Mendobrak Kesepian Malam di Malioboro Lewat Karya Skysphire

Skysphire selalu punya cara untuk menggambarkan romansa kawula muda dalam setiap karyanya. Tak terkecuali dalam novel terbarunya Malioboro at Midnight. Pencinta langit beserta segalanya isinya itu berhasil mengulas problematika percintaan sekaligus relasi keluarga yang tidak sempurna dan nyata adanya di lingkup masyarakat. 

Kesepian, mungkin kondisi ini sering dirasakan banyak anak muda masa kini, meskipun dalam kesehariannya, mereka tampak biasa saja. Rasa itu kerap muncul kala bulan mulai menampakkan sinarnya. Di tengah malam yang sunyi, tangis karena merasa seorang diri kerap menghampiri.

Seperti yang dirasakan Serana Nigitha. Wanita ini kerap menangis di tengah kesunyian malam. Perasaan itu muncul sejak sang ayah meninggal dunia dan relasinya dengan keluarga, terutama sang ibu tidak berjalan dengan baik. Ditambah kekasihnya meninggalkannya di ‘Kota Paling Romantis’, Yogyakarta. 

Baca juga: Review Buku Pulang-Pergi: Yang Dibawa dan Ditinggalkan, Sebuah Upaya Menyusuri Masa Lalu

Ya, jika bicara romansa, Sera sejatinya memiliki Jan Ichard atau Richard yang dipacari ya sejak bangku SMA. Namun, belakangan itu hanya status ketika Richard mulai meraih popularitasnya di Jakarta. Richard menggapai mimpinya menjadi penyanyi ternama di Kota Metropolitan itu.

Sempat bahagia ketika ngamen bersama, seiring waktu hubungan Sera dan Richard pun mengkhawatirkan karena kesibukan sang superstar. Alhasil, setiap malam kini menjadi waktu di mana Sera meratapi dirinya. Tengah malam pun menjadi selalu menakutkan.

Kendati demikian, pada suatu malam semua berubah ketika Malioboro Hartigan tidak sengaja mendobrak pintu apartemen. Pertemuan yang awalnya untuk mengganti pintu rusak berubah menjadi kedekatan. 

Malio datang menawarkan pertemanan agar Sera tidak sendiri dan mau berbagi kesedihannya. Awalnya wanita ini kesal, tetapi seiring waktu Malio mampu membuatnya nyaman. 

Hari-hari Sera kembali berwarna dengan kehadiran Malio. Segala tindakan yang dilakukan Malio membuatnya menyadari bahwa hubungan romansa yang dijalani bersama Richard tidak membuatnya bahagia. Justru dengan Malio dia bisa bahagia, melepas penat, dan tidak lagi merasa sendiri karena selalu ada saat dibutuhkan. 

Malio bahkan berusaha untuk merekatkan kembali hubungan Sera dengan keluarganya yang renggang. Sikap yang tidak didapatkannya dari Richard. Namun yang pasti, Malio dengan kehangatannya berhasil membawa Sera ke arah yang lebih positif. 

Baca juga: Buku Memasihkan yang Pernah, Eksperimen Poetography ala Penyair Aan Mansyur

Skysphire memang cukup apik membangun cerita sederhana yang mungkin banyak dialami anak muda saat ini. Sebuah perjalanan hidup yang dialami banyak orang dengan sudut pandang dan ceritanya masing-masing. 

Setidaknya novel ini bisa menjadi penuntun bagi mereka yang hilang arah dan tidak tahu bagaimana harus bersikap ketika menghadapi kesepian maupun memperbaiki relasi dengan orang terkasih. Faktanya, semua orang tidak hidup sendiri dan memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri.  

Malioboro at Midnight merupakan buku kelima yang diterbitkan Skysphire sejak aktif menulis dua tahun lalu. Menurut wanita kelahiran 27 September 2001 itu, menulis menjadi caranya memandang dunia dari sisi yang tak terduga. 

Skysphire berpendapat di dunia ini banyak hal mustahil terjadi. Oleh karena itu, dia suka menciptakan segala hal mustahil itu melalui setiap tulisan, karena hanya dari tiap goresan kata yang tertulislah semua yang mustahil bisa terjadi.

Data Buku

Judul Buku: Malioboro at Midnight
Penulis: Skysphire
Berat buku : 0,29 kg
Jumlah halaman: 436
Genre: Romance
Penerbit: Bukune
Tanggal terbit: 31 Maret 2023
ISBN : 9786022204909

Baca juga: Resensi Buku Anatomi Perasaan Ibu Karya Sophia Mega, Fase Kehidupan Unik Seorang Perempuan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah