Cek Tanggal yang Aman Untuk Mudik Agar Tidak Terjebak Macet
21 March 2024 |
19:50 WIB
Selama bertahun-tahun mudik Lebaran telah menjadi tradisi masyarakat Indonesia untuk menyambut Idulfitri. Menjelang hari raya, biasanya para perantau di kota-kota besar mulai berkendara memadati jalan tol untuk pulang kampung dalam waktu bersamaan sehingga terjadi penumpukan kendaraan.
Nah, supaya tidak terjebak macet, kira-kira kapan waktu yang tepat untuk mudik Lebaran 2024? Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta melibatkan para pakar dan akademisi di bidang transportasi menggelar survei potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024.
Baca juga: Cara Daftar dan Persyaratan Mudik Gratis Lebaran 2024 dari Kemenhub
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, hasil survei potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024 menunjukan adanya tren peningkatan.
Tren pergerakan masyarakat secara nasional berpotensi mencapai 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 193,6 juta orang. Angka tersebut meningkat pesat dibandingkan potensi pergerakan masyarakat saat Lebaran tahun 2023 lalu, yakni 123,8 juta orang.
“Untuk mengantisipasi potensi lonjakan pergerakan masyarakat tersebut, kami melakukan persiapan baik secara operasional maupun kebijakan dalam pengendalian, pengaturan transportasi, dan penanganan secara komprehensif bersama instansi kementerian dan lembaga pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, serta pihak swasta," ujar Budi Karya, dikutip melalui laman resmi Kemenhub, Kamis (21/3/2024).
Lebih lanjut dia menambahkan, pemerintah akan memberlakukan kebijakan yang efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik yang mengakibatkan kepadatan di simpul dan di ruas jalan melalui pola perjalanan, pola transportasi, dan pola lalu lintas.
Upaya yang dilakukan diantaranya dengan melakukan pengaturan waktu mudik, penetapan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas terutama pada daerah yang berisiko terjadi kepadatan luar biasa.
Mengacu pada hasil survei arus perjalanan mudik dari Kemenhub, daerah asal perjalanan terbanyak, yaitu Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang), disusul Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang).
Sementara untuk daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang), Jawa Timur sebesar 19,4 persen (37,6 juta orang), dan Jawa Barat sebesar 16,6 persen (32,1 juta orang).
Perkiraan puncak hari mudik berdasarkan pilihan masyarakat adalah H-2 atau Senin, yakni 8 April 2024 saat dimulainya cuti bersama, dengan potensi pergerakan 26,6 juta orang (13,7 persen). Sedangkan perkiraan puncak hari balik adalah H+4 yakni Minggu, 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2 persen).
Adapun mengenai waktu mudik yang tepat, Kemenhub pernah melakukan survei mengenai waktu-waktu yang dipilih oleh pemudik. Ternyata, sebagian besar pemudik memilih melakukan perjalanan di pagi hari, yakni sekitar pukul 04.00 - 06.00 pagi dan pilihan kedua 07.00-09.00. Untuk menghindari perjalanan macet, sebaiknya berangkat di luar jam tersebut.
Selain itu yang tak kalah pentingnya, kita juga perlu memperhitungkan waktu berbuka saat berangkat mudik. Jangan lupa membawa bekal untuk mengantisipasi terjebak macet di kawasan yang jauh dari rest area saat mendekati waktu berbuka.
Berkebalikan dengan tahun-tahun sebelumnya, pilihan kendaraan pribadi menjadi favorit. Pada Lebaran 2023, moda transportasi yang diminati tertinggi adalah mobil pribadi 27,32 juta (22,1 persen). Berikutnya sepeda motor 23,13 juta orang (20,3 persen) dan bus 22,77 juta orang (18,4 persen) dan KA antar kota 14,47 juta orang (11,69 persen).
Masyarakat yang memilih mobil pribadi dan sepeda motor bertambah tahun ini, namun jumlahnya masih kalah dengan mereka yang memilih moda KA antar kota dan bus untuk mudik. Selain itu, untuk pertama kalinya di musim lebaran 2024 ini sudah beroperasi kereta cepat Whoosh yang diminati 1,42 juta orang (0,73 persen).
Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Trasportasi Indonesia (MTI) Pusat menyebutkan, tingginya pemudik dengan kendaraan umum menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk membenahi transportasi umum dan daerah.
Kebijakan rekayasa lalu lintas searah (one way) di jalan tol harus dipikir masak-masak, supaya bus yang akan kembali ke Jakarta tidak terhambat dan penumpang tidak menunggu lama di terminal penumpang.
"Tahun lalu, penumpang menunggu hingga 6 jam di Terminal Pulo Gebang, menunggu bus penjemputan yang berasal dari Prov. Jateng, Prov. DI Yogyakarta dan Prov. Jatim. Lebih baik menerapkan contra flow, supaya sopir tidak lama di perjalanan dan penumpang tidak menunggu lama di terminal," katanya dikutip dari rilisnya.
Baca juga: Cek Kuota dan Jadwal Mudik Gratis dengan Kapal Pelni
Lebih lanjut dia menyarankan, pemudik di jalan tol sebaiknya diarahkan ke jalan arteri seperti Pantura. Selain itu perlu ada kerja sama dengan pemda untuk menyiapkan sejumlah tempat istirahat yang dekat gerbang tol. Keuntungannya UMKM di sepanjang jalan arteri bisa berkembang dan akan mendapatkan keuntungan selama periode mudik Lebaran.
Editor: Fajar Sidik
Nah, supaya tidak terjebak macet, kira-kira kapan waktu yang tepat untuk mudik Lebaran 2024? Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta melibatkan para pakar dan akademisi di bidang transportasi menggelar survei potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024.
Baca juga: Cara Daftar dan Persyaratan Mudik Gratis Lebaran 2024 dari Kemenhub
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, hasil survei potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024 menunjukan adanya tren peningkatan.
Tren pergerakan masyarakat secara nasional berpotensi mencapai 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 193,6 juta orang. Angka tersebut meningkat pesat dibandingkan potensi pergerakan masyarakat saat Lebaran tahun 2023 lalu, yakni 123,8 juta orang.
“Untuk mengantisipasi potensi lonjakan pergerakan masyarakat tersebut, kami melakukan persiapan baik secara operasional maupun kebijakan dalam pengendalian, pengaturan transportasi, dan penanganan secara komprehensif bersama instansi kementerian dan lembaga pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, serta pihak swasta," ujar Budi Karya, dikutip melalui laman resmi Kemenhub, Kamis (21/3/2024).
Lebih lanjut dia menambahkan, pemerintah akan memberlakukan kebijakan yang efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik yang mengakibatkan kepadatan di simpul dan di ruas jalan melalui pola perjalanan, pola transportasi, dan pola lalu lintas.
Upaya yang dilakukan diantaranya dengan melakukan pengaturan waktu mudik, penetapan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas terutama pada daerah yang berisiko terjadi kepadatan luar biasa.
Mengacu pada hasil survei arus perjalanan mudik dari Kemenhub, daerah asal perjalanan terbanyak, yaitu Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang), disusul Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang).
Sementara untuk daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang), Jawa Timur sebesar 19,4 persen (37,6 juta orang), dan Jawa Barat sebesar 16,6 persen (32,1 juta orang).
Perkiraan puncak hari mudik berdasarkan pilihan masyarakat adalah H-2 atau Senin, yakni 8 April 2024 saat dimulainya cuti bersama, dengan potensi pergerakan 26,6 juta orang (13,7 persen). Sedangkan perkiraan puncak hari balik adalah H+4 yakni Minggu, 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2 persen).
Dengan demikian, waktu yang direkomendasikan untuk berangkat mudik adalah 6-7 April, 2-3 hari sebelum Lebaran jika memungkinkan. Sementara pulangnya direkomendasikan 13 April atau 15 April sehari sebelum atau setelah puncak hari balik.
Adapun mengenai waktu mudik yang tepat, Kemenhub pernah melakukan survei mengenai waktu-waktu yang dipilih oleh pemudik. Ternyata, sebagian besar pemudik memilih melakukan perjalanan di pagi hari, yakni sekitar pukul 04.00 - 06.00 pagi dan pilihan kedua 07.00-09.00. Untuk menghindari perjalanan macet, sebaiknya berangkat di luar jam tersebut.
Selain itu yang tak kalah pentingnya, kita juga perlu memperhitungkan waktu berbuka saat berangkat mudik. Jangan lupa membawa bekal untuk mengantisipasi terjebak macet di kawasan yang jauh dari rest area saat mendekati waktu berbuka.
Moda Transportasi yang Diminati untuk Mudik Lebaran 2024
Berdasar hasil Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran Tahun 2024 yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan minat mudik lebaran 2024, masyarakat memilih moda KA antarkota 39,32 juta orang (20.30 persen), bus 37,61 juta orang (19,37 persen), mobil pribadi 35,42 juta orang (18,29 persen) dan sepeda motor 31,12 juta orang (16,07 persen).Berkebalikan dengan tahun-tahun sebelumnya, pilihan kendaraan pribadi menjadi favorit. Pada Lebaran 2023, moda transportasi yang diminati tertinggi adalah mobil pribadi 27,32 juta (22,1 persen). Berikutnya sepeda motor 23,13 juta orang (20,3 persen) dan bus 22,77 juta orang (18,4 persen) dan KA antar kota 14,47 juta orang (11,69 persen).
Masyarakat yang memilih mobil pribadi dan sepeda motor bertambah tahun ini, namun jumlahnya masih kalah dengan mereka yang memilih moda KA antar kota dan bus untuk mudik. Selain itu, untuk pertama kalinya di musim lebaran 2024 ini sudah beroperasi kereta cepat Whoosh yang diminati 1,42 juta orang (0,73 persen).
Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Trasportasi Indonesia (MTI) Pusat menyebutkan, tingginya pemudik dengan kendaraan umum menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk membenahi transportasi umum dan daerah.
Kebijakan rekayasa lalu lintas searah (one way) di jalan tol harus dipikir masak-masak, supaya bus yang akan kembali ke Jakarta tidak terhambat dan penumpang tidak menunggu lama di terminal penumpang.
"Tahun lalu, penumpang menunggu hingga 6 jam di Terminal Pulo Gebang, menunggu bus penjemputan yang berasal dari Prov. Jateng, Prov. DI Yogyakarta dan Prov. Jatim. Lebih baik menerapkan contra flow, supaya sopir tidak lama di perjalanan dan penumpang tidak menunggu lama di terminal," katanya dikutip dari rilisnya.
Baca juga: Cek Kuota dan Jadwal Mudik Gratis dengan Kapal Pelni
Lebih lanjut dia menyarankan, pemudik di jalan tol sebaiknya diarahkan ke jalan arteri seperti Pantura. Selain itu perlu ada kerja sama dengan pemda untuk menyiapkan sejumlah tempat istirahat yang dekat gerbang tol. Keuntungannya UMKM di sepanjang jalan arteri bisa berkembang dan akan mendapatkan keuntungan selama periode mudik Lebaran.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.