Lee Dayeon aktivis Kpop4planet (Sumber gambar: Kpop4planet)

Sepak Terjang Lee Dayeon, Motor Aksi Peduli Lingkungan di Kalangan Fandom K-Pop

28 November 2023   |   19:01 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Isu perubahan iklim menjadi salah satu masalah yang kini dihadapi oleh banyak orang dan generasi muda. Bukan tanpa sebab, kondisi iklim yang kian panas membuat banyak dampak buruk terhadap bumi dan manusia yang tinggal di dalamnya.

Sadar akan akibat yang terjadi, banyak anak muda mulai peduli terhadap perubahan iklim dan masalah lingkungan yang ada saat ini. Mereka menyuarakan agar banyak pihak untuk lebih peduli terhadap alam.

Dengan begitu, bumi tempat manusia tinggal akan lebih baik untuk generasi yang akan datang. Mereka yang peduli terhadap lingkungan datang dari berbagai negara dan latar belakang, seperti Indonesia, Korea Selatan, dan sebagainya.

Salah satu sosok yang menyuarakan perubahan untuk tindakan yang lebih baik datang dari penggemar musik populer Korea atau yang kerap disebut K-Pop. Berasal dari generasi muda dan banyak di seluruh dunia, mereka berusaha melakukan kampanye agar industri hiburan asal Negeri Ginseng itu lebih baik.

Baca juga: K-washing, Fanbase K-Pop Bersatu Memprotes Komitmen Iklim dari Brand Fashion Tersohor

Penggemar K-Pop yang berada di seluruh dunia dan kepedulian mereka terhadap lingkungan menjadi 'senjata' ampuh untuk menyuarakan penyelamatan lingkungan agar berbagai pihak berbuat dan melakukan aksi nyata untuk keberlangsungan bumi.

Lee Dayeon adalah salah satu aktivis peduli lingkungan yang menggerakan para penggemar K-Pop di seluruh dunia untuk membuat lingkungan menjadi lebih baik. Dia telah mendorong banyak pihak di industri hiburan dan streaming Korea Selatan, bahkan menjadi gerakan global, untuk peduli terhadap perubahan iklim dan isu lingkungan.

Lewat Kpop4planet, dia telah mendorong perusahaan label rekaman beralih dari album fisik menjadi digital untuk mengurangi limbah. Aksi itu, membuatnya menjadi salah satu dari BBC 100 Women. Berikut cukilan wawancara Hypeabis.id dengan aktivis dari Kpop4planet tersebut:

1. Bagaimana awal mula Anda tertarik terhadap isu lingkungan?
Saya mulai peduli terhadap lingkungan dan perubahan iklim pada saat sekolah menengah atas (SMA). Pada saat itu, saya membaca dan melihat berita sehingga sadar bahwa krisis iklim tidak hanya terjadi di Korea Selatan.

Krisis iklim terjadi di hampir seluruh dunia. Sebagai anak muda dan seseorang yang akan mewarisi bumi, saya merasa perlu berkontribusi untuk memerangi krisis iklim dengan cara melakukan aksi-aksi terkait itu.

2. Apa yang membuat Kpop4planet menargetkan penggemar K-Pop untuk menyuarakan aksi tentang perubahan iklim dan peduli terhadap lingkungan?
Sebelum kami meluncurkan Kpop4planet, penggemar K-Pop di seluruh dunia sudah aktif dengan isu ikilm dan lingkungan. Namun pada saat itu, belum ada yang mengatakan bahwa aksi itu adalah aksi iklim karena hanya sebatas proyek.

Salah satu proyek itu seperti forest project, di mana penggemar mengadopsi dan menanam pohon. Selain itu, beberapa tahun lalu juga penggemar BTS yang memberikan donasi terkait dengan lingkungan dan perubahan iklim.

Kemudian pada 2020, Blackpink menjadi ambasador Konferensi Perubahan Iklim ke-26 Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP 26), sehingga muncul hastag Climate Action in Your Area. Peristiwa itu menjadi salah satu pemicu Kpop4planet. 

Dari rangkaian kegiatan itu, kami melihat penggemar K-Pop memiliki potensi untuk digerakkan secara masif demi aksi perubahan iklim. Pada akhirnya, kami mengumpulkan dan mencari banyak suara yang berkontribusi terhadap krisis iklim dan membuat masa depan lebih baik.

Kami melihat penggemar K-Pop memiliki potensi membuat dampak atau hasil yang lebih besar dalam menyuarakan perubahan iklim, lantaran mereka sudah peduli terhadap iklim. Namun, belum ada satu gerakan khusus yang mengajak mereka untuk lebih aktif lagi terhadap isu krisis iklim.

3. Apa tantangan yang Anda hadapi ketika menyuarakan perubahan iklim dan bagaimana mengatasinya?
Dalam meningkatkan kesadaran tentang iklim di Korea Selatan, kami menargetkan pemerintahan dan juga korporasi. Jadi, tantangan terbesar yang dihadapi adalah kadang kami merasa berat dan luar biasa.

Kami merasa ada tembok yang tinggi untuk membuat perubahan. Namun, pada akhirnya, kami bisa melakukan beberapa perubahan itu dengan bantuan dari para penggemar K-Pop di dunia. Ada dua kampanye yang dilakukan di Korea Selatan terkait dengan perubahan iklim dan peduli terhadap lingkungan.

Pertama, kampanye No K-pop on a Dead Planet. Dengan kampanye ini, beberapa perusahaan hiburan di Korea Selatan memiliki komitmen yang lebih ambisius dalam rencana aksi yang memperhatikan kondisi iklim.

Kedua, kampanye yang bernama Streaming Heating Melting. Aksi ini menargetkan salah satu korporasi streaming musik terbesar di Korea Selatan, yakni Melon, untuk beralih ke energi terbarukan terkait dengan pengelolaan data centernya.

Mereka juga berjanji beralih ke energi terbarukan 100 persen. Tantangan terbesar adalah kampanye Drop Coal lantaran kami menargetkan perusahaan otomotif terbesar di Korea Selatan.

4. Apakah Anda pernah menghadapi intervensi ketika melakukan aksi secara luring?
Ya, saya pernah menghadapinya. Pada tahun lalu, kami memiliki proyek bernama Plastic Album Campaign yang meminta para penggemar K-Pop di Korea Selatan untuk mendonasikan atau mengirimkan album yang tidak terpakai.

Dalam 8–10 hari, kami berhasil mengumpulkan 8.000 album fisik dari penggemar di seluruh Korea Selatan. Album itu kami pisahkan berdasarkan perusahaan rekaman dan idolanya. Lalu, kami kirimkan ke perusahaan secara daring sebagai bentuk protes bahwa penggemar ingin album yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Dengan begitu, album tersebut bisa dirawat dan dijaga selama-lamanya. Bukan album yang terbuat dari plastik dan masif. Melalui aksi tersebut, saya menghadapi beberapa intervensi dari security dan juga pekerja di industri entertainment yang menolak dikirimkan album tersebut atas dasar yang tidak jelas.

Setelah beberapa argumen dan penjelasan, kami memilih mengirimkan album itu melalui ekspedisi. Namun, kiriman kami tetap mendapatkan penolakan. Pada akhirnya, kami tetap dorong pengiriman album itu sampai mereka menerima.

Meskipun begitu, saya merasa sedikit kekecewaan lantaran penolakan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan belum mendengar apa yang diinginkan oleh penggemar. Aksi tersebut adalah suara dari para penggemar.

Penggemar harus mengalami penolakan dan argumen berkali-kali hanya untuk mengirimkan album tersebut. Ini salah satu intervensi selama kampanye dan aksi di lapangan.

Baca juga: Ada Apa Saja sih di Indonesia Arena? Tempat Konsernya Sejumlah Grup K-Pop

5. Apakah Anda dan tim pernah melakukan aksi boikot?
Kami dari Kpop4planet tidak pernah melakukan aksi boikot. Walaupun melakukan kampanye tentang perubahan iklim, kami juga masih penggemar K-Pop. Jadi, dari nada, pesan, dan permintaannya lebih soft untuk mengajak dan mendorong perusahaan menjadi jauh lebih ramah lingkungan.

Tanpa melakukan boikot terhadap salah satu industri entertainment, kampanye yang dilakukan oleh Kpop4planet telah didengar oleh industri K-Pop dan hiburan di Korea Selatan. Mereka mau mendengarkan suara penggemar sebagai konsumen dan juga pihak yang peduli terhadap artis.

Pada tahun ini, setelah perusahaan di industri hiburan berjanji untuk menjadi lebih ramah lingkungan, fokus kampanye yang kami lakukan adalah lebih ke monitoring untuk mengetahui apakah akan benar-benar direalisasikan atau sekadar menyenangkan penggemar.

6. Bagaimana pencemaran lingkungan di Korea Selatan pada saat ini dan kepedulian pemerintah di sana?
Saat ini, kondisi lingkungan di Korea Selatan, tepatnya di Seoul juga mengalami masalah yang sama dengan Jakarta, yakni polusi udara. Saya sempat ke Jakarta beberapa waktu lalu dan melihat sendiri udara di Jakarta.

Kondisi polusi udara di Seoul yang terjadi seperti saat ini merupakan kemunduran. Tidak hanya itu, kemunduran itu juga terlihat dari penggunaan energi terbarukan di Korea Selatan yang hanya sekitar 7,5 persen.

Pemerintah juga menetapkan target untuk penggunaan energi terbarukan 21,5 persen pada 2030. Angka tersebut kurang memuaskan dan terlalu rendah jika melihat situasi saat ini yang parah. Satu hal yang mengecewakan adalah pemerinta Korea Selatan tengah mendorong pembangunan PLTU baru di Samcheok

Samcheok tekenal di kalangan penggemar BTS lantaran boy group itu pernah melakukan pengambilan gambar di area tersebut untuk salah satu album mereka. Saat ini, kami juga memiliki kampanye bernama Save Butter Beach untuk menyelamatkan pantai di Samcheok dari kerusakan akibat PLTU baru yang sedang dibangun.

Saya kecewa terhadap pemerintah korea selatan lantaran iklim sudah parah. Namun, langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi krisi iklim ini mengalami kemunduran.

7. Apa yang Anda lakukan secara pribadi untuk aksi peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari dan apa tujuan yang ingin dicapainya?
Saya melakukan beberapa hal yang sewajarnya dilakukan oleh anak muda pada umumnya. Walaupun kecil, seperti penggunaan transportasi umum, juga mengurangi limbah sampah, dan juga mengedukasi terkait isu-isu iklim.

Baca juga: Wow, Lisa Blackpink jadi Seleb K-Pop dengan Tarif Endorse Tertinggi dalam Sekali Posting

Jangka panjang, saya ingin terus menginspirasi dan membantu teman-teman penggemar K-Pop untuk jadi jauh lebih aktif dalam aksi iklim, terutama setelah saya terpilh 100 BBC Women, saya ingin menggunakan kesempatan itu mendorong penggemar K-Pop lainnya menjadi lebih aktif.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

GoFood Hadirkan Promo NAMPOL, Kerjasama dengan UMKM Kuliner Lokal

BERIKUTNYA

Gejalanya Mirip, Ketahui Perbedaan Sakit Mag dan Serangan Jantung

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: