Ilustrasi pameran Vincent van Gogh (sumber gambar Unsplash)

3 Seniman Populer Ini Sukses Mengubah Mental Illness Jadi Energi Berkarya

10 October 2022   |   21:58 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Hari Kesehatan Mental Dunia atau World Mental Health Day (WMHD) selalu dirayakan setiap tahun pada 10 Oktober. Peringatan itu sebagai bentuk kesadaran terkait isu kesahatan mental di seluruh dunia yang hingga saat ini masih menjadi semacam isu tertutup di sebagian besar masyarakat.

Kesehatan mental, hinga saat ini masih belum dilihat sebagai masalah yang serius bila dibandingkan dengan masalah kesehatan fisik. Padahal, kondisi ini jika diabaikan dapat mempengaruhi sesorang untuk merenggut nyawanya sendiri.

Baca juga: Melihat Wajah Keberagaman Indonesia di Atas Kanvas Para Seniman

Salah satu hal untuk meminimalisir penyakit mental sebenarnya adalah dengan menggunakan seni sebagai terapi. Melalui seni, baik melakukan proses penciptaan atau melihat hasil karya seni disebut dapat membantu seseorang untuk mengembangkan kesadaran diri serta meningkatkan keterampilan sosial.

Dalam sejarahnya, di dunia seni sendiri lahir sosok-sosok kreatif yang menggunakan masalah kesehatan mental mereka sebagai titik tolak pembuatan karya seni sekaligus sebagai terapi. Siapa saja sosok itu? Yuk simak ulasan berikut.
 

1. Edvard Munch

Edvard Munch adalah salah satu sosok legenda pelukis aliran ekspresionisme dunia yang hampir sebagian besar karyanya selalu menggambarkan kesengsaraan atau penderitaan, di mana hal ini dipengaruhi oleh kondisi kesehatan mentalnya.

Genhype mungkin pernah melihat salah satu lukisannya yang paling ikonik yang berjudul The Scream (1893) yang menggambarkan objek yang sedang berteriak sambil memegang kepalanya dengan latar belakang langit  berwarna merah  menyala.

Lukisan dengan harga Rp1,079  triliun itu disebut sebgai ikon penggambaran penderitaan dari Edvard Munch, di mana sang seniman mengeksplorasi berbagai tema secara bersamaan, yakini  kehidupan, cinta, ketakutan, hingga kematian.
 

2. Frida Kahlo

Seniman perempuan asal Meksiko ini juga berhasil melalui masa-masa kelam hidupnya yang traumatik menjadi karya yang hebat dan menjadikannya sebagai salah satu seniman berpengaruh di dunia.

Sebagai seorang perupa, karya-karya Frida Kahlo memang cenderung personal. Hal ini karena dipengaruhi masa-masa muda Kahlo yang sempat mengalami kecelakaan hingga membuatnya harus terbaring di tempat tidur dalam waktu yang lama.

Frida diketahui juga sempat mengalami keguguran kandungan  dari hasil pernikahannya dengan seniman mural dunia Diego Rivera. Lewat depresi dan pengalaman tersebut Frida kemudian membuat karya Henry Ford Hospital (1932), serta beberapa karya lain yang juga populer di dunia, seperti The Broken Column (1944), dan The Wounded Deer (1946).


3. Vincent Van Gogh

Pelukis asal Belanda yang terkenal akan lukisan bertajuk Starry Night ini diketahui juga memiliki masalah mental ilnes, yang bahkan sampai pada tahap akut hingga masuk rumah sakit jiwa Saint Paul, Saint Remy, di Paris secara sukarela pada  1889-1890.

Pelukis yang karya-karyanya banyak menginspirasi seniman hingga filmmaker dunia ini diketahui juga memiliki tingkat depresi yang sangat serius, di mana pada suatu malah dia pernah memotong telinganya dan mendokumentasikan peristiwa itu lewat lukisan Self-Portrait with Bandaged Ear (1888).

Namun, pada akhir-akhir menjelang hidupnya Vincent mulai berdamai dengan penyakit bipolar diseorder yang dia derita. Dan kini karya-karyanya yang megah yang tersimpan di Van Gogh museum di Amsterdam, Belanda dapat kita nikmati dan apresiasi.

 Editor: Fajar Sidik 
 

SEBELUMNYA

8 Makanan Unik di Indonesia, Kalian Berani Coba?

BERIKUTNYA

5 Tip Bikin Foto Instagramable saat Liburan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: