Review Buku Pulang-Pergi: Yang Dibawa dan Ditinggalkan, Sebuah Upaya Menyusuri Masa Lalu
09 December 2023 |
14:23 WIB
Lewat buku Pulang-Pergi: Yang Dibawa dan Ditinggalkan, Alexander Thian seolah ingin mengajak pembacanya menyusuri kembali ingatan masa lalunya. Sebuah perjalanan yang penuh kepahitan. Sialnya, ini kerap terjadi berulang-ulang dan tanpa permisi menemuinya. Potongan kisah yang disampaikan cukup getir.
Ingatannya tentang kesendirian, kepahitan dalam menghadapi dunia, hingga trauma akibat kehilangan digambarkan dengan begitu apik. Dimulai dari masa kecil di Pontianak, hingga menyusuri berbagai tempat lain di muka bumi seiring dengan pendewasaannya.
Baca juga: Begini Cara Penulis Buku Gadis Kretek Menciptakan Karakter Soeraja
Dari berbagai masalah yang dihadapinya, si tokoh utama ini sama dengan orang kebanyakan: masih punya mimpi yang layak terus diperjuangkan. Perjalanan penuh liku ini kemudian membawa si tokoh utama ini pada situasi penting yang kerap kali dilupakan sebagian orang.
Dalam sebuah perjalanan hidup, memang benar ada beberapa hal yang akan menemani. Namun, sebagian dari hal-hal itu sejatinya tak benar-benar menemani. Alex seolah ingin mengingatkan pada pembacanya untuk kembali membongkar muatan kehidupannya. Lalu, memilah dengan cermat sebelum berjalan lagi.
Setiap orang harus berani memilih apa-apa yang harus terus dibawa karena itu penting baginya. Sekaligus berani meninggalkan hal-hal yang dirasa hanya akan memberatkan langkahnya di perjalanan hidupnya.
Alexander Thian atau karib disebut Amrazing membawa gaya penulisan yang ringan, meski cerita-cerita yang ditawarkan cukup gelap. Gaya bahasa yang dipergunakan mudah untuk dipahami.
Namun, hal itu sama sekali tidak mengurangi kenikmatan ceritanya. Justru, rentetan kisah si tokoh utama ini menjadi lebih asyik dibaca dan dimengerti. Akan tetapi, jika dibaca lebih seksama, beberapa hal tersembunyi juga masih akan ditemui.
Amrazing juga cukup piawai dalam memainkan emosi di setiap babnya. Ada kalanya beberapa momen yang terjadi di buku mampu memicu tangis dan tawa. Buku ini akan membawa pembaca merasakan lebih dekat tentang sebuah proses hidup mendewasa yang tak mudah dan kadang perih.
Tidak hanya tentang dirinya, di buku ini Amrazing juga menyuguhkan cerita rekonsiliasi tentang seorang anak dengan ibu. Hal yang begitu terasa personal, tetapi bisa diceritakan dengan jernih dan penuh pembelajaran.
Pada akhirnya, Alex cukup jeli dalam memperlihatkan proses kehidupan yang tak mudah. Proses yang penuh perjuangan ini juga akan sangat mungkin relate dengan kehidupan anak-anak muda saat ini.
Buku ini bisa menjadi penyejuk di tengah berbagai masalah yang mungkin masih dihadapi pembaca. Sebuah perjalanan hidup yang sekiranya tak mudah, tetapi setiap orang sebenarnya mengalaminya dengan sudut pandang dan ceritanya masing-masing.
Pulang-Pergi: Yang Dibawa dan Ditinggalkan menjadi buku yang cocok bagi yang menginginkan cerita tentang proses kehidupan. Lika-liku perjalanan yang penuh tantangan, tetapi juga pembelajaran. Gaya bahasanya yang ringan membuat siapa saja bisa menikmati ceritanya.
Baca juga: Review Buku Kiat Menjadi Diktator, Cara Jitu Mikael Hem Menguliti Borok Para Despot Dunia
Data Buku
Editor: Fajar Sidik
Ingatannya tentang kesendirian, kepahitan dalam menghadapi dunia, hingga trauma akibat kehilangan digambarkan dengan begitu apik. Dimulai dari masa kecil di Pontianak, hingga menyusuri berbagai tempat lain di muka bumi seiring dengan pendewasaannya.
Baca juga: Begini Cara Penulis Buku Gadis Kretek Menciptakan Karakter Soeraja
Dari berbagai masalah yang dihadapinya, si tokoh utama ini sama dengan orang kebanyakan: masih punya mimpi yang layak terus diperjuangkan. Perjalanan penuh liku ini kemudian membawa si tokoh utama ini pada situasi penting yang kerap kali dilupakan sebagian orang.
Dalam sebuah perjalanan hidup, memang benar ada beberapa hal yang akan menemani. Namun, sebagian dari hal-hal itu sejatinya tak benar-benar menemani. Alex seolah ingin mengingatkan pada pembacanya untuk kembali membongkar muatan kehidupannya. Lalu, memilah dengan cermat sebelum berjalan lagi.
Setiap orang harus berani memilih apa-apa yang harus terus dibawa karena itu penting baginya. Sekaligus berani meninggalkan hal-hal yang dirasa hanya akan memberatkan langkahnya di perjalanan hidupnya.
Alexander Thian atau karib disebut Amrazing membawa gaya penulisan yang ringan, meski cerita-cerita yang ditawarkan cukup gelap. Gaya bahasa yang dipergunakan mudah untuk dipahami.
Namun, hal itu sama sekali tidak mengurangi kenikmatan ceritanya. Justru, rentetan kisah si tokoh utama ini menjadi lebih asyik dibaca dan dimengerti. Akan tetapi, jika dibaca lebih seksama, beberapa hal tersembunyi juga masih akan ditemui.
Amrazing juga cukup piawai dalam memainkan emosi di setiap babnya. Ada kalanya beberapa momen yang terjadi di buku mampu memicu tangis dan tawa. Buku ini akan membawa pembaca merasakan lebih dekat tentang sebuah proses hidup mendewasa yang tak mudah dan kadang perih.
Tidak hanya tentang dirinya, di buku ini Amrazing juga menyuguhkan cerita rekonsiliasi tentang seorang anak dengan ibu. Hal yang begitu terasa personal, tetapi bisa diceritakan dengan jernih dan penuh pembelajaran.
Pada akhirnya, Alex cukup jeli dalam memperlihatkan proses kehidupan yang tak mudah. Proses yang penuh perjuangan ini juga akan sangat mungkin relate dengan kehidupan anak-anak muda saat ini.
Buku ini bisa menjadi penyejuk di tengah berbagai masalah yang mungkin masih dihadapi pembaca. Sebuah perjalanan hidup yang sekiranya tak mudah, tetapi setiap orang sebenarnya mengalaminya dengan sudut pandang dan ceritanya masing-masing.
Pulang-Pergi: Yang Dibawa dan Ditinggalkan menjadi buku yang cocok bagi yang menginginkan cerita tentang proses kehidupan. Lika-liku perjalanan yang penuh tantangan, tetapi juga pembelajaran. Gaya bahasanya yang ringan membuat siapa saja bisa menikmati ceritanya.
Baca juga: Review Buku Kiat Menjadi Diktator, Cara Jitu Mikael Hem Menguliti Borok Para Despot Dunia
Data Buku
- Judul Buku: Pulang-Pergi: Yang Dibawa dan Ditinggalkan
- Penulis: Alexander Thian
- Ukuran Buku: 12x18,5
- Tebal halaman: vi/240
- Genre: Esai personal
- Penerbit: Akhir Pekan Press
- Tahun terbit: 2023
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.