Kolektor sepeda motor tua Vincent Octavianus (Sumber gambar: Hypeabis.id/ Yudi Supriyanto)

Hypeprofil Vincent Octavianus: Kolektor Sepeda Motor Vintage yang Berawal dari Hobi

21 January 2024   |   22:58 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Puluhan motor terparkir di garasi Vincent Octavianus, kolektor motor-motor vintage dari berbagai negara seperti Inggris dan Jerman. Meskipun sudah berusia tidak muda, kendaraan roda dua itu masih terawat dengan sangat baik dan mulus layaknya masih baru. 

Motor-motor itu berusia lebih tua dari sang pemilik yang saat ini masih berusia 20-an tahun itu. Usianya yang muda dan tertarik dengan sepeda motor tua juga membuat salah satu kolektor berusia 75 tahun membuatnya begitu kagum.

Baca juga: Kolektor Handojo Susanto Beberkan 7 Hal Penting Sebelum Membeli Barang Antik

Sang kolektor itu bahkan memberikan koleksi yang dimilikinya untuk dirawat. Keputusan itu tampaknya tidak salah. Vincent begitu menjaga koleksi yang dimilikinya dengan sangat apik jika melihat tampilan dan kondisi sepeda motor yang ada di garasinya.

Model-model motor tua seperti BMW R26 1958, Matchless 1961 350 cc, Royal Enfield 350 1956, BSA M21, Military, Norton Es2 1948, adalah sedikit contoh kendaraan roda dua yang menjadi koleksi Vincent di garasinya di kawasan Bintaro, Tangerang, Banten.

Selain seorang kolektor sepeda motor tua. Pada usianya yang masih muda, Vincent merupakan seorang enterpreneur muda. Dia adalah pendiri Octav Group yang membawahi brand Octav, Blow (shopatblow), Declan, dan The Mawi.

Tidak hanya itu, dia juga tercatat pernah menjadi volunteer di AIESEC di Ukraina pada 2017 dan Documentation Specialist. Berikut cukilan wawancara Hypeabis.id dengannya ketika berkunjung ke The Mawi. 
 

Sepeda motor koleksi Vincent Octavianus (Sumber gambar: Hypeabis.id/ Yudi Supriyanto)

Sepeda motor koleksi Vincent Octavianus (Sumber gambar: Hypeabis.id/ Yudi Supriyanto)


Bagaimana awal mula Anda tertarik dan mengoleksi sepeda motor tua ini?
Pada awalnya karena hobi. Saya mulai mengoleksi sepeda motor saat balapan motor cross dan trail sekitar 6 – 7 tahun lalu. Pada saat itu, saya mengoleksi motor trail tua. Dari sana, saya memutuskan untuk mengoleksi Vespa.

Setelah memiliki koleksi Vespa, saya mulai hobi mengoleksi sepeda motor – sepeda motor asal Inggris. Kesukaan terhadap kendaraan asal Inggris sudah dari dahulu. Saya kerap mencari kendaraan asal Inggris seperti Range Rover, Norton, Triumph, dan sebagainya. Tidak hanya itu, saya juga kerap mencari sepeda motor asal Inggris melalui media sosial, seperti Facebook, dan sebagainya.

Seperti apa proses hunting Anda sehingga bisa memiliki koleksi motor tua sebanyak ini?
Pada saat itu, saya sudah memiliki dan mengumpulkan beberapa sepeda motor tua asal Inggris. Namun, pada suatu ketika, saya bertemu dengan kolektor motor dengan usia yang tidak muda, yakni 75 tahun.

Saat ketemu dengan kolektor itu, saya masih berusia 24 tahun. Dia yang melihat saya masih muda merasa heran karena jarang ada anak muda yang suka dengan sepeda motor tua. Pada akhirnya, dia pun menjual motornya kepada saya.

Koleksi sepeda motor tua yang saya miliki di garasi ini hampir kebanyakan dari kolektor itu. Kolektor itu memiliki banyak motor tua, sampai ratusan. Pada waktu itu, saya ketemu dia sekitar 2020. Kolektor itu memiliki ratusan sepeda motor.

Apa saja tantangan atau kesulitan yang Anda hadapi saat mengoleksi sepeda motor tua?
Kesulitan atau tantangan yang pertama adalah mencari motor itu sendiri. Kedua, mencari suku cadangnya. Saya kerap memilih suku cadang yang asli untuk kendaraan-kendaraan sepeda motor tua itu, seperti pengukur kecepatan, karburator, dan sebagainya.

Untuk mendapatkan suku cadang asli, saya sampai ke luar kota dan luar negeri. Saya paling jauh pergi ke Inggris untuk mencari sepeda motor atau suku cadang yang asli.

Selain itu, kesulitan lainnya tentu modal. Kegiatan mengoleksi sepeda motor tua ini lumayan mahal. Tidak jarang barang yang dicari tersedia, tetapi duit untuk membayarnya tidak ada. Saya menggunakan uang pribadi untuk meraih koleksi ini dan mengumpulkan pelan-pelan dana yang harus dikeluarkan.

Saya kerap mendapatan keuntungan dari kolektor yang baik yang memperbolehkan barangnya dibawa terlebih dahulu. Dengan begitu, saya bisa membayar untuk barang tersebut pada kemudian hari.

Apakah Anda pernah tertipu saat mencari atau melakukan pembelian? Bagaimana cara mengatasinya?
Saya sering tertipu pada awal-awal. Saat mencari-cari seperti suku cadang di media sosial Facebook, saya sering kena tipu karena tidak mengerti. Namun, saya belajar agak tidak mengalami kondisi tersebut.

Pada saat itu, saya mencari suku cadang untuk motor Vespa yang memiliki banyak komponen. Besaran nilai rupiah yang keluar karena tertipu saat membeli suku cadang juga tidak kecil, yakni dari puluhan sampai ratusan juta.

Seperti apa tantangan ketika membawa masuk kendaraan sepeda motor tua dari luar negeri ke Indonesia?
Saya tidak pernah membeli dan mengimpor sendiri. Meskipun barangnya dari luar negeri, saya tahunya sudah beli dari Indonesia. Jadi, tidak pernah masukin sendiri dari negara lain ke dalam negeri. Saya pernah mendapatkan koleksi sepeda motor yang dikirim dari Jepang. Tapi, saya mendapatkan dari orang. Selain itu, ada juga koleksi yang dari Prancis.

Bagaimana dengan perawatan sepeda motor tua ini dan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk sebulan?
Terkait perawatan, enggak ada sesuatu yang khusus. Selama tidak kehujanan, kendaraan akan cenderung ama. Selain itu, bensin juga kerap dikosongkan. Adapun, aki yang terpasang juga kerap dilepaskan dari sepeda motor. 

Semua perawatan pada awalnya saja. Ketika dapat sepeda motor dalam kondisi yang tidak bagus, saya harus keluar biaya yang tidak kecil untuk membangun ulang dan mengganti beberapa suku cadangnya, seperti pistkon, blok mesin, pengukur kecepatan, dan sebagainya. Sebagai contoh, biaya melapisi satu motor dengan chrome bisa mencapai Rp30 juta.

Apakah semua kendaraan ini memiliki surat-surat yang hidup dan kerap digunakan di jalanan?
Jumlah sepeda motor tua yang menjadi koleksi di tempat ini ada sekitar 90 unit. Namun, ada juga sekitar 20 lainya di gudang. Sepeda motor ini hidup semua. Namun, rata-rata suratnya kendaraannya sudah mati. Jadi, saya tidak pernah membawanya keluar.

Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada yang surat kendaraannya hidup. Kendaraan koleksi yang kerap suka dibawa berkendara keluar adalah sepeda motor yang surat-suratnya masih hidup.

Baca juga wawancara eksklusif lainnya:
1. Eksklusif Profil Marisa Tumbuan CEO Irressavenue: Banyak Barang Preloved Mewah Belum Pernah Dipakai Sama Sekali
2. Eksklusif Profil Desainer Interior Kezia Karin: Berkarya Tanpa Batas di Dunia Tata Ruang


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Pentingnya Work Life Balance untuk Kesehatan Mental dan Fisik Pekerja

BERIKUTNYA

5 Kiat Menjadi Ilustrator, Peluang Kerja Menjanjikan pada Era Digital

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: