K-washing, Fanbase K-Pop Bersatu Memprotes Komitmen Iklim dari Brand Fashion Tersohor
03 October 2023 |
14:13 WIB
K-washing, terminologi baru yang mencuat bertepatan dengan dimulainya agenda fesyen tahunan ternama, Paris Fashion Week pada Senin (25/9/2023). Istilah ini digaungkan penggemar K-Pop di berbagai negara sebagai bentuk protes terhadap komitmen iklim dari merek fesyen ternama dunia yang dinilai kian lemah.
K-washing merujuk pada pemaknaan menyembunyikan lemahnya komitmen iklim dari brand fahion dunia di balik kekuatan bintang K-Pop yang kini sering mendapat peran sebagai brand ambassador.
Atas anggapan tersebut, fanbase K-Pop dari 6 kota di dunia menyerukan aksi mereka kepada merek fesyen mewah seperti Chanel, Celine, Dior, dan Saint Laurent untuk menghentikan kegiatan K-washing tersebut.
Baca juga: Begini Karakteristik Gen Z saat Mengonsumsi Brand Fashion, Makeup, dan Minuman
Aksi ini merupakan kampanye solidaritas iklim skala internasional pertama yang mencakup fanbase global dari Blackpink France, Blackpink Mexico Union, BLACKPINK Costa Rica, Jisoonation, Blink Official Indonesia, dan BTS ARMY Indonesia Amino.
Misalnya, BLACKPINK yang tiap-tap anggotanya merupakan brand ambassador fesyen besar. Rapuhnya komitmen iklim dari brand pakaian besar tersebut dinilai kurang sejalan dengan sebagian komitmen BLACKPINK terhadap advokasi lingkungan Lisa dkk pada COP26. COP26 merupakan konferensi iklim terbesar di dunia yan diusung oleh PBB.
“Kami sangat bangga dengan BLACKPINK dan berharap merek-merek mewah yang bekerja sama dengan BLACKPINK tidak menggunakan image baik tersebut untuk melakukan greenwashing tanpa menunjukkan aksi iklim yang nyata dan berani untuk lingkungan,” ujar Jevon, anggota dari fanbase Blackpink Blink Official Indonesia dalam keterangan tertulis.
Sebagai bentuk protes, penggemar K-Pop pun melakukan kampanye Kpop4Planet dengan tema Unboxed: High Fashion, High Carbon. Dalam kampanye ini, penggemar K-Pop menyampaikan tuntutan dari kacamata penggemar terhadap brand besar tersebut.
Pesan penggemar disampaikan melalui truk MobileLED yang berkeliling di kota-kota besar dunia, seperti New York, London, Paris, Tokyo, Seoul, dan kini Jakarta.
Baca juga: 5 Brand Fashion Lokal yang Jadi Acuan Milenial dan Gen Z
Melalui pesan berjalan tersebut, ribuan penggema K-Pop menuntut komitmen iklim yang lebih besar dan berani dari brand fesyen mewah dalam memerangi krisis iklim.
Pesan tersebut berisi beragam pesan yang muncul di landmark populer 6 kota di dunia, seperti Times Square di New York, Eiffel Tower di Prancis, hingga Monas di Jakarta, serta di depan toko-toko merek feysen mewah setempat mulai dari Gucci, Dior, hingga Louis Vuitton.
Juru kampanye Kpop4Planet Korea Selatan Dayeon mengatakan, kini banyak brand mewah yang mulai memanfaatkan kesempatan menenggelamkan isu iklim di balik popularitas bintang K-Pop dengan tujuan menargetkan generasi muda.
“Merek mewah berlomba-lomba menggunakan idol K-pop untuk menargetkan konsumen dari generasi muda, khususnya penggemar K-Pop,” jelas Daeyon.
Mewakili penggemar K-Pop di Korea Selatan, Daeyon menjelaskan tentang tanda tanya besar di kepala para penggemar terkait bentuk tanggung jawab merek fesyen mewah dalam melindungi linkungan.
“Inilah mengapa penggemar K-Pop menuntut merek mewah mengurangi emisi mereka dengan berhenti menggunakan batu bara dan beralih ke 100 persen energi terbarukan, bukan hanya di toko dan kantor, tetapi di seluruh rantai pasoknya,” lanjut Dayeon.
Adapun aksi ini merupakan perpanjangan tangan daru penilaian Kpop4Planet bersama organisasi iklim Australia yakni Action Speaks Louder yang sempat mengeluarkan pernyataan tuntutan terhadap empat brand mewah yang direpresentasikan oleh anggota BLACKPNK sebagai brand ambassador Chanel, Celine, Dior, dan Saint Laurent.
Baca juga: Profil Jisoo, Member BLACKPINK yang Jadi Incaran Brand Fashion Mewah
Keempat brand tersebut dinilai KpopPlanet dan Action Speaks Louder gagal menjaga komitmen iklim dengan Saint Laurent yang dicap memiliki nilai buruk, Celine dan Dior dengan nilai sangat buruk, serta Chanel dengan penilaian sangat buruk sekali.
Editor: Fajar Sidik
K-washing merujuk pada pemaknaan menyembunyikan lemahnya komitmen iklim dari brand fahion dunia di balik kekuatan bintang K-Pop yang kini sering mendapat peran sebagai brand ambassador.
Atas anggapan tersebut, fanbase K-Pop dari 6 kota di dunia menyerukan aksi mereka kepada merek fesyen mewah seperti Chanel, Celine, Dior, dan Saint Laurent untuk menghentikan kegiatan K-washing tersebut.
Baca juga: Begini Karakteristik Gen Z saat Mengonsumsi Brand Fashion, Makeup, dan Minuman
Aksi ini merupakan kampanye solidaritas iklim skala internasional pertama yang mencakup fanbase global dari Blackpink France, Blackpink Mexico Union, BLACKPINK Costa Rica, Jisoonation, Blink Official Indonesia, dan BTS ARMY Indonesia Amino.
Misalnya, BLACKPINK yang tiap-tap anggotanya merupakan brand ambassador fesyen besar. Rapuhnya komitmen iklim dari brand pakaian besar tersebut dinilai kurang sejalan dengan sebagian komitmen BLACKPINK terhadap advokasi lingkungan Lisa dkk pada COP26. COP26 merupakan konferensi iklim terbesar di dunia yan diusung oleh PBB.
“Kami sangat bangga dengan BLACKPINK dan berharap merek-merek mewah yang bekerja sama dengan BLACKPINK tidak menggunakan image baik tersebut untuk melakukan greenwashing tanpa menunjukkan aksi iklim yang nyata dan berani untuk lingkungan,” ujar Jevon, anggota dari fanbase Blackpink Blink Official Indonesia dalam keterangan tertulis.
Sebagai bentuk protes, penggemar K-Pop pun melakukan kampanye Kpop4Planet dengan tema Unboxed: High Fashion, High Carbon. Dalam kampanye ini, penggemar K-Pop menyampaikan tuntutan dari kacamata penggemar terhadap brand besar tersebut.
Pesan penggemar disampaikan melalui truk MobileLED yang berkeliling di kota-kota besar dunia, seperti New York, London, Paris, Tokyo, Seoul, dan kini Jakarta.
Baca juga: 5 Brand Fashion Lokal yang Jadi Acuan Milenial dan Gen Z
Melalui pesan berjalan tersebut, ribuan penggema K-Pop menuntut komitmen iklim yang lebih besar dan berani dari brand fesyen mewah dalam memerangi krisis iklim.
Pesan tersebut berisi beragam pesan yang muncul di landmark populer 6 kota di dunia, seperti Times Square di New York, Eiffel Tower di Prancis, hingga Monas di Jakarta, serta di depan toko-toko merek feysen mewah setempat mulai dari Gucci, Dior, hingga Louis Vuitton.
Kampanye menuntut K-washing (Sumber gambar: Dok. K4P)
“Merek mewah berlomba-lomba menggunakan idol K-pop untuk menargetkan konsumen dari generasi muda, khususnya penggemar K-Pop,” jelas Daeyon.
Mewakili penggemar K-Pop di Korea Selatan, Daeyon menjelaskan tentang tanda tanya besar di kepala para penggemar terkait bentuk tanggung jawab merek fesyen mewah dalam melindungi linkungan.
“Inilah mengapa penggemar K-Pop menuntut merek mewah mengurangi emisi mereka dengan berhenti menggunakan batu bara dan beralih ke 100 persen energi terbarukan, bukan hanya di toko dan kantor, tetapi di seluruh rantai pasoknya,” lanjut Dayeon.
Adapun aksi ini merupakan perpanjangan tangan daru penilaian Kpop4Planet bersama organisasi iklim Australia yakni Action Speaks Louder yang sempat mengeluarkan pernyataan tuntutan terhadap empat brand mewah yang direpresentasikan oleh anggota BLACKPNK sebagai brand ambassador Chanel, Celine, Dior, dan Saint Laurent.
Baca juga: Profil Jisoo, Member BLACKPINK yang Jadi Incaran Brand Fashion Mewah
Keempat brand tersebut dinilai KpopPlanet dan Action Speaks Louder gagal menjaga komitmen iklim dengan Saint Laurent yang dicap memiliki nilai buruk, Celine dan Dior dengan nilai sangat buruk, serta Chanel dengan penilaian sangat buruk sekali.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.