Hatten Wines. (Sumber foto: Hypeabis.id/Nirmala Aninda)

Mengintip Proses di Balik Produksi Wine Asli Bali, Hatten Wines

11 November 2023   |   07:00 WIB
Image
Nirmala Aninda Manajer Konten Hypeabis.id

Ketika berbicara tentang pariwisata di Bali, pantai tersembunyi, masakan lokal, dan klub pantai mungkin jadi hal pertama yang Genhype rekomendasikan. Jika kalian menjelajahi bagian utara Pulau Dewata, terdapat destinasi wisata yang tidak hanya menyenangkan tapi juga edukatif.

Beberapa waktu lalu, Hypeabis.id berkesempatan untuk meninjau langsung Hatten Wines Vineyard yang berlokasi di Kota Singaraja serta pabrik pengolahan wine, Hatten Winery, di Kota Sanur, Bali. Dalam perjalanan tiga hari dan dua malam itu, Hypeabis.id melihat langsung budidaya anggur serta fasilitas winemaking berteknologi tinggi yang didirikan oleh pengusaha asli Sanur, Ida Bagus Rai Budarsa.

Baca juga: Mengenal Wine Terbaik dari Prancis, Red dan White yang Klasik hingga Rosé yang Trendi

Dipandu oleh winemaker, Péter Gajdics, kami diajak untuk berkeliling fasilitas kilang anggur (winery) Hatten di Sanur. Fasilitas ini dilengkapi dengan puluhan galon berkapasitas 25.000 liter dengan teknologi pendingin untuk menjaga suhu jus anggur tetap di antara 10-14 derajat celcius. 

Anggur yang dipanen dari Hatten Wines Vineyard akan dibawa ke winery untuk melalui proses penggilingan. Pada proses ini, setiap bagian anggur tidak ada yang terbuang loh, Genhype. Daging buah sudah pasti akan diolah menjadi jus untuk kemudian melewati masa fermentasi, sementara kulitnya akan dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik. Di samping itu, biji anggur ternyata juga banyak peminatnya untuk dijadikan bahan dasar skincare.
 

Hatten Wines

Hatten Winery, Sanur, Bali. (Sumber foto: Hypeabis.id/Nirmala Aninda)

Dari kilang ini, jus anggur akan di fermentasi dalam dua metode berbeda. Pertama adalah metode fermentasi dan penjernihan yang dilakukan dengan menyimpan jus anggur dalam galon stainless steel atau oak barrel untuk mendapatkan wine dengan aroma, rasa dan keasaman yang dituju.

“Kami menggunakan kayu oak pada barrel untuk fermentasi agar wine yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi. Di sini kami juga mengaplikasikan metode riddling untuk fermentasi sparkling wine,” ujar Péter.

Proses riddling cukup menarik karena dijalankan khusus untuk menciptakan sparkling wine atau champagneRiddling berada menjelang akhir metode Champenoise atau metode tradisional pembuatan Champagne, dan merupakan proses memutar botol secara berkala seperempat putaran sekaligus memiringkannya hingga terbalik.

Péter menjelaskan bahwa gerakan ini menyebabkan sedimen yang terkumpul di dalam botol meluncur ke bawah hingga ke leher. Penghilangan partikel-partikel tersebut selanjutnya, yang disebut disgorgement, membuat tampilan anggur menjadi jernih, bukan keruh.

Butuh waktu sekitar satu setengah tahun untuk menghasilkan wine berkualitas dari proses panen, fermentasi, penjernihan, penuaan, hingga pengemasan. Produk Hatten Wines sebagian besar dijual di Bali dan kota-kota besar lainnya seperti Jakarta. Sedangkan untuk memperluas ke pasar ekspor, Gus Rai yakin mereka ingin memantapkan merek Hatten di dalam negeri terlebih dahulu.

Untuk saat ini, fasilitas Hatten Winery memang belum terbuka untuk umum dan hanya dapat dikunjungi melalui janji temu tertentu saja. Tapi jangan khawatir, Genhype bisa belajar lebih banyak tentang proses produksi dan produk Hatten di The Cellardoor Bali. 

Di sini, kalian bisa berjumpa dengan lini produk Hatten Wines mulai dari rosé wine yang jadi produk perdana dan andalan Hatten, hingga yang terbaru Limited Edition Hatten Wines Chenin Blanc. Kalian juga bisa menemukan brem Bali Dewi Sri, yang merupakan cikal bakal berdirinya Hatten Wines. 
 

Pengalaman fine dining dan wine tasting di The Cellardoor, Bali. (Sumber foto: Hypeabis.id/Nirmala Aninda)Pino de Bali


Pengalaman fine dining dan wine tasting di The Cellardoor, Bali. (Sumber foto: Hypeabis.id/Nirmala Aninda)

Fasilitas ini menyediakan beragam program menarik seperti wine tasting dan wine pairing. Hypeabis.id dijamu makan malam dengan makanan dan wine yang saling melengkapi satu sama lain. Untuk menu pembuka, Chef Agus menyajikan chicken caesar salad denga Hatten Aga White. Adapun main coursenya merupakan beef blackpepper dengan Hatten Aga Red yang ditutup dengan apple pie vanilla ice cream dan Pino de Bali.

Tidak hanya itu, The Cellardoor juga menjadi pusat edukasi wine pertama di Indonesia. Gus Rai mengutarakan bahwa selain menjual produk, dia juga ingin mempekenalkan konsumen Indonesia terhadap wine culture yang berbeda dari minuman alkohol lainnya.

Wine dikenal sebagai minuman sosial, karena minuman ini umumnya dinikmati bersama makanan agar kombinasi rasa di dalam mulut menciptakan harmoni yang saling melengkapi satu sama lain. 

Berbeda dengan minuman beralkohol lainnya yang bisa dinikmati tanpa makanan atau justru akan berubah sensasi rasanya ketika bercampur dengan elemen lain.

Untuk itu, Hatten Wines mendirikan Hatten Education Center. Ini adalah lembaga pendidikan yang menawarkan program pelatihan ekstensif mulai dari pengetahuan dasar anggur hingga program Sertifikat Internasional dalam Pengetahuan Anggur dari Wine & Spirit Educational Trust (WSET) di Inggris. 

Menurut Gus Rai, akademi wine ini merupakan satu-satunya di Indonesia yang menawarkan program pendidikan seluas itu. Pesertanya mulai dari sommelier, hotelier, wine lovers, atau bahkan masyarakat awam yang sangat ingin mengetahui lebih banyak tentang wine.

“Lembaga ini juga satu-satunya yang diperkuat oleh pendidik wine bersertifikat WSET di Indonesia, Ni Nyoman Kertawidyawati. Banyak orang dari seluruh tanah air datang ke kami untuk belajar lebih banyak tentang wine,” ujarnya.
1
2


SEBELUMNYA

6 Outfit Selebritas yang Mencuri Perhatian di AMI Awards 2023

BERIKUTNYA

Road To JAFF 2023 Hadirkan 2 Film Legendaris Sutradara Wong Kar Wai di 3 Kota Berbeda

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: