Diangkat Jadi Film Layar Lebar, Ini Resensi Novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur
14 March 2024 |
16:24 WIB
Film religi berjudul 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa' garapan Hanung Bramantyo saat ini sedang ramai diperbincangan di dunia maya karena banyak menuai pro kontra. Rupanya, film yang rencananya akan tayang pada 16 Maret 2024 ini diadaptasi dari novel berjudul 'Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur, Memoar Luka Seorang Muslimah' karya Muhidin M Dahlan.
Sejak diterbitkan pada 2003 lalu, Novel fiksi yang diangkat dari kisah nyata seorang mahasiswi di Yogyakarta ini memang sudah menuai banyak kontroversial dengan berbagai polemik panjang di dalamnya.
Betapa tidak, dari judulnya saja banyak pihak yang menganggap novel tersebut seolah menjadi pedoman bagi seorang muslimah yang ingin menjadi pelacur. Padahal, isi yang ada di dalam novel tersebut jauh dari ‘guidleness’ untuk menjadi pelacur.
Baca juga: Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa Tayang Terbatas di Bioskop 16 Maret 2024, Cek Sinopsisnya
Justru, buku setebal 264 halaman tersebut mengisahkan pergulatan batin dan pencarian makna hidup seorang muslimah bernama Nidah Kirani yang mulanya awam terhadap agama, ingin mempelajari lebih dalam mengenai agama. Namun, dirinya malah terjerumus ke dalam islam radikal yang justru membuatnya merasakan kekecewaan mendalam terhadap ajaran agama yang dianutnya.
Kekecewaan demi kekecewaan yang dia alami pada akhirnya membawa Kiran melenceng jauh dari ajaran agama hingga membawanya masuk ke dalam lembah hitam dunia malam yang erat kaitannya dengan minuman keras, narkoba, hingga seks bebas, tanpa merasa takut dan berdosa.
Banyak pihak yang meragukan kisah tersebut, tetapi Gus Muh, panggilan akrab sang penulis telah menjelaskan di bagian awal buku bahwa kisah ini diadaptasi dari kisah nyata seseorang yang dikenalnya dan telah melalui wawancara mendalam yang kemudian ditulis menjadi sebuah novel fiksi.
Kisah tersebut dirangkum dalam 11 bab yang ditulis sebagai pengakuan kesatu hingga pengakuan kesebelas. Setiap bab atau pengakuan tersebut, termuat secara jelas mengenai kisah sang pemeran utama.
Diceritakan pada mulanya Kiran mulai mempelajari tentang agama Islam dengan mengikuti pengajian di sebuah masjid. Hampir semua waktunya dihabiskan untuk beribadah mulai dari solat, mengaji, berderma, dan sebagainya. Dia pun menutup pakaiannya dengan mengenakan cadar serta berhijab lebar karena ingin menjadi muslimah yang benar-benar taat beribadah secara kaffah dan total dalam beragama.
Baca juga: Penulis Marchella FP Luncurkan Novel Grafis Tabi, Kisah Perempuan Berdamai dengan Luka
Hal ini diungkapkan pada bab awal ketika dirinya pertama kali bertemu dengan seseorang yang mengajaknya untuk rutin mengikuti pengajian agar lebih memahami ilmu keagamaan. Sampai suatu saat dia bertemu dengan seseorang yang membawanya masuk ke dalam organisasi Islam Radikal yang bertujuan mendirikan Negara Islam.
Dari situ mulai muncul kontroversi dan pertikaian batin di dalam dirinya. Sebab, yang ada di benak Kiran adalah ketika dirinya masuk ke organisasi ini dia akan menjadi lebih beriman dan kaffah dalam beribadah tetapi yang didapat justru berbanding terbalik dari harapannya hingga membuatnya merasa kecewa.
Kekecewaan yang dia rasakan membuatnya tidak nyaman dan memutuskan keluar dari organisasi tersebut. Namun yang dia dapatkan justru caci maki, terror, dan ketakutan yang mengintai perjalanan hidupnya.
Doktrin agama yang melekat di dalam organisasi tersebut justru membuatnya merasa kecewa dengan agama dan dengan tuhannya. Dia mempertanyakan kenapa di saat dirinya ingin mendekatkan diri dengan agama dan tuhan tetapi justru hal ini yang dia dapatkan. Kiran pun merasa begitu marah dan kecewa.
Di saat merasa kecewam frustasi, dan sendiri itu, dia bertemu dengan orang-orang yang malah membawanya ke jurang kemaksiatan yang membuatnya makin menjauh dari agama sebagai titik baliknya terhadap dogma agama. Saat berada di dalam dunia gelap itulah dia pun mulai menjajakan diri sebagai pelacur.
Dalam petualangannya menjajakan seks tersebut, dia bertemu dan tidur dengan orang-orang yang selama ini dikenal memiliki citra baik dan lantang menyuarakan kebenaran, mulai dari aktivis, agamawan, dosen, termasuk pejabat publik yang selama ini bersikukuh menegakkan nilai-nilai keislaman.
Di tengah kekecewaannya tersebut dia pun 'menantang' Tuhan dengan secara lantang mengungkapkan pemberontakannya terhadap ajaran agama, terutama ketika dirinya tengah memenuhi hasrat seksual bersama para lelaki hidung belang.
Novel ini seolah mengajarkan kita untuk tidak terlalu fanatic terhadap sesuatu. Sebab rasa fanatik yang berujung kekecewaan pada akhirnya malah akan membuat seseorang jadi kehilangan nalar dan akalnya, terlepas itu dari doktrin sebuah agama atau bukan.
Baca juga: Diadaptasi dari Novel, Cek Sinopsis Serial Gadis Kretek yang Siap Tayang Tahun Ini
Editor: Puput Ady Sukarno
Sejak diterbitkan pada 2003 lalu, Novel fiksi yang diangkat dari kisah nyata seorang mahasiswi di Yogyakarta ini memang sudah menuai banyak kontroversial dengan berbagai polemik panjang di dalamnya.
Betapa tidak, dari judulnya saja banyak pihak yang menganggap novel tersebut seolah menjadi pedoman bagi seorang muslimah yang ingin menjadi pelacur. Padahal, isi yang ada di dalam novel tersebut jauh dari ‘guidleness’ untuk menjadi pelacur.
Baca juga: Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa Tayang Terbatas di Bioskop 16 Maret 2024, Cek Sinopsisnya
Justru, buku setebal 264 halaman tersebut mengisahkan pergulatan batin dan pencarian makna hidup seorang muslimah bernama Nidah Kirani yang mulanya awam terhadap agama, ingin mempelajari lebih dalam mengenai agama. Namun, dirinya malah terjerumus ke dalam islam radikal yang justru membuatnya merasakan kekecewaan mendalam terhadap ajaran agama yang dianutnya.
Kekecewaan demi kekecewaan yang dia alami pada akhirnya membawa Kiran melenceng jauh dari ajaran agama hingga membawanya masuk ke dalam lembah hitam dunia malam yang erat kaitannya dengan minuman keras, narkoba, hingga seks bebas, tanpa merasa takut dan berdosa.
Banyak pihak yang meragukan kisah tersebut, tetapi Gus Muh, panggilan akrab sang penulis telah menjelaskan di bagian awal buku bahwa kisah ini diadaptasi dari kisah nyata seseorang yang dikenalnya dan telah melalui wawancara mendalam yang kemudian ditulis menjadi sebuah novel fiksi.
Kisah tersebut dirangkum dalam 11 bab yang ditulis sebagai pengakuan kesatu hingga pengakuan kesebelas. Setiap bab atau pengakuan tersebut, termuat secara jelas mengenai kisah sang pemeran utama.
Diceritakan pada mulanya Kiran mulai mempelajari tentang agama Islam dengan mengikuti pengajian di sebuah masjid. Hampir semua waktunya dihabiskan untuk beribadah mulai dari solat, mengaji, berderma, dan sebagainya. Dia pun menutup pakaiannya dengan mengenakan cadar serta berhijab lebar karena ingin menjadi muslimah yang benar-benar taat beribadah secara kaffah dan total dalam beragama.
Baca juga: Penulis Marchella FP Luncurkan Novel Grafis Tabi, Kisah Perempuan Berdamai dengan Luka
Hal ini diungkapkan pada bab awal ketika dirinya pertama kali bertemu dengan seseorang yang mengajaknya untuk rutin mengikuti pengajian agar lebih memahami ilmu keagamaan. Sampai suatu saat dia bertemu dengan seseorang yang membawanya masuk ke dalam organisasi Islam Radikal yang bertujuan mendirikan Negara Islam.
Dari situ mulai muncul kontroversi dan pertikaian batin di dalam dirinya. Sebab, yang ada di benak Kiran adalah ketika dirinya masuk ke organisasi ini dia akan menjadi lebih beriman dan kaffah dalam beribadah tetapi yang didapat justru berbanding terbalik dari harapannya hingga membuatnya merasa kecewa.
Kekecewaan yang dia rasakan membuatnya tidak nyaman dan memutuskan keluar dari organisasi tersebut. Namun yang dia dapatkan justru caci maki, terror, dan ketakutan yang mengintai perjalanan hidupnya.
Doktrin agama yang melekat di dalam organisasi tersebut justru membuatnya merasa kecewa dengan agama dan dengan tuhannya. Dia mempertanyakan kenapa di saat dirinya ingin mendekatkan diri dengan agama dan tuhan tetapi justru hal ini yang dia dapatkan. Kiran pun merasa begitu marah dan kecewa.
Di saat merasa kecewam frustasi, dan sendiri itu, dia bertemu dengan orang-orang yang malah membawanya ke jurang kemaksiatan yang membuatnya makin menjauh dari agama sebagai titik baliknya terhadap dogma agama. Saat berada di dalam dunia gelap itulah dia pun mulai menjajakan diri sebagai pelacur.
Dalam petualangannya menjajakan seks tersebut, dia bertemu dan tidur dengan orang-orang yang selama ini dikenal memiliki citra baik dan lantang menyuarakan kebenaran, mulai dari aktivis, agamawan, dosen, termasuk pejabat publik yang selama ini bersikukuh menegakkan nilai-nilai keislaman.
Di tengah kekecewaannya tersebut dia pun 'menantang' Tuhan dengan secara lantang mengungkapkan pemberontakannya terhadap ajaran agama, terutama ketika dirinya tengah memenuhi hasrat seksual bersama para lelaki hidung belang.
Novel ini seolah mengajarkan kita untuk tidak terlalu fanatic terhadap sesuatu. Sebab rasa fanatik yang berujung kekecewaan pada akhirnya malah akan membuat seseorang jadi kehilangan nalar dan akalnya, terlepas itu dari doktrin sebuah agama atau bukan.
Baca juga: Diadaptasi dari Novel, Cek Sinopsis Serial Gadis Kretek yang Siap Tayang Tahun Ini
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.