Ilustrasi sineas membuat karya (Sumber gambar: Unsplash/ KAL VISUALS)

Hypereport Resolusi 2024: Eksplorasi Baru Sineas Lokal Wujudkan Film yang Lebih Berwarna

14 January 2024   |   10:04 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Capaian industri perfilman Indonesia yang positif tahun lalu menimbulkan semangat optimisme bagi para sineas lokal. Tahun ini, sejumlah eksplorasi baru akan dijajal para pelaku sinema nasional untuk lebih mewarnai era baru perfilman Indonesia ke depan.

Menurut riset kolaborasi Bicara Box Office (BiBO) dengan Deadline, jumlah penonton bioskop Indonesia sepanjang 2023 telah mencapai 114,5 juta. Angka tersebut naik hingga 14,5% dibanding tahun sebelumnya, yang ada di angka 100 juta penonton.

Capaian ini hanya berselisih 24?ri apa yang pernah diraih bioskop Indonesia sebelum pandemi dengan jumlah penonton yang mencapai 152 juta. Tentu, raihan positif ini perlu dijaga dan dibarengi dengan kerja-kerja kreatif yang lebih eksploratif dari para sineas Tanah Air. 

Baca juga: 11 Film Indonesia Tayang di Bioskop Januari 2024
 

Sutradara Umay Shahab (Sumber gambar: POPLICIST Publicist)

Sutradara Umay Shahab (Sumber gambar: POPLICIST Publicist)

Sutradara Umay Shahab bersama rumah produksi barunya Sinemaku Pictures, mencoba melakukan lompatan baru pada tahun ini. Jika sejak 2022 hanya merilis satu film panjang per tahunnya, pada 2024 ini mereka akan memproduksi tiga film sekaligus, yakni Temurun, Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis, dan Perayaan Mati Rasa.

Rumah produksi yang didirikan bersama aktris Prilly Latuconsina itu juga mengawali tahun bershio Naga Kayu ini dengan kebiasaan baru. Dikemas dalam acara Sinemaku Day, mereka dengan bangga mempresentasikan seluruh film yang akan diproduksi dalam rentang satu tahun ini.

Acara ini juga menjadi bukti komitmen dua talenta muda yang kini fokus di balik layar terhadap perfilman Indonesia. Tak hanya itu, Prilly dan Umay juga menandai tradisi penting yang belum banyak dilakukan rumah produksi lain, yakni merilis film yang akan dibuatnya dalam rentang satu tahun.

Umay mengatakan bahwa periode 2024 akan menjadi fase baru baginya, baik itu sebagai sineas maupun dalam kacamata rumah produksinya yang baru didirikan 2019 lalu tersebut. Dia berharap semua rencana yang telah tersusun bisa berjalan lancar.

“Melalui judul-judul film baru tahun ini, kami ingin menunjukkan visi kami memberikan warna baru di perfilman Indonesia dengan berkolaborasi bersama sineas dan talenta muda,” imbuhnya.

Namun, keberanian Sinemaku Pictures ini tidak hanya dari jumlah film yang mereka keluarkan, tetapi juga susunan sineas yang muncul. Jika kedua film awal Sinemaku Pictures seluruhnya disutradarai oleh Umay, kini Sinemaku Pictures menggandeng sutradara berbakat, Inarah Syarafina dan Reka Wijaya.

Selain itu, deretan bintang muda perfilman Indonesia juga turut digandeng di tiga proyek film terbaru Sinemaku Pictures. Umay sendiri akan menyutradarai film Perayaan Mati Rasa.

Melalui film ini, Umay akan bercerita tentang seseorang yang memiliki pengalaman kehilangan orang terkasih dan usaha untuk bisa merelakan dan melepaskan. Uniknya, inti cerita Perayaan Mati Rasa ini sebagian sudah diceritakan dalam lagu berjudul sama yang dibawakan oleh Umay Shahab. Namun, kini dia hanya ingin mengalihwahanakan ke dalam medium visual.  

Selain bekerja di balik layar, Umay juga akan menjadi pemain bersama Iqbaal Ramadhan. Nah, Iqbaal, di film ini juga akan mengambil peran baru sebagai produser kreatif. Langkah keduanya pun jadi menarik untuk ditunggu. Seluruh film ini direncanakan akan diproduksi dan tayang pada 2024.

"Tujuan kami mendirikan Sinemaku Pictures juga sebagai salah satu rumah produksi yang bisa mewadahi anak-anak muda yang ingin bereksperimen dan bertumbuh bersama di dunia film,” imbuhnya.

Dalam acara Sinemaku Day ini, setidaknya 3.000 penggemarnya hadir untuk menyaksikan pengumuman film-film barunya. Hari itu, Umay dan Prilly benar-benar merawat basis penggemar mereka dan melibatkannya pada project-project yang akan dilakukan ke depan. 

Baca juga: Kaleidoskop 2023: Daftar Film Indonesia yang Tembus Festival Internasional
 

(Sumber gambar: Chelsea Venda)

Sutradara Chairun Nissa (Sumber gambar: Chelsea Venda)

Sementara itu, sutradara Chairun Nissa yang lebih dikenal dengan film-film dokumenter juga mencoba melakukan eksplorasi baru tahun ini. Rehat sejenak dari film yang mendokumentasikan kejadian atau kenyataan, dia kini mengeksplorasi cerita fiksi yang dikemas dalam genre horor.

Mengambil tajuk Muslihat, film terbarunya yang baru memasuki tahap produksi pada Januari 2024 ini akan bercerita tentang cerita tentang tipu daya, siasat, serta taktik yang membuat seseorang bisa terjebak dalam situasi tertentu.

Dibintangi oleh Asmara Abigail, Muslihat bagi Chairun Nissa akan jadi horor yang berbeda dibanding judul-judul lain. Film ini akan bermain-main dengan fenomena tipu daya, sebuah pengelabuan, yang pada akhirnya membuat seseorang terkena muslihat.

“Dengan aku memulai di film panjang, bergenre horor, ini bukan berarti aku meninggalkan dokumenter. Jadi, ketika kaki aku ada di film komersil, ini kayak ruang bermain aku ke hal-hal baru. Aku tidak membatasi eksplorasi dalam pembuatan film,” ujar sutradara yang karib disapa Ilun kepada Hyepabis.id.

Ilun menyebut film dokumenter sangat berbeda dengan fiksi horor. Film dokumenter menuntut matanya untuk jeli melihat dan mengabadikan momen. Sementara itu, pada fiksi horor, momen tersebut diciptakan sendiri olehnya melalui naskah dan dimanipulasi sedemikian rupa agar drama yang terjadi di dalamnya bisa sampai ke penonton dengan baik.

Kreasi di film fiksi ini yang membuatnya tertarik untuk mengeksplorasi lebih jauh. Sebab, di film dokumenter, bumbu-bumbu seperti ini tentu bukan hal yang lazim dimasukkan ke dalam ceritanya.

“Fiksi horor juga membuat saya bisa mengolaborasikan tidak hanya visual, audio, dan aktor-aktor yang terlibat. Ini bukan hanya soal jumpscare atau sosok menakutkan saja, ini lebih dari itu,” imbuhnya.

Meski belum mau menggambarkan sinopsis cerita, Ilun menyebut kisah yang dihadirkan akan relate dengan banyak orang. Selain itu, film ini juga akan mengambil latar belakang panti asuhan. Oleh karena itu, selain akan dibintangi aktris dan aktor ternama, dirinya juga akan menggandeng banyak nama baru, utamanya anak-anak dalam film terbarunya ini.

Film barunya direncanakan akan mulai syuting pada 15 Januari 2024 dengan lokasi set berada di Jawa Barat. Naskah film ini ditulis oleh Evelyn Afnilia, salah satu peramu andal di genre horor.

Baca juga: Kaleidoskop 2023: Film Indonesia Paling Laris di Bioskop Tahun Ini 
 

Susanti Dewi (Tengah) (Sumber gambar: POPLICIST Publicist)

Susanti Dewi (Tengah) (Sumber gambar: POPLICIST Publicist)

Sementara itu, Produser IDN Pictures Susanti Dewi mengatakan bahwa 2024 memang akan jadi tahun yang menarik bagi perfilman Indonesia. Adanya pertumbuhan jumlah penonton film Indonesia pada kuartal 4 2023 telah membangkitkan semangat bagi para sineas.

“Tahun ini kami menargetkan 6 film untuk tayang pada 2024. Meski tahun ini tahun politik, menariknya dari banyaknya film yang sudah didaftarkan produser untuk tayang di bioskop, tidak terlihat perbedaan jumlah yang signifikan,” ucap produser yang karib disapa Santi kepada Hypeabis.id

Santi mengatakan bahwa pendekatan film-filmnya di IDN Pictures adalah selalu menciptakan karya yang dekat dengan penontonnya dan mempunyai kedalaman estetika yang baik. Film terbarunya misalnya, Sleep Call yang tayang pada 2023 mendapatkan apresiasi di beberapa festival film, salah satunya 5 nominasi di Festival Film Indonesia, termasuk nominasi Film Terbaik 2023.

Menurut Susanti, dengan ekosistem perfilman Indonesia yang terus mengalami perbaikan, meski masih ada sejumlah pekerjaan rumah, diharapkan akan terus memancing eksplorasi baru sineas Tanah Air.

Salah dua yang dapat di highlight dari Program Kemendikbudristek adalah program pendidikan non-formal Indonesiana Film dan Program Matching Fund Film, yang keduanya akan berguna bagi kemajuan para filmmaker.

“Saya rasa, film yang menawarkan pengalaman menonton yang menarik masih akan menjadi katalis dari produk film yang digemari penonton. Tantangan dari filmmaker adalah untuk menemukan sentuhan baru di dalamnya. Mungkin bisa dari cara penceritaan, cara marketing dan sebagainya,” tegasnya. 

Baca juga: Hypereport: Melukis Pesan, Mengukir Kesadaran, dan Mengubah Tindakan
 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Sinopsis Monster Hunter, Film Live Action yang Penuh Makhluk Raksasa

BERIKUTNYA

Cara Daftar & Monetisasi FB Pro, Bisa Menghasilkan Uang dari Konten Facebook

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: