Ilustrasi berjualan online untuk kebutuhan Ramadan. (Sumber gambar : Freepik/Studioredcup)

Mau Bisnis Cuan saat Ramadan? Kenali 5 Pola Belanja dan Strateginya Yuk!

21 February 2024   |   16:15 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Ramadan semakin dekat. Sebagai negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia, tak heran jika bulan suci ini menjadi momen yang dinantikan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Seperti kebiasaan, umat Islam mulai mempersiapkan diri baik dari aspek spiritualitas, fisik, hingga logistik. 

Survei terbaru dari The Trade Desk menunjukkan 67 persen masyarakat Indonesia berencana untuk mengalokasikan setidaknya seperempat dari tunjangan mereka untuk merayakan Ramadan 2024. Selain itu, 48 persen konsumen melaporkan peningkatan belanja yang didorong oleh optimisme terhadap kondisi ekonomi yang membaik. 

Baca juga: Ingin Memulai Bisnis Franchise Saat Pensiun? Ini Dia Pilihannya

Dalam ranah daring, data internal Sirclo menunjukkan bahwa sepanjang Ramadan 2021 hingga 2023, pertumbuhan rata-rata transaksi belanja online sebesar 62,5 persen dan jumlah konsumen yang berbelanja online meningkat 36,5 persen. 

“Optimisme peningkatan daya beli konsumen dari tahun ke tahun selaras dengan peningkatan yang signifikan dalam minat konsumen untuk berbelanja secara online di era digital ini,” ujar Chief Operating Officer Sirclo Danang Cahyono, dikutip Hypeabis.id, Rabu (21/2/2024).

Dia menyebut dengan mempelajari tren belanja online terkini, entitas bisnis dapat memanfaatkannya untuk menyusun strategi penjualan yang tepat sasaran pada Ramadan 2024. Berikut tren serta rekomendasi strategi yang disarankan. Jangan lupa dicatat ya, Genhype. 


1. Lima Kategori Produk Favorit

Danang menyampaikan data internal Sirclo menemukan lima kategori teratas yang paling sering diminati konsumen saat berbelanja online selama Ramadan 2023, yaitu beauty & personal care, healthcare, home living, food & beverages, dan fashion. Tradisi Ramadan seperti mempersiapkan hampers, menjaga kesehatan selama berpuasa, hingga membeli baju baru untuk Hari Raya Idulfitri menjadi pendorong utama pola belanja ini.

Pihaknya juga mencatatkan antusiasme masyarakat semakin terlihat dengan pertumbuhan ukuran keranjang belanja (basket size), khususnya pada kategori fashion yang meningkat sebesar 12 persen. Sementara itu, data dari The Trade Desk menunjukkan bahwa 1 dari 3 konsumen Indonesia cenderung berbelanja lebih banyak selama Ramadan. Tak hanya itu, YouGov melaporkan peningkatan pengeluaran di berbagai kategori, di antaranya food & beverages (43 persen), fashion & accessories(27 persen), dan beauty & personal care (20 persen).


2. Sahur dan Buka Puasa Jadi Jam Emas Belanja 

Sebelum periode Ramadan, waktu berbelanja yang paling populer atau prime time jatuh pada pukul 19.00-20.00 WIB. Saat Ramadan, prime time untuk berbelanja online tersebar menjadi beberapa waktu, yaitu saat sahur terutama pada pukul 04.00 - 05.00 WIB, setelah buka puasa yaitu pukul 19.00 - 21.00 WIB, dan tepat tengah malam atau pukul 00.00 WIB.

Data ini dapat menjadi referensi untuk pengembangan strategi berjualan online melalui fitur live shopping. Kini, live shopping memiliki daya minat yang kian meningkat lintas kelompok usia, dengan persentase tertinggi jatuh pada Gen Z (87 persen), milennial (86 persen), dan Gen X (82 persen).

Danang menilai pelaku bisnis dapat mengedepankan keunggulan live shopping untuk menyajikan demonstrasi produk secara lebih interaktif kepada konsumen pada periode prime time berbelanja online ini. 


3. Manfaatkan Jenis Promosi lainnya

Dari temuan Sirclo, promosi produk selama Ramadan menjadi penting bagi pelaku bisnis karena mampu mempengaruhi keputusan belanja konsumen. Data TGM Research menunjukkan bahwa 41 persen responden mencari penawaran dan promosi khusus untuk kebutuhan belanja mereka selama bulan suci ini.

Nah, pelaku usaha bisa memanfaatkan beragam promosi seperti bundles dan gift untuk produk konsumen yang berputar cepat, termasuk produk food & beverages serta beauty & personal care. Cara ini dapat meningkatkan persepsi nilai produk, mendorong produk percobaan (trial), dan membuka peluang cross-selling.

Promosi lainnya yakni buy xx get xx untuk kategori produk healthcare, karena mengakomodasi konsumen yang fokus pada kepraktisan dalam kebutuhan sehari-hari keluarga. Lau, ada buy more, save more untuk kategori home living yang mencari kenyamanan dan penghematan biaya. 

Pemberian voucher juga bisa dilakukan untuk kategori fashion karena menarik bagi konsumen yang peduli dengan gaya dan tren mode terbaru. Dengan menawarkan ragam promosi ini, diharapkan mampu mempertahankan loyalitas konsumen jika dibandingkan dengan pemberian potongan harga semata. Citra terhadap produk dan brand pun menjadi lebih tinggi. 
 
1
2


SEBELUMNYA

J-Hope BTS Siap Rilis Album Solo Kedua & Dokumenter Hope On The Street

BERIKUTNYA

Sinopsis Dream Scenario: Nicolas Cage Berkelana ke Mimpi-Mimpi Orang

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: