Kolektor Handojo Susanto Beberkan 7 Hal Penting Sebelum Membeli Barang Antik
31 May 2023 |
17:07 WIB
Mengoleksi barang antik tidak harus mengintimidasi dan tidak harus mahal. Jika kalian seorang pemula, mempertimbangkan hobi baru, atau ingin menambahkan sedikit sejarah ke rumah dengan koleksi barang antik yang sempurna, kiat berikut dapat membantu Genhype untuk memulai.
Dari koin hingga jam hingga buku komik, ada ribuan jenis barang antik untuk dikoleksi. Kunci untuk memilih koleksi yang tepat adalah mengetahui apa yang kalian sukai.
Mengoleksi barang-barang antik, terutama porselen, lukisan, hingga mebel antik bagi Handojo Susanto bukan sekadar hobi belaka. Kegiatan ini telah menjadi passion yang dapat memunculkan kebahagiaan atau kepuasan tersendiri.
Baca juga: Wahai Kolektor Muda, Begini Tip Mengoleksi Karya Seni yang Harus Kalian Ketahui
Ketertarikan Handojo terhadap barang antik sudah dimulai sejak belia ketika dirinya masih berusia 14 tahun, sekitar tahun 1956. Hingga kini pria yang juga berprofesi sebagai dokter ini telah memiliki ratusan porselen antik dari berbagai Negara mulai dari China, Jepang, hingga Vietnam.
Barang-barang tersebut banyak dia dapatkan dari sesama kolektor atau membeli di toko barang antik dan hasil pencarian dari berbagai daerah di Indonesia bahkan negara lain.
“Barang-barang ini ada yang saya jual terutama kalau ada double dan harga jualnya pasti lebih tinggi daripada harga beli. Begitu pula ketika saya akan membeli porselen lainnya maka yang ada di rumah akan dijual karena keterbatasan tempat juga,” ujar ayah dari empat orang anak ini.
Dalam membeli barang-barang antik, Handojo mengungkapkan ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan yang disingkat sebagai ABC PQRS.
1. Age and authenticity: sebab semakin tua usianya maka barangnya akan semakin mahal.
2. Beauty (keindahan): bahwa memang standar keindahan setiap orang akan berbeda tetapi pada akhirnya akan ada factor keindahan universal yang menjadi pertimbangan saat membeli sebuah barang.
3. Condition: bahwa sebuah barang itu kondisinya harus mulus tidak ada yang pecah, retak atau hilang bagiannya sebab akan membuat nilainya menjadi sangat turun.
4. Provenance: yakni dari mana barang tersebut berasal. Sebuah barang yang berasal dari kolektor terkenal meski bentuknya sederhana maka harganya akan mahal. Bahkan dua potong barang yang sama tetapi yang satu berasal dari kolektor terkenal dan yang satu berasal dari pasar loak maka harganya pun akan jauh berbeda.
5. Quality atau kualitas barang: Handojo mengatakan bahwa porselen keramik yang nilai jualnya tinggi adalah yang ketika diketuk akan berbunyi ‘ting ting’ sedangkan semi porselen ketika diketuk bunyinya sedikit mendem ‘tuktuk’.
“Karena yang true porselen itu yang pembakarannya sangat tinggi dengan suhu di atas 1.400 dengan pemanasan yang perlahan sehingga ketika dipanaskan gelembung angin yang ada di dalam keramik akan naik ke permukaan,” jelas pria yang juga penulis buku Ancient Martavans ‘A Great Forgotten Heritage’ ini.
6. Rarety atau kelangkaan: dimana sebuah barang yang jumlahnya makin sedikit maka harganya pun akan makin mahal.
7. Size and shape: dilihat dari bentuk dan ukuran.
Jika Gehnype sungguh-sungguh berniat untuk memulai hobi sebagai kolektor barang antik, salah satu cara tercepat untuk belajar tentang barang antik adalah melalui dealer. Sebagai profesional di industri ini, mereka telah memperoleh pengetahuan yang luar biasa selama bertahun-tahun berdagang dengan barang antik.
Mengunjungi lelang juga memungkinkan kalian untuk menelusuri, melihat, memegang, dan mempertimbangkan berbagai barang antik. Sering kali ada banyak barang khusus yang menunggu untuk dijual, dan meskipun kalian tidak selalu dapat berbicara dengan penjualnya, ini adalah tempat yang tepat untuk menguji pengetahuan, belajar tentang barang antik, bertemu penggemar lainnya, mendapatkan ide pada harga saat ini dan nikmati sensasi berada di antara barang-barang bersejarah.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dari koin hingga jam hingga buku komik, ada ribuan jenis barang antik untuk dikoleksi. Kunci untuk memilih koleksi yang tepat adalah mengetahui apa yang kalian sukai.
Mengoleksi barang-barang antik, terutama porselen, lukisan, hingga mebel antik bagi Handojo Susanto bukan sekadar hobi belaka. Kegiatan ini telah menjadi passion yang dapat memunculkan kebahagiaan atau kepuasan tersendiri.
Baca juga: Wahai Kolektor Muda, Begini Tip Mengoleksi Karya Seni yang Harus Kalian Ketahui
Ketertarikan Handojo terhadap barang antik sudah dimulai sejak belia ketika dirinya masih berusia 14 tahun, sekitar tahun 1956. Hingga kini pria yang juga berprofesi sebagai dokter ini telah memiliki ratusan porselen antik dari berbagai Negara mulai dari China, Jepang, hingga Vietnam.
Barang-barang tersebut banyak dia dapatkan dari sesama kolektor atau membeli di toko barang antik dan hasil pencarian dari berbagai daerah di Indonesia bahkan negara lain.
“Barang-barang ini ada yang saya jual terutama kalau ada double dan harga jualnya pasti lebih tinggi daripada harga beli. Begitu pula ketika saya akan membeli porselen lainnya maka yang ada di rumah akan dijual karena keterbatasan tempat juga,” ujar ayah dari empat orang anak ini.
Kolektor barang antik, Handojo Susanto. (Sumber foto: Hypeabis.id/Fanny Kusumawardhani)
Dalam membeli barang-barang antik, Handojo mengungkapkan ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan yang disingkat sebagai ABC PQRS.
1. Age and authenticity: sebab semakin tua usianya maka barangnya akan semakin mahal.
2. Beauty (keindahan): bahwa memang standar keindahan setiap orang akan berbeda tetapi pada akhirnya akan ada factor keindahan universal yang menjadi pertimbangan saat membeli sebuah barang.
3. Condition: bahwa sebuah barang itu kondisinya harus mulus tidak ada yang pecah, retak atau hilang bagiannya sebab akan membuat nilainya menjadi sangat turun.
4. Provenance: yakni dari mana barang tersebut berasal. Sebuah barang yang berasal dari kolektor terkenal meski bentuknya sederhana maka harganya akan mahal. Bahkan dua potong barang yang sama tetapi yang satu berasal dari kolektor terkenal dan yang satu berasal dari pasar loak maka harganya pun akan jauh berbeda.
5. Quality atau kualitas barang: Handojo mengatakan bahwa porselen keramik yang nilai jualnya tinggi adalah yang ketika diketuk akan berbunyi ‘ting ting’ sedangkan semi porselen ketika diketuk bunyinya sedikit mendem ‘tuktuk’.
“Karena yang true porselen itu yang pembakarannya sangat tinggi dengan suhu di atas 1.400 dengan pemanasan yang perlahan sehingga ketika dipanaskan gelembung angin yang ada di dalam keramik akan naik ke permukaan,” jelas pria yang juga penulis buku Ancient Martavans ‘A Great Forgotten Heritage’ ini.
6. Rarety atau kelangkaan: dimana sebuah barang yang jumlahnya makin sedikit maka harganya pun akan makin mahal.
7. Size and shape: dilihat dari bentuk dan ukuran.
Jika Gehnype sungguh-sungguh berniat untuk memulai hobi sebagai kolektor barang antik, salah satu cara tercepat untuk belajar tentang barang antik adalah melalui dealer. Sebagai profesional di industri ini, mereka telah memperoleh pengetahuan yang luar biasa selama bertahun-tahun berdagang dengan barang antik.
Mengunjungi lelang juga memungkinkan kalian untuk menelusuri, melihat, memegang, dan mempertimbangkan berbagai barang antik. Sering kali ada banyak barang khusus yang menunggu untuk dijual, dan meskipun kalian tidak selalu dapat berbicara dengan penjualnya, ini adalah tempat yang tepat untuk menguji pengetahuan, belajar tentang barang antik, bertemu penggemar lainnya, mendapatkan ide pada harga saat ini dan nikmati sensasi berada di antara barang-barang bersejarah.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.