cepat.
 
"Apalagi kalau ada sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut. Hal-hal inilah yang akhirnya memberikan dampak buruk sehingga seseorang mengalami bau napas atau bau mulut," katanya dalam acara peringatan World Oral Health Day 2024 di Masjid Agung Trans Studio Bandung, Rabu (20/3/2024). 

Baca juga: Kunjungan Perawatan Gigi Menurun selama Bulan Puasa, Ini Sebabnya
 
Kurangnya asupan cairan ketika berpuasa menyebabkan produksi air liur yang berkurang, akibatnya mulut menjadi lebih kering. Rasa tidak nyaman akibat mulut kering dapat berupa bibir pecah-pecah, gigi berlubang, dan menyebabkan bau mulut. 
 
Dalam menjaga kelembaban rongga mulut, air liur memiliki peran yang cukup penting. Maka, produksi air liur yang berkurang akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Karena air liur memiliki fungsi sebagai cairan pembersih mulut secara alami yang mengandung bahan anti bakteri.
 
Selain itu, selama puasa, fungsi pengunyahan juga menjadi tidak efektif lantaran tidak mengonsumsi makanan ataupun minuman. Padahal, Suryono menjelaskan pengunyahan dapat berfungsi sebagai proses pembersihan alami rongga mulut. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penumpukan kuman.
 
Faktor lain yang juga bisa menyebabkan bau mulut saat berpuasa adalah adanya manifestasi penyakit sistemik seperti asam lambung, ginjal, dan diabetes. Termasuk, adanya sisa makanan yang tertinggal pada rongga gigi yang berlubang hingga membusuk, mengonsumsi makanan yang berbau tajam, hingga kondisi kesehatan asam lambung (GERD).
 
Selain mulut kering dan bau mulut, orang-orang juga rentan mengalami sakit gigi saat berpuasa. Pada bulan Ramadan, mayoritas orang menyantap makanan dan minuman manis saat berbuka yang banyak mengandung gula sehingga dapat mengakibatkan gigi berlubang. Seringkali gigi berlubang menjadi penyebab terjadinya sakit gigi.
 
Hal ini terjadi karena sisa makanan dan bakteri yang terdapat pada gigi akan menghasilkan asam yang bisa melarutkan mineral gigi. Air liur dalam rongga mulut dapat menetralkan asam yang dihasilkan oleh bakteri. Akan tetapi ketika sedang berpuasa, produksi air liur akan berkurang sehingga rongga mulut dalam keadaan asam dan terjadilah gigi berlubang. 

Baca juga: Awas, Gigi Berlubang Bisa Memicu Penyakit Jantung
 

Menjaga Kesehatan Gigi & Mulut Saat Berpuasa

Suryono menyampaikan terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut selama puasa agar terhindar dari berbagai penyakit, salah satunya dengan rutin menyikat gigi dengan benar. Menyikat gigi dengan teknik yang benar dapat mencegah sisa-sisa makanan yang menyangkut di sela-sela gigi sehingga tidak terakumulasi menjadi plak atau karang gigi.
 
Terkait waktu sikat gigi, pria yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Gadjah Mada itu menjelaskan sebaiknya selalu menyikat gigi tiap sehabis makan. Misalnya, bisa dilakukan sehabis sahur dan sebelum tidur. 
 
"Kalau sisa makanan tertinggal di gigi itu menjadi makanan kuman yang akan menghasilkan asam dan merontokkan jaringan keras pada gigi kita," jelasnya.
 
Membersihkan gigi juga harus dilakukan secara menyeluruh terutama memastikan bagian-bagian gigi yang sulit dijangkau oleh bulu sikat gigi serta kondisi gigi berjejal, sehingga meminimalisir terjadinya pertumbuhan kuman.
 
Selain sikat gigi, penting juga untuk menghindari makanan dan minuman yang manis dan lengket lantaran mudah tertinggal pada cekungan gigi yang dalam, sehingga menjadi makanan yang baik untuk kuman. 
 
Adapun, terkait menggunakan obat kumur, Suryono mengatakan hal tersebut diperbolehkan maksimal satu kali dalam sehari. Berkumur menggunakan antiseptik tidak disarankan untuk dilakukan secara berlebihan karena dapat mengganggu keseimbangan mikroflora dalam rongga mulut.
 
"Yang harus sering itu sikat giginya. Karena kalau sikat gigi itu kan pembersihan secara alami. Semakin sering sikat gigi, akan semakin baik," ujarnya. 

Baca juga: 7 Cara Redakan Sakit Gigi Darurat sebelum Berobat ke Dokter

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Cek Tanggal yang Aman Untuk Mudik Agar Tidak Terjebak Macet

BERIKUTNYA

Dewi Gontha Ungkap BNI Java Jazz Festival ke Depan Bakal Digelar di Luar Negeri

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: