Hypereport: Desainer Muda Ikuti Jejak Para Tokoh Mode Nasional, dari Albert Yanuar sampai Rama Dauhan
13 November 2023 |
14:31 WIB
Industri mode di Indonesia berkembang dinamis dari masa ke masa. Hal itu tak lepas dari kreativitas para desainer dan rumah mode yang inovatif dalam merancang busana dengan berbagai potongan menarik. Setiap karya mereka mampu menciptakan tren baru dan menentukan arah mode ke depan.
Pertumbuhan dunia fesyen juga tak lepas dari figur-figur di dunia entertainment yang menciptakan trendsetter dan media massa yang mengembuskan napas industri fesyen lokal ke kancah mode dunia. Fesyen yang merupakan subsektor industri kreatif turut meningkatkan nilai ekonomi Indonesia sebagai andalan ekspor dengan nilai kontribusi sebesar 61,5 persen.
Sebagai konsumen, para pencinta mode dan masyarakat umum juga memiliki selera tinggi dan memahami standar kualitas dari barang-barang fesyen yang mereka beli. Berdasarkan data Statista, nilai pasar atau market size industri fesyen di Indonesia diproyeksikan tumbuh sebesar 5,22 persen sepanjang 2023-2027, sehingga menghasilkan volume pasar sebesar US$7,38 miliar pada 2027 mendatang.
Baca laporan terkait:
> Hypereport: Musik dan Perjuangan Para Pahlawan yang Tak Pernah Selesai
> Hypereport: Kata Mereka tentang Kepahlawanan di Seni Rupa Indonesia
> Hypereport: Pahlawan Industri Perfilman, Ratna Asmara hingga Misbach Yusa Biran
Melalui momentum Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November pun, kita bisa mengenang kembali jasa tokoh-tokoh yang berpengaruh di bidang mode Tanah Air. Selain itu, momen itu juga dapat menjadi kesempatan untuk memberikan apresiasi bagi para generasi penerusnya yang sampai saat ini masih berjuang membawa karya-karyanya ke perhelatan mode dunia.
Desainer Albert Yanuar menilai perkembangan fesyen Indonesia tak lepas dari daya beli masyarakat yang tinggi. Tren yang berubah-ubah membuat selera pasar makin beragam. Para desainer dan rumah mode harus bisa memahami seperti apa kebutuhan konsumennya.
Namun, dinamika tren fesyen yang bergerak cepat dibarengi permintaan pasar yang kian melonjak, membuat industri ini menimbun sampah setiap harinya. Fesyen dan industri tekstil adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
"Satu tren di dunia fesyen yang akan terus berlanjut, yaitu sustainability dan evirontment friendly karena banyak desainer dan rumah mode yang mulai peduli lingkungan, mereka membuat pakaian dari bahan daur ulang atau tas dari plastik," ujar Albert.
Upaya menekan limbah tekstil dan meningkatkan kualitas fesyen lokal tentu bisa berjalan beriringan. Menurutnya, hal ini adalah misi yang dibawa oleh para generasi penerus di bidang mode Tanah Air
Albert Yanuar sendiri merupakan desainer yang identik dengan rancangan gaun-gaun pesta dan adibusana yang elegan dan mewah. Ciri khasnya adalah penggunaan palet warna-warna yang megah, serta bereksperimen dengan struktur dan potongan yang inovatif dalam setiap desainnya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Esmod Fashion College Jakarta dengan titel The Best Fashion Designer pada 2003, Albert bekerja sebagai asisten desainer Sebastian Gunawan selama 1,5 tahun. Sebastian Gunawan sendiri merupakan desainer fenomenal yang menjadi bagian dari sejarah mode Indonesia. Sejumlah karyanya telah ditampilkan di perhelatan mode dunia.
Koleksi pertamanya yang bertajuk Potret Hidup pada 1995 menampilkan deretan gaun malam mewah bernuansa dramatis yang kemudian menjadi koleksi khasnya (signature). Sebastian dikenal dengan kepiawaiannya menciptakan desain yang halus dengan detail embroidery, kristal, manik-manik, dan permata.
Setelah mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari rumah mode Sebastian Gunawan, Albert Yanuar mulai mengembangkan signature desainnya sendiri. Beberapa desainnya yang mencuri perhatian adalah busana multifungsi, seperti rok yang bisa dijadikan mantel, serta transformable dress, sebuah gaun yang bisa menciptakan lebih dari satu look.
"Aku memulainya benar-benar dari nol, base pengalaman aku di Sebastian Gunawan, dari sana aku bisa bikin gaun-gaun kalau ada pesanan jahitan untuk baju pemberkatan," ujar Albert.
Pesannya untuk para generasi penerus bidang mode Tanah Air adalah enjoy the process. Nikmati saja apapun yang terjadi selama proses berkarier. Sebagai desainer tentu kita boleh punya sisi idealis, tapi jangan lupa untuk melihat dan memahami pakaian apa yang diinginkan orang-orang.
"Pikirkan juga daya jual, caranya dengan meningkatkan quality and service, karena percuma kalau koleksinya bagus tapi servisnya jelek ke customer," katanya.
Selain itu, tak kalah penting adalah konsistensi dan perencanaan yang matang. Menurutnya, suatu progres yang besar jika seorang desainer ingin melakukan show di panggung mode dunia. Namun semuanya harus dipersiapkan dengan hati-hati.
"Beberapa kali kita sempat show di Eropa dan Amerika, tapi aku merasa pasar lokal dan Asia masih luas. Aku enggak mau terburu-buru untuk menggelar show di luar negeri, semuanya harus direncanakan dengan matang," kata Albert.
Sosok perancang muda lainnya, desainer Rama Dauhan juga terus memberikan kontribusinya untuk perkembangan mode Tanah Air dengan menghadirkan koleksi busana yang unik, berani melawan arus, namun tetap membumi.
Sudah 13 tahun meniti karier di dunia fesyen, Rama Dauhan dipercaya untuk mendesain koleksi rumah mode XSML selama 7 tahun dan Danjyo Hiyoji selama 3 tahun. Sampai akhirnya pada 2014 berhasil mendirikan Rama Dauhan's Design Studio dengan dia sendiri sebagai creative director di balik koleksinya, yakni pakaian ready to wear deluxe.
"Dalam mendesain, aku selalu mencari inspirasi yang rasanya dekat di hati, di mana hal yang aku gali itu sesuatu yang aku suka. Jadi enggak akan bosan saat menggarap koleksinya," katanya saat ditemui di perhelatan JFW 2024.
Rama Dauhan menghindari tema dan konsep yang jauh dari kesehariannya, karena hanya akan menyulitkannya saat merancang busana. Seringkali dia mengangkat satu tema yang bisa menggambarkan suasana hatinya lalu menuangkannya dalam bentuk koleksi pakaian.
"Aku ingin orang melihat dan tahu ada sisi melankolis, kerja keras, dan dedikasi seorang Rama Dauhan yang luar biasa terhadap industri fesyen," ujarnya.
Baca juga: Hypereport: Menjelajah Kuliner Legendaris di Jakarta, dari Glodok hingga Blok M
Ciri khas rancangan Rama Dauhan adalah permainan palet warna yang ceria, namun pada perhelatan JFW 2024 kemarin dia membatasinya pada warna-warna monokrom seperti hitam, putih, abu-abu. Namun, sesuai dengan judul koleksinya yakni Pusat Hati, para penikmat mode diajak untuk memahami kembali jiwa masing-masing, yang sering terbagi antara hitam dan putih.
Karya tersebut membuktikan bahwa sebagai desainer, Rama Dauhan tak ragu untuk keluar dari zona nyamannya dalam merancang busana. Semuanya tentu didasarkan pada penentuan konsep yang matang, konsistensi dalam pengerjaannya, dan berani bereksperimen.
"Ikuti saja prosesnya tidak usah cepat-cepat dan terburu-buru, nikmati semua proses belajarnya," ujarnya.
Editor: Fajar Sidik
Pertumbuhan dunia fesyen juga tak lepas dari figur-figur di dunia entertainment yang menciptakan trendsetter dan media massa yang mengembuskan napas industri fesyen lokal ke kancah mode dunia. Fesyen yang merupakan subsektor industri kreatif turut meningkatkan nilai ekonomi Indonesia sebagai andalan ekspor dengan nilai kontribusi sebesar 61,5 persen.
Sebagai konsumen, para pencinta mode dan masyarakat umum juga memiliki selera tinggi dan memahami standar kualitas dari barang-barang fesyen yang mereka beli. Berdasarkan data Statista, nilai pasar atau market size industri fesyen di Indonesia diproyeksikan tumbuh sebesar 5,22 persen sepanjang 2023-2027, sehingga menghasilkan volume pasar sebesar US$7,38 miliar pada 2027 mendatang.
Baca laporan terkait:
> Hypereport: Musik dan Perjuangan Para Pahlawan yang Tak Pernah Selesai
> Hypereport: Kata Mereka tentang Kepahlawanan di Seni Rupa Indonesia
> Hypereport: Pahlawan Industri Perfilman, Ratna Asmara hingga Misbach Yusa Biran
Melalui momentum Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November pun, kita bisa mengenang kembali jasa tokoh-tokoh yang berpengaruh di bidang mode Tanah Air. Selain itu, momen itu juga dapat menjadi kesempatan untuk memberikan apresiasi bagi para generasi penerusnya yang sampai saat ini masih berjuang membawa karya-karyanya ke perhelatan mode dunia.
Desainer Albert Yanuar menilai perkembangan fesyen Indonesia tak lepas dari daya beli masyarakat yang tinggi. Tren yang berubah-ubah membuat selera pasar makin beragam. Para desainer dan rumah mode harus bisa memahami seperti apa kebutuhan konsumennya.
Namun, dinamika tren fesyen yang bergerak cepat dibarengi permintaan pasar yang kian melonjak, membuat industri ini menimbun sampah setiap harinya. Fesyen dan industri tekstil adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
"Satu tren di dunia fesyen yang akan terus berlanjut, yaitu sustainability dan evirontment friendly karena banyak desainer dan rumah mode yang mulai peduli lingkungan, mereka membuat pakaian dari bahan daur ulang atau tas dari plastik," ujar Albert.
Upaya menekan limbah tekstil dan meningkatkan kualitas fesyen lokal tentu bisa berjalan beriringan. Menurutnya, hal ini adalah misi yang dibawa oleh para generasi penerus di bidang mode Tanah Air
Albert Yanuar sendiri merupakan desainer yang identik dengan rancangan gaun-gaun pesta dan adibusana yang elegan dan mewah. Ciri khasnya adalah penggunaan palet warna-warna yang megah, serta bereksperimen dengan struktur dan potongan yang inovatif dalam setiap desainnya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Esmod Fashion College Jakarta dengan titel The Best Fashion Designer pada 2003, Albert bekerja sebagai asisten desainer Sebastian Gunawan selama 1,5 tahun. Sebastian Gunawan sendiri merupakan desainer fenomenal yang menjadi bagian dari sejarah mode Indonesia. Sejumlah karyanya telah ditampilkan di perhelatan mode dunia.
Koleksi pertamanya yang bertajuk Potret Hidup pada 1995 menampilkan deretan gaun malam mewah bernuansa dramatis yang kemudian menjadi koleksi khasnya (signature). Sebastian dikenal dengan kepiawaiannya menciptakan desain yang halus dengan detail embroidery, kristal, manik-manik, dan permata.
Setelah mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari rumah mode Sebastian Gunawan, Albert Yanuar mulai mengembangkan signature desainnya sendiri. Beberapa desainnya yang mencuri perhatian adalah busana multifungsi, seperti rok yang bisa dijadikan mantel, serta transformable dress, sebuah gaun yang bisa menciptakan lebih dari satu look.
"Aku memulainya benar-benar dari nol, base pengalaman aku di Sebastian Gunawan, dari sana aku bisa bikin gaun-gaun kalau ada pesanan jahitan untuk baju pemberkatan," ujar Albert.
Pesannya untuk para generasi penerus bidang mode Tanah Air adalah enjoy the process. Nikmati saja apapun yang terjadi selama proses berkarier. Sebagai desainer tentu kita boleh punya sisi idealis, tapi jangan lupa untuk melihat dan memahami pakaian apa yang diinginkan orang-orang.
"Pikirkan juga daya jual, caranya dengan meningkatkan quality and service, karena percuma kalau koleksinya bagus tapi servisnya jelek ke customer," katanya.
Selain itu, tak kalah penting adalah konsistensi dan perencanaan yang matang. Menurutnya, suatu progres yang besar jika seorang desainer ingin melakukan show di panggung mode dunia. Namun semuanya harus dipersiapkan dengan hati-hati.
"Beberapa kali kita sempat show di Eropa dan Amerika, tapi aku merasa pasar lokal dan Asia masih luas. Aku enggak mau terburu-buru untuk menggelar show di luar negeri, semuanya harus direncanakan dengan matang," kata Albert.
Sosok perancang muda lainnya, desainer Rama Dauhan juga terus memberikan kontribusinya untuk perkembangan mode Tanah Air dengan menghadirkan koleksi busana yang unik, berani melawan arus, namun tetap membumi.
Sudah 13 tahun meniti karier di dunia fesyen, Rama Dauhan dipercaya untuk mendesain koleksi rumah mode XSML selama 7 tahun dan Danjyo Hiyoji selama 3 tahun. Sampai akhirnya pada 2014 berhasil mendirikan Rama Dauhan's Design Studio dengan dia sendiri sebagai creative director di balik koleksinya, yakni pakaian ready to wear deluxe.
"Dalam mendesain, aku selalu mencari inspirasi yang rasanya dekat di hati, di mana hal yang aku gali itu sesuatu yang aku suka. Jadi enggak akan bosan saat menggarap koleksinya," katanya saat ditemui di perhelatan JFW 2024.
Rama Dauhan menghindari tema dan konsep yang jauh dari kesehariannya, karena hanya akan menyulitkannya saat merancang busana. Seringkali dia mengangkat satu tema yang bisa menggambarkan suasana hatinya lalu menuangkannya dalam bentuk koleksi pakaian.
"Aku ingin orang melihat dan tahu ada sisi melankolis, kerja keras, dan dedikasi seorang Rama Dauhan yang luar biasa terhadap industri fesyen," ujarnya.
Baca juga: Hypereport: Menjelajah Kuliner Legendaris di Jakarta, dari Glodok hingga Blok M
Ciri khas rancangan Rama Dauhan adalah permainan palet warna yang ceria, namun pada perhelatan JFW 2024 kemarin dia membatasinya pada warna-warna monokrom seperti hitam, putih, abu-abu. Namun, sesuai dengan judul koleksinya yakni Pusat Hati, para penikmat mode diajak untuk memahami kembali jiwa masing-masing, yang sering terbagi antara hitam dan putih.
Karya tersebut membuktikan bahwa sebagai desainer, Rama Dauhan tak ragu untuk keluar dari zona nyamannya dalam merancang busana. Semuanya tentu didasarkan pada penentuan konsep yang matang, konsistensi dalam pengerjaannya, dan berani bereksperimen.
"Ikuti saja prosesnya tidak usah cepat-cepat dan terburu-buru, nikmati semua proses belajarnya," ujarnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.