Film Agak Laen (Sumber gambar: dok Imajinari)

Formula Tokcer Film Agak Laen yang Tembus 3 Juta Penonton Bioskop

10 February 2024   |   18:30 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
Perpaduan antara komedi dengan sedikit elemen horor menjadi formula efektif film Agak Laen dapat sukses menarik atensi penonton Indonesia. Namun, di luar itu, masih ada banyak faktor pendukung lain yang membuat film produksi ketiga dari Imajinari ini bisa digemari publik.

Film Agak Laen diangkat dari IP podcast ternama yang dibintangi empat komika, yakni Boris Bokir, Indra Jegel, Bene Dion, dan Oki Rengga. Empat sekawan tersebut juga didapuk sebagai pemeran utama film bergenre komedi ini.

Sejak tayang perdana pada 1 Februari 2024, raihan jumlah penonton film ini memang menunjukkan performa berbeda. Film ini mampu meraih 181.689 penonton saat pemutaran perdana di bioskop. Setelahnya, film ini konsisten meraih lebih dari 100.000 penonton setiap harinya.

Baca juga: Review Film Agak Laen: Komedi Khas Komika Dalam Layar Lebar

Bahkan, pada penayangan hari ke-8, film ini mencatatkan rekornya dengan mendapatkah 503.124 penonton dalam satu hari. Tidak mengherankan bila film ini kemudian sudah bisa menembus 2 juta penonton kurang dari dua pekan sejak penayangan pertamanya di bioskop.

Imajinari melaporkan film ini telah meraih 3 juta penonton per 10 Februari 2024. Raihan tersebut masih sangat mungkin bertambah karena pekan ini terdapat dua hari libur nasional, yakni peringatan Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek.

Selain itu, film ini juga tampaknya masih akan terus tayang dalam beberapa pekan ke depan. Dengan demikian, bila performanya terus konsisten, bukan tidak mungkin film ini akan meraih lebih tiga juta penonton.
 

Film Agak Laen (Sumber gambar: dok Imajinari)

Film Agak Laen (Sumber gambar: dok Imajinari)


Pengamat film nasional Hikmat Darmawan mengatakan film Agak Laen memang menunjukkan performa yang ‘agak laen’. Film ini berhasil mencatatkan satu juta penonton pada hari keempat penayangan, lalu pada hari kedelapan tiba-tiba sudah dua juta penonton.

Hikmat mengaku senang karena sejak awal tahun sudah ada film lokal yang digemari dan bisa mendapatkan banyak penonton. Menurutnya, film ini memang telah cukup memikat sejak dari trailer yang disuguhkan ke publik. Premis yang disajikan juga menarik.

“Saya sudah menduga kayaknya memang laris, tetapi tidak menyangka akan secepat ini. Senang sih ada film yang kayak gini lagi sekarang,” ujar Hikmat kepada Hypeabis.id, Sabtu (10/2/2024).

Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi indikasi film Agak Laen mendapat sambutan yang baik dari penonton. Salah satu yang jadi sorotan pertamanya adalah kehadiran para komika murni dengan jumlah yang cukup banyak di film ini.

Hal tersebut mengingatkan Hikmat pada pola yang juga terjadi pada film Comic 8 (2014). Pada film itu, jumlah komika yang ikut main juga cukup banyak. Menurutnya, kehadiran mereka cukup menjadi pembentuk pasar yang baik.

Jika pada Comic 8 yang disuguhkan adalah komedi dan laga, film Agak Laen memadukan komedi dengan horor. Sebelumnya, pada film Ngeri-Ngeri Sedap, formula hampir mirip juga dilakukan, yakni komedi dengan drama.

“Komunitas komika ini rupanya jadi lokomotif orang untuk nonton film. Dalam konteks Agak laen, tentu adalah komunitas stand up comedy secara luas, sekaligus komunitas pendengar podcact Agak Laen itu sendiri,” imbuhnya. 

Baca juga: Meramu Naskah Komedi Ala Muhadkly Acho dalam Film Agak Laen

Namun, yang menarik adalah pengerek gerbong penonton tersebut bukanlah jualan utama. Dalam artian, film ini memang dibuat dengan baik, dari premis cerita yang dihadirkan hingga kekuatan akting para aktornya untuk menyuguhkan komedi.

Pada akhirnya, getok tularnya tidak hanya berada di kalangan komika saja, tetapi meluas ke masyarakat umum. Hal ini yang memancing ketertarikan dari orang-orang di luar ‘gerbong utama’ untuk penasaran dan menonton film ini.

Fenomena ini menarik bagi Hikmat. Sebab, genre komedi terbilang cukup menurun dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, fenomena Agak Laen atau juga Comic 8 beberapa tahun lalu selalu jadi hal unik.

Terkait dengan jadwal penayangan film Agak Laen yang mendekati pesta demokrasi, ketika banyak orang mungkin mulai jenuh dan butuh hiburan, Hikmat melihatnya sah-sah saja sebagai salah satu pembentuk kemungkinan film ini ramai.

Namun, apakah film komedi kemudian jadi ajang ‘melarikan diri’ dari situasi kejenuhan, tentu perlu riset dan pendalaman lebih lanjut. Sebab, film itu sendiri sudah sebagai media hiburan. Artinya, orang nonton film horor atau drama juga bisa dianggap sebagai ‘escape’ dalam situasi seperti ini.

“Memang ini filmnya saja yang bagus, unsur komikanya juga banyak, baik di dalam film maupun buzzing-nya,” terangnya.
 

Produser Ernest Prakasa mengatakan film Agak Laen adalah film berbasis IP pertama rumah produksinya. Setelah dua kali merilis film cerita orisinal, rumah produksinya memang ingin mengeksplorasi ruang-ruang baru, termasuk dengan mengangkat cerita berbasis IP.

Selain itu, IP Agak Laen yang dikembangkan oleh sesama komika juga menjadi pertimbangan. Menurutnya, terlibat dalam satu produksi dengan teman seperjuangan di seni stand up comedy terasa selalu menyenangkan.

“Fokus kami memang selalu mengedepankan cerita orisinal. Namun, bukan berarti kami anti dengan IP. Yang paling penting masih dalam koridor seimbang. Film keempat dan kelima nanti masih cerita orisinal,” ujar Ernest di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Selasa (12/12).

Film Agak Laen saat ini masih tayang di bioskop. Cerita film ini mengikuti kisah empat sahabat yang bekerja di sebuah rumah hantu di pasar malam. Suatu ketika, Indra Jegel, Boris Bokir, Oki Rengga, dan Bene Dion menghadapi masalah karena rumah hantu yang dikelolanya mulai tak berhasil menakuti orang-orang yang datang.

Mereka pun mulai merombak set rumah hantu menjadi lebih menyeramkan. Naas, ketika nuansa seram berhasil dibuat, salah satu pengunjung yang begitu ketakutan meninggal dunia karena rupanya punya riwayat penyakit jantung.

Baca juga: Agak Laen Jadi Film Pertama Tembus 2 Juta Penonton Sepanjang 2024

Kekalutan pun terjadi, kwartet ini kemudian berusaha menyembunyikan mayat pengunjung tersebut. Namun, belakangan mereka menyadari bahwa pengunjung tersebut rupanya merupakan calon pejabat. Penyelidikan terhadap hilangnya si calon pejabat itu pun menjadi babak baru dan membuat cerita film ini makin berkembang menarik.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Resep Bubur Tinutuan, Kuliner Manado yang Cocok Disantap saat Cuaca Dingin

BERIKUTNYA

Sambut Tahun Naga Kayu, Gedung Empire State di New York Pancarkan Cahaya Merah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: