Ilustrasi (dok. Freepik)

Anak-Anak Bisa Alami Depresi, Ketahui Faktor Penyebabnya

25 June 2021   |   09:26 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Depresi menjadi masalah kesehatan mental yang patut diwaspadai. Gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli ini.

Jika kondisi ini dibiarkan berlanjut dan tidak mendapatkan penanganan dapat menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas kerja, gangguan hubungan sosial, hingga memicu keinginan untuk bunuh diri.

Selama ini depresi memang identik dialami remaja hingga orang dewasa, namun siapa sangka anak-anak juga bisa mengalaminya, lho!

Psikolog dan mental health advocate Anastasia Satrio menyebut ada sejumlah faktor penyebab depresi pada anak. 

Salah satunya yakni faktor genetik memiliki kecemasan yang tinggi. Anak tersebut mengalami cemas berlebih ketika tidak bisa menyelesaikan sesuatu. Dia merasa sedih yang begitu dalam dan berlarut. 

Pada kondisi ini orang tua harus mendampingi dan mengatakan dengan bijak bahwa si anak dapat melewatinya atau tidak apa-apa jika tidak bisa menuntaskan hal yang sedang dikerjakan, atau orang tua bisa meminta bantuan psikolog. 

"Dari anak-anak yang sudah ada kecenderungan kecemasan tinggi, jangan anggap sepele," tegas Anastasia.

Faktor lain yakni karena hubungan pernikahan orang tua yang kurang baik dan adanya perceraian. 

Rumah adalah tempat tumbuh kembang anak. Apabila suasana di rumah dilingkupi iklim pertengkaran, akan berdampak buruk bagi psikologis anak. "Pengalaman masa kecil kita itu sampai memengaruhi pernikahan, relasi atau pertemanan," sebut Anastasia.

Soal adanya perceraian menurutnya itu pilihan. Namun sebisa mungkin ada baiknya orang tua tetap mempertontonkan perilaku yang baik pada anak atau menjadi orang tua selayaknya untuk mereka.

Sementara itu, Anastasia menyebut untuk mencegah depresi pada anak, orang tua harus memberikan rasa cinta, aman, dan nyaman. Hindari amarah terhadap sesuatu yang tidak bisa dia kerjakan dan buatlah anak merasa berharga dengan membiarkannya untuk berekspresi dan mencurahkan emosinya. 

"Di masa 5 tahun 7 tahun pertama kehidupannya, bangun rasa aman dan emosi, itu adalah basic dia punya immune system untuk menghadapi tantangan hidup bahkan mencegah alami depresi," tuturnya.

Kendati demikian di balik upaya pencegahan depresi pada anak ini, ada baiknya orang tua mengelola diri dan emosinya sendiri terlebih dahulu karena mereka adalah figur utama bagi anak. 

Di sisi lain Anastasia menerangkan bahwa mendeteksi gejala depresi pada anak agak sulit, butuh 2 hingga 3 kali konsultasi untuk memastikan anak mengalami depresi. Namun untuk mendiagnosa anak terkena depresi atau tidak, terdapat gejala yang bisa muncul bersamaan.

Contohnya seperti seperti sulit bangun tidur, mudah lelah saat berkegiatan, kurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi, perubahan emosi, hingga merasa diri tidak berharga.

Kementerian Kesehatan sendiri mencatat ada 6 gejala depresi pada anak bisa berupa. Antara lain menyendiri, menjauhi teman-temannya, rewel atau mudah marah. sering menangis, sulit berkonsentrasi di sekolah, dan perubahan dalam nafsu makan atau tidur, bisa menjadi berlebihan atau berkurang.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Begini Cara Atasi Nyeri di Lengan Setelah Disuntik Vaksin Covid-19

BERIKUTNYA

Pembaruan Windows 11 Gratis untuk Pengguna Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: