10 Lukisan Terakhir Para Seniman Terkenal
13 October 2023 |
23:06 WIB
1
Like
Like
Like
Sepanjang sejarah, jutaan seniman telah menciptakan lukisan indah, meski tidak semua menjadi terkenal. Pernahkah Genhype bertanya-tanya lukisan apa yang terakhir kali dibuat oleh para maestro? Baik itu sebuah karya yang selesai maupun yang ditinggal penciptanya, karya seni tersebut tetap bernilai dan menarik untuk diketahui lebih jauh.
Sebuah lukisan dapat mengungkapkan banyak hal tentang seniman yang melukisnya, mulai dari kondisi mental hingga lingkungannya. Oleh karena itu, sangat menarik untuk melihat kembali beberapa karya para seniman ikonik, khususnya lukisan terakhir mereka sebelum meninggal.
Baca juga: Akan Dilelang November, Simak Cerita di Balik Lukisan Femme ala Montre Karya Pablo Picasso
Banyak lukisan di bawah ini yang tampaknya menggambarkan kesadaran akan kematian sang seniman yang akan segera terjadi, menjadikannya semakin mengerikan dan mengharukan untuk dilihat. Dalam beberapa kasus, lukisan-lukisan tersebut tidak pernah selesai – sebuah pengingat bahwa kematian tidak berhenti bagi siapa pun, bahkan jika mereka adalah seorang pelukis terkenal di dunia.
Mulai dari pertanda menghantui Frida Kahlo, Viva La Vida, Watermelons, hingga karya Gustav Klimt yang belum selesai, The Bride, mari kita lihat bagaimana seniman termahsyur dunia mengilustrasikan pemikiran, visi, dan alam semesta yang indah ini ke dalam lukisan terakhir serta mempelajari beberapa fakta menarik tentang kehidupan mereka.
Raffaello Sanzio da Urbino (1483 – 6 April 1520) yang dikenal sebagai Raphael, adalah seorang pelukis dan arsitek Italia pada zaman High Renaissance. Bersama Michelangelo dan Leonardo da Vinci, mereka membentuk trinitas para maestro pada masa itu.
Karya terakhirnya adalah The Transfiguration (1520) yang dikomisikan oleh Kardinal Giulio de Medici, yang kemudian menjadi Paus Klemens VII (1523–1534), dan sekarang dapat ditemukan di Pinacoteca Vaticana di Kota Vatikan.
Dilansir melalui situs Musei Vaticani, Kardinal Guilio de Medici menugaskan dua lukisan untuk katedral S. Guisto di Narbonne pada 1515. The Transfiguration dan Raising of Lazarus dipercayakan kepada Raphael, yang kemudian menjadi lukisan terakhirnya dan dianggap sebagai wasiat spiritual sang seniman.
Karya tersebut tercantum dalam biografinya, yang ditulis oleh seniman dan penulis biografi terkenal abad ke-16, Giorgio Vasari, sebagai yang paling terkenal, indah, dan agung.
Keith Haring menggunakan lukisannya yang berwarna-warni untuk mengadvokasi seks yang aman dan kesadaran akan AIDS, menjadikannya tokoh penting dalam kancah seni New York era 1980-an.
Berasal dari subkultur graffiti di The Big Apple, Haring mendapatkan popularitas karena gambarnya yang muncul di kereta bawah tanah, sering kali menggambarkan garis/siluet anjing dan manusia. Pada 1988, Haring didiagnosis mengidap AIDS, dan dia menggunakan seni untuk menyebarkan kesadaran tentang penyakitnya dalam dua tahun terakhir hidupnya.
Pada 1990, Haring meninggal dunia pada usia 31 tahun. Lukisan terakhirnya mengisi bagian kiri atas kanvas, dengan cat ungu cerah menetes ke bawah seperti darah. Menurut Los Angeles County Museum on Fire, Unfinished Painting melambangkan kehidupan yang berakhir tragis, meninggalkan kekayaan bakat dan potensi.
Viva la Vida, Watermelons adalah lukisan terakhir yang dibuat Frida Kahlo. Dianggap sebagai penutup yang menarik dari kehidupan singkat Frida Kahlo, Viva la Vida, Watermelons menampilkan kontras warna yang kaya, lekukan dan sudut, serta pesan terakhir dari sang seniman sendiri. Menurut situs fridakahlo.org, Kahlo memberikan sentuhan akhir pada lukisan bertema semangka hanya beberapa hari sebelum kematiannya pada 1954.
Kahlo menuliskan "Viva la Vida" pada irisan semangka di bagian bawah kanvas, yang berarti "Hidup Panjang", hanya delapan hari sebelum dia meninggal. Ini mungkin pernyataan yang lugas saat dia mendekati kematian. Sentuhan final ini mungkin juga merupakan komentar ironis tentang keberadaannya yang penuh rasa sakit akibat polio, kecelakaan bus, dan beberapa operasi yang dilalui sepanjang hidupnya.
Potret diri terakhir Picasso yang terkenal disebut Potret Diri Menghadapi Kematian (Self Portrait Facing Death). Dia menggambarnya dengan krayon di atas kertas pada 1972, kurang dari setahun sebelum kematiannya. Picasso diketahui terus berkarya hingga hari kematiannya, pada usia 91 tahun, melukis hingga jam 3 pagi pada Minggu, 8 April 1973, hanya beberapa jam sebelum dia meninggal dunia.
Sekilas lukisan ini tampak terdiri dari perpaduan warna-warna cerah dan bentuk-bentuk abstrak yang indah. Baru setelah itu kalian menyadari bahwa garis-garis itu menunjukkan kemiringan dengan batang dan akar pohon. Ini adalah pohon yang tumbuh di tambang napal (marl) yang tersebar di sekitar Auvers, dekat Paris.
Lukisan itu belum sepenuhnya selesai, terlihat dari tampilannya yang kurang lengkap. Ini mungkin lukisan terakhir Van Gogh. Andries Bonger, saudara ipar dari saudara laki-lakinya, Theo, menggambarkan dalam sebuah surat: 'Pagi hari sebelum kematiannya, dia melukis sous-bois [pemandangan hutan], penuh dengan sinar matahari dan kehidupan.'
Sebuah lukisan dapat mengungkapkan banyak hal tentang seniman yang melukisnya, mulai dari kondisi mental hingga lingkungannya. Oleh karena itu, sangat menarik untuk melihat kembali beberapa karya para seniman ikonik, khususnya lukisan terakhir mereka sebelum meninggal.
Baca juga: Akan Dilelang November, Simak Cerita di Balik Lukisan Femme ala Montre Karya Pablo Picasso
Banyak lukisan di bawah ini yang tampaknya menggambarkan kesadaran akan kematian sang seniman yang akan segera terjadi, menjadikannya semakin mengerikan dan mengharukan untuk dilihat. Dalam beberapa kasus, lukisan-lukisan tersebut tidak pernah selesai – sebuah pengingat bahwa kematian tidak berhenti bagi siapa pun, bahkan jika mereka adalah seorang pelukis terkenal di dunia.
Mulai dari pertanda menghantui Frida Kahlo, Viva La Vida, Watermelons, hingga karya Gustav Klimt yang belum selesai, The Bride, mari kita lihat bagaimana seniman termahsyur dunia mengilustrasikan pemikiran, visi, dan alam semesta yang indah ini ke dalam lukisan terakhir serta mempelajari beberapa fakta menarik tentang kehidupan mereka.
1. Raphael - The Transfiguration (1516-1520)
Raffaello Sanzio da Urbino (1483 – 6 April 1520) yang dikenal sebagai Raphael, adalah seorang pelukis dan arsitek Italia pada zaman High Renaissance. Bersama Michelangelo dan Leonardo da Vinci, mereka membentuk trinitas para maestro pada masa itu.
Karya terakhirnya adalah The Transfiguration (1520) yang dikomisikan oleh Kardinal Giulio de Medici, yang kemudian menjadi Paus Klemens VII (1523–1534), dan sekarang dapat ditemukan di Pinacoteca Vaticana di Kota Vatikan.
Dilansir melalui situs Musei Vaticani, Kardinal Guilio de Medici menugaskan dua lukisan untuk katedral S. Guisto di Narbonne pada 1515. The Transfiguration dan Raising of Lazarus dipercayakan kepada Raphael, yang kemudian menjadi lukisan terakhirnya dan dianggap sebagai wasiat spiritual sang seniman.
Karya tersebut tercantum dalam biografinya, yang ditulis oleh seniman dan penulis biografi terkenal abad ke-16, Giorgio Vasari, sebagai yang paling terkenal, indah, dan agung.
2. Keith Haring - Unfinished Painting (1989)
Keith Haring - Unfinished Painting (1989) (Sumber foto: Los Angeles County Museum on Fire/Private Collection)
Berasal dari subkultur graffiti di The Big Apple, Haring mendapatkan popularitas karena gambarnya yang muncul di kereta bawah tanah, sering kali menggambarkan garis/siluet anjing dan manusia. Pada 1988, Haring didiagnosis mengidap AIDS, dan dia menggunakan seni untuk menyebarkan kesadaran tentang penyakitnya dalam dua tahun terakhir hidupnya.
Pada 1990, Haring meninggal dunia pada usia 31 tahun. Lukisan terakhirnya mengisi bagian kiri atas kanvas, dengan cat ungu cerah menetes ke bawah seperti darah. Menurut Los Angeles County Museum on Fire, Unfinished Painting melambangkan kehidupan yang berakhir tragis, meninggalkan kekayaan bakat dan potensi.
3. Frida Kahlo - Viva La Vida, Watermelons (1954)
Viva la Vida, Watermelons adalah lukisan terakhir yang dibuat Frida Kahlo. Dianggap sebagai penutup yang menarik dari kehidupan singkat Frida Kahlo, Viva la Vida, Watermelons menampilkan kontras warna yang kaya, lekukan dan sudut, serta pesan terakhir dari sang seniman sendiri. Menurut situs fridakahlo.org, Kahlo memberikan sentuhan akhir pada lukisan bertema semangka hanya beberapa hari sebelum kematiannya pada 1954.
Kahlo menuliskan "Viva la Vida" pada irisan semangka di bagian bawah kanvas, yang berarti "Hidup Panjang", hanya delapan hari sebelum dia meninggal. Ini mungkin pernyataan yang lugas saat dia mendekati kematian. Sentuhan final ini mungkin juga merupakan komentar ironis tentang keberadaannya yang penuh rasa sakit akibat polio, kecelakaan bus, dan beberapa operasi yang dilalui sepanjang hidupnya.
4. Pablo Picasso - Last Self-Portrait (1972)
5. Vincent van Gogh - Tree Roots (1890)
Lukisan itu belum sepenuhnya selesai, terlihat dari tampilannya yang kurang lengkap. Ini mungkin lukisan terakhir Van Gogh. Andries Bonger, saudara ipar dari saudara laki-lakinya, Theo, menggambarkan dalam sebuah surat: 'Pagi hari sebelum kematiannya, dia melukis sous-bois [pemandangan hutan], penuh dengan sinar matahari dan kehidupan.'
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.