Film Agak Laen Tayang 1 Februari 2024, Semesta Baru Rumah Produksi Imajinari

Setelah sukses mengeluarkan dua film dengan cerita orisinal, rumah produksi Imajinari membuka semesta baru dengan memproduksi film berbasis intellectual property (IP) berjudul Agak Laen. Karya sinema terbarunya itu dijadwalkan tayang pada 1 Februari 2024. 

Film Agak Laen diangkat dari IP podcast ternama yang dibintangi empat komika, yakni Boris Bokir, Indra Jegel, Bene Dion, dan Oki Rengga. Empat sekawan tersebut juga nantinya didapuk sebagai pemeran utama film bergenre komedi ini.

Menyambut penayangannya, film yang diproduseri Ernest Prakasa dan Dipa Andika, serta disutradarai Muhadkly Acho itu merilis official trailer film. Dalam pracuplik singkat tersebut, terlihat film ini membawa nuansa komedi yang kental dengan balutan misteri yang memberi warna unik.

Baca juga: Muhadkly Acho Hadirkan Banyak Variasi Komedi dalam Film Agak Laen

Cerita film Agak Laen akan mengikuti kisah empat sahabat yang bekerja di sebuah rumah hantu di pasar malam. Suatu ketika, Indra Jegel, Boris Bokir, Oki Rengga, dan Bene Dion menghadapi masalah karena rumah hantu yang dikelolanya mulai tak berhasil menakuti orang-orang yang datang.

Mereka pun mulai merombak set rumah hantu menjadi lebih menyeramkan. Naas, ketika nuansa seram berhasil dibuat, salah satu pengunjung yang begitu ketakutan meninggal dunia karena rupanya punya riwayat penyakit jantung.

Kekalutan pun terjadi, kwartet ini kemudian berusaha menyembunyikan mayat pengunjung tersebut. Namun, belakangan mereka menyadari bahwa pengunjung tersebut rupanya merupakan calon pejabat. Penyelidikan terhadap hilangnya si calon pejabat itu pun menjadi babak baru yang membuat premis film ini makin menarik. 
  Produser Ernest Prakasa mengatakan film Agak Laen akan menjadi produksi film berbasis IP pertama rumah produksinya. Setelah dua kali merilis film cerita orisinal, dirinya memang ingin mengeksplorasi ruang-ruang baru.

Selain itu, IP Agak Laen yang dikembangkan oleh sesama komika juga menjadi pertimbangan. Menurutnya, terlibat dalam satu produksi dengan teman perjuangan di seni stand up comedy terasa selalu menyenangkan.

“Fokus kita memang selalu mengedepankan cerita orisinal. Namun, bukan berarti kami anti dengan IP. Yang paling penting masih dalam koridor seimbang. Film keempat dan kelima nanti masih cerita orisinal,” ujar Ernest di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Selasa (12/12).

Ernest mengatakan proses terjadinya film ini juga cukup berbeda dan unik. Ketika itu, dirinya menjadi bintang tamu di siniar Agak Laen. Di saat itulah, dirinya kemudian ditantang untuk membuat film tentang podcast tersebut.

Tak disangka, celetukan tersebut bersambut. Mereka pun mulai serius untuk menggarap film dengan basis IP. Para anggota Agak Laen lalu silih berganti melempar premis cerita untuk film mereka.

Di antara berbagai ide yang muncul, cerita tentang pasar malam yang akhirnya dipilih. Dari sana, sejumlah pengembangan pun terjadi, termasuk dengan menunjuk Acho sebagai sutradara di film ini. Ernest mengatakan Acho dipercaya sebagai sutradara karena dinilai punya pengalaman yang cukup dalam menggarap film-film bergenre komedi.
  Senada, produser Dipa Andika mengatakan proses pembuatan film memang berlangsung cukup cepat. Setelah terjadi kesepakatan komitmen, pengolahan cerita hingga proses syuting pun berjalan lancar.

Menurut Dipta, salah satu yang menarik dari film Agak Laen adalah kemiripannya dengan kisah Warkop DKI. Bukan dari lawakannya, melainkan dari cerita perjuangan mereka sampai di industri film.

Dahulu, Warkop DKI juga dimulai dari konten-konten audio di radio. Adapun Agak Laen juga merintis karier sebagai sebuah grup dari konten audio podcast. Mereka kemudian mulai merambah ke YouTube, lalu kini diangkat ke layar lebar.

Dalam film ini, para anggota Agak Laen juga akan berperan sebagai dirinya sendiri dengan nama asli. Karakter mereka kemudian akan disesuaikan dengan peran dan cerita yang sedang diangkat sebagai film.

Sementara itu, sutradara Muhadkly Acho mengatakan komedi yang dihadirkan di film ini akan cukup segar. Dirinya mengombinasikan beberapa teknik komedi di film terbarunya ini. Mulai dari slapstick, komedi situasi, hingga gaya-gaya khas komika juga dihadirkan.

Namun, menurutnya komedi ini hanya sebuah jalan untuk membuat cerita menjadi lebih menarik. Artinya, sebuah humor yang timbul selalu disesuaikan dengan cerita yang sedang terjadi, sehingga diharapkan nantinya tidak terasa seperti sebuah paksaan.

Baca juga: Sinopsis Film Rumah Masa Depan, Kala Fedi Nuril dan Laura Basuki Berperan Suami Istri

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah