Gejalanya Mirip, Ketahui Perbedaan Sakit Mag dan Serangan Jantung
28 November 2023 |
18:53 WIB
Gejala serangan jantung mirip dengan sakit mag, sehingga sering kali disalah artikan oleh pengidapnya. Kondisinya sama-sama ditandai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian tengah atas atau di sekitar ulu hati. Simak bagaimana cara mengenali perbedaannya!
Sakit mag atau dispepsia merupakan gangguan pada lambung yang mengakibatkan rasa tidak nyaman di perut. Gejala umumnya ditandai dengan perut kembung, mual, dan sensasi terbakar pada ulu hati. Biasanya mag dialami oleh orang yang jam makannya tidak teratur dan terlambat.
Sementara, serangan jantung terjadi terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner yang bertugas mengalirkan darah menuju organ jantung. Apabila kerja pembuluh darah ini terganggu, maka aliran darah menuju jantung bisa terhenti dan kematian sel otot jantung akan terjadi.
Baca juga: Simak 5 Cara agar Terhindar dari Penyakit Mag, Salah Satunya Berolahraga
Salah satu gejala serangan jantung yang sering terjadi adalah nyeri pada dada sebelah kiri yang dapat menjalar ke bagian leher, rahang, kedua lengan, atau punggung atas. Selain itu, gejala serangan jantung juga bisa berkaitan dengan pencernaan seperti sakit mag, heartburn, mual, serta nyeri ulu hati.
"Gejala serangan jantung memang mirip dengan sakit mag, tapi bukan sakit mag biasa melainkan gerd atau reflux asam lambung yang sudah kronis," ujar Sally Aman Nasution, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) di acara media briefing bersama PB IDI, Selasa (28/11/2023).
Umumnya gejala yang sering dikeluhkan adalah rasa tidak nyaman di dada yang nyerinya menjalar ke beberapa bagian tubuh tergantung letak pembuluh koroner yang terkena. Menurutnya, kondisi inilah yang membuat para pengidap penyakit jantung mengira dia sedang sakit mag sehingga kerap disepelekan dan pengobatannya tertunda.
"Cara membedakannya, sakit perut karena mag biasanya berhubungan dengan makanan seperti terlambat makan atau kebanyakan makan," kata Sally.
Pada penderita mag, setelah minum obat lambung maka nyerinya langsung hilang. Sementara gejala serangan jantung, rasa sakitnya akan semakin memburuk dan tidak dapat diperbaiki, maka harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa, serangan jantung bisa terjadi karena suatu pemicu atau trigger yang berkaitan dengan fisik dan psikis. Pada fisik misalnya seperti olahraga berat dan berlebihan yang tidak disesuaikan dengan kapasitas tubuh, sementara psikis berkaitan dengan stres dan kondisi emosional yang tidak stabil.
"Kita sering mendengar orang main futsal terkena serangan jantung, aktivitas fisik berat yang dia lakukan membuat jantung tidak cukup mengalirkan darah ke seluruh tubuh," jelas Sally.
Sementara stres dan masalah emosional lainnya bisa menyebabkan tekanan darah pada tubuh meningkat. Tekanan darah tinggi yang tidak dapat diatasi dengan baik bisa menyebabkan seseorang mengalami serangan jantung.
"Serangan jantung cepat sekali kejadiannya, saat mengenali gejalanya sebaiknya langsung lakukan bantuan hidup dasar (BHD) seperti Resusitasi Jantung Paru (RJP) sederhana, lalu segera cari pertolongan dan bawa ke fasilitas kesehatan terdekat," katanya.
Mengingat kondisinya yang bisa membahayakan jiwa, penyakit jantung sebaiknya dicegah sejak dini. Pria lebih berisiko terkena penyakit jantung dari pada wanita. Terlebih jika mereka menerapkan gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan pola makan berlebih yang memicu obesitas, hipertensi, kolesterol.
"Wanita selama masih masa reproduksi lebih kecil kemungkinan untuk sakit jantung, kalau sudah menopause maka peluangnya sama seperti pria," kata Sally.
Hal tersebut karena wanita memiliki hormon estrogen yang tinggi dibandingkan dengan pria. Selain fungsinya untuk menjaga kesuburan dan mengatur siklus haid, hormon estrogen juga berfungsi melindungi pembuluh darah.
Baca juga: 4 Penyakit Akan Muncul Jika Kita Cuek dengan Mag Kronis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Sakit mag atau dispepsia merupakan gangguan pada lambung yang mengakibatkan rasa tidak nyaman di perut. Gejala umumnya ditandai dengan perut kembung, mual, dan sensasi terbakar pada ulu hati. Biasanya mag dialami oleh orang yang jam makannya tidak teratur dan terlambat.
Sementara, serangan jantung terjadi terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner yang bertugas mengalirkan darah menuju organ jantung. Apabila kerja pembuluh darah ini terganggu, maka aliran darah menuju jantung bisa terhenti dan kematian sel otot jantung akan terjadi.
Baca juga: Simak 5 Cara agar Terhindar dari Penyakit Mag, Salah Satunya Berolahraga
Salah satu gejala serangan jantung yang sering terjadi adalah nyeri pada dada sebelah kiri yang dapat menjalar ke bagian leher, rahang, kedua lengan, atau punggung atas. Selain itu, gejala serangan jantung juga bisa berkaitan dengan pencernaan seperti sakit mag, heartburn, mual, serta nyeri ulu hati.
"Gejala serangan jantung memang mirip dengan sakit mag, tapi bukan sakit mag biasa melainkan gerd atau reflux asam lambung yang sudah kronis," ujar Sally Aman Nasution, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) di acara media briefing bersama PB IDI, Selasa (28/11/2023).
Umumnya gejala yang sering dikeluhkan adalah rasa tidak nyaman di dada yang nyerinya menjalar ke beberapa bagian tubuh tergantung letak pembuluh koroner yang terkena. Menurutnya, kondisi inilah yang membuat para pengidap penyakit jantung mengira dia sedang sakit mag sehingga kerap disepelekan dan pengobatannya tertunda.
"Cara membedakannya, sakit perut karena mag biasanya berhubungan dengan makanan seperti terlambat makan atau kebanyakan makan," kata Sally.
Pada penderita mag, setelah minum obat lambung maka nyerinya langsung hilang. Sementara gejala serangan jantung, rasa sakitnya akan semakin memburuk dan tidak dapat diperbaiki, maka harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Ilustrasi nyeri perut (Sumber gambar: Freepik/Jcomp)
"Kita sering mendengar orang main futsal terkena serangan jantung, aktivitas fisik berat yang dia lakukan membuat jantung tidak cukup mengalirkan darah ke seluruh tubuh," jelas Sally.
Sementara stres dan masalah emosional lainnya bisa menyebabkan tekanan darah pada tubuh meningkat. Tekanan darah tinggi yang tidak dapat diatasi dengan baik bisa menyebabkan seseorang mengalami serangan jantung.
"Serangan jantung cepat sekali kejadiannya, saat mengenali gejalanya sebaiknya langsung lakukan bantuan hidup dasar (BHD) seperti Resusitasi Jantung Paru (RJP) sederhana, lalu segera cari pertolongan dan bawa ke fasilitas kesehatan terdekat," katanya.
Mengingat kondisinya yang bisa membahayakan jiwa, penyakit jantung sebaiknya dicegah sejak dini. Pria lebih berisiko terkena penyakit jantung dari pada wanita. Terlebih jika mereka menerapkan gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan pola makan berlebih yang memicu obesitas, hipertensi, kolesterol.
"Wanita selama masih masa reproduksi lebih kecil kemungkinan untuk sakit jantung, kalau sudah menopause maka peluangnya sama seperti pria," kata Sally.
Hal tersebut karena wanita memiliki hormon estrogen yang tinggi dibandingkan dengan pria. Selain fungsinya untuk menjaga kesuburan dan mengatur siklus haid, hormon estrogen juga berfungsi melindungi pembuluh darah.
Baca juga: 4 Penyakit Akan Muncul Jika Kita Cuek dengan Mag Kronis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.