Ilustrasi pemilu (Sumber gambar: JIBI/BISNIS/Muhammad Mutawallie Sya'rawie)

Enggak Cuma Caleg Gagal, Pemilu Meningkatkan Risiko Depresi Masyarakat Umum

05 March 2024   |   16:14 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Hari pencoblosan dalam rangka kontestasi pemilihan umum (pemilu) telah lewat. Debat panas akibat perbedaan pandangan politik pun mulai mereda. Namun rupanya, persoalan dalam perbedaan pilihan ini bersinggungan dengan aspek kesehatan mental. 

Sebuah penelitian yang diinisiasi oleh Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa, secara spesifik memaparkan bagaimana kaitan kesehatan jiwa bisa berpengaruh terhadap mental warga negara yang berpartisipasi dalam kontestasi pemilu.

Rupanya, kontestasi politik yang dirayakan tiap 5 tahun sekali tersebut tidak hanya berdampak pada mental para calon legislatif (caleg) dan peserta pemilu lainnya, tetapi juga masyarakat yang terlibat langsung dalam menentukan pemilihan. 

Baca juga: 15% Orang Dewasa Usia Pekerja Alami Gangguan Kesehatan Mental, Begini Saran Psikiater

Mantan Menteri Kesehatan Indonesia Nila F Moeloek mengatakan, kajian ini secara spesifik menyoroti hubungan pemilu dengan kesehatan jiwa. Menurutnya, proses pemilu yang panjang berhubungan dengan pikiran dan jiwa baik bagi pemilih maupun yang ikut mencalonkan diri. 

"Mental masyarakat kita cukup gamang. Riset ini menitikberatkan pada korelasi kesehatan mental dengan situasi pemilu secara dampak hingga rekomendasi cara mengatasinya," kata Nila.

Kasus-kasus caleg yang frustrasi akibat gagal menduduki kursi bukanlah hal baru. Menurut Nila, konsultasi ke psikolog masih merupakan salah satu cara penanganan yang efektif untuk mengentaskan masalah ini. Dari sisi pemerintah , juga bisa mendorong ketersediaan tenaga kesehatan bidang kesehatan jiwa seperti psikolog hingga fasilitas kesehatan di daerah, 

Founder Health Collaborative Center (HCC)Ray Wagiu Basrowi, menjelaskan riset ini dilakukan berkaca pada contoh negara-negara demokrasi besar seperti Amerika Serikat dan Filipina yang mengalami gejolak politik panas dari proses pra pemilu hingga pasca pemilu.

"Banyak studi membuktikan berkaca dari 2 negara tersebut, dinamika atau proses pemilu berminggu-minggu dari mulai debat, kampanye, hingga proses memilih berkaitan dengan kesehatan jiwa," kata Ray.

Ray mencontohkan, saat Filipina berhadapan dengan situasi politik pada 2023, terjadi lonjakan kasus kesehatan jiwa dari tingkat ringan hingga moderat karena kedinamisan politik dan tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi dalam pemilu. Berdasarkan peristiwa tersebut, Ray bersama rekan lain meneliti kaitan aspek kesehatan mental dengan pemilu yang disebut bisa memantik depresi. . 

Baca juga: Pentingnya Work Life Balance untuk Kesehatan Mental dan Fisik Pekerja

Riset yang dilakukan oleh Kaukus ini diikuti oleh 1.077 responden dari 29 provinsi di Indonesia dan partisipan pemilu di luar negeri. Hasilnya, ditemukan sebanyak 71% responden aktif dan sangat aktif dalam keseluruhan proses pemilu.

Kemudian ditemukan bahwa 76% responden merasa nyaman dengan berjalannya proses pemilu tahun ini. Namun yang menjadi catatan unik, sebanyak 12% responden sempat mengalami konflik diri, sementara 11% lainnya mengalami konflik eksternal. 

Ray menjelaskan, konflik diri berkaitan dengan dasar-dasar memilih dari dalam, sementara konflik eksternal atau luar terkait dengan unsur tekanan atau paksaan. Sebanyak 3 pelaku tekanan terbesar datang dari ranah keluarga, diikuti dengan rekan kerja, dan desakan tim kampanye dengan pola ajakan atau persuasi. 

Bagaimana desakan ini berpengaruh terhadap kesehatan jiwa digambarkan melalui prevalensi kecemasan dan depresi. Sebab, menurut Ray, kecemasan dan depresi merupakan indikasi awal gangguan kesehatan jiwa.

"Kecemasan itu pintu masuk depresi, dan depresi bisa berujung pada gangguan kesehatan jiwa yang lebih serius," jelas Ray.

Pada pemilu 2024, prevalensi kecemasan berada pada angka 16%, sementara angka depresi lebih tinggi pada persentase 17,1%. Apabila dibandingkan dengan data Riskesdas 2018 dan Direktorat Keswa dari Kementerian Kesehatan RI 2022, angka kecemasan kala itu mencapai prevalensi 9,8%, sementara depresi mencapai 6% alias naik cukup signifikan. 
 

Bukan Hanya Mental Caleg

Menariknya, temuan riset ini melihat bahwa bukan hanya caleg saja yang mengalami masalah kesehatan jiwa pasca pemilu, tetapi juga masyarakat yang dipengaruhi tekanan dan konflik diri selama pemilu berlangsung, mulai Oktober 2023 hingga Februari 2024. Ditemukan korelasi yang signifikan antara kecemasan dengan pemilu. 

Sebanyak 3 dari 10 responden mengalami konflik diri, konflik dengan pihak lain, dan mendapat tekanan dalam memilih calon tertentu. Disimpulkan bahwa rata-rata dari mereka mengalami kecemasan sedang hingga berat atau mengakibatkan 2,6 hingga 3 kali berisiko mengalami kecemasan sedang hingga berat ini. 

Sementara untuk masalah depresi, sebanyak 31% responden yang mengalami konflik diri juga mengalami depresi sedang hingga berat dengan tingkat risiko mencapai 2,5 kali lipat. Sebanyak 40% responden yang mendapat tekanan dalam memilih juga cenderung mengalami depresi berat hingga sedang dengan tingkat risiko sebesar 3,3 kali lebih besar. 

Secara umum riset ini menyimpulkan bahwa pemilu 2024 meningkatkan risiko mengalami kecemasan hingga 1,6 hingga 2,7 kali serta 3 kali lebih besar berisiko mengalami depresi sedang hingga berat. "Bisa disimpulkan konflik diri, konflik eksternal, dan tekanan dalam memilih bisa meningkatkan risiko mengalami depresi dan kecemasan," kata Ray. 

Sebagai langkah mitigasi, Ray menyarankan pemerintah perlu mempercepat penyediaan tenaga psikolog di tiap puskesmas agar lebih mudah menjangkau masyarakat yang membutuhkan. Masyarakat juga disarankan agar tidak berlarut-larut dalam euforia kontestasi politik agar tidak membuat konflik diri dan eksternal yang bisa berujung pada kecemasan dan depresi. 

Baca juga: 4 Drama Korea Angkat Isu Kesehatan Mental, Terbaru Ada Daily Dose of Sunshine

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

5 Rekomendasi Game Bertema Bajak Laut: Sea of Thieves hingga Ship Builder

BERIKUTNYA

Manfaat Darah Biru Kepiting Tapal Kuda yang Dibanderol hingga Rp946 Juta

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: