Cerita Parodi dan Nostalgia di Pameran Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) 2023
13 October 2023 |
17:30 WIB
Pameran desain dan seni kontemporer tahunan Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) kembali digelar di Grand Hotel Kemang, Jakarta mulai 13 Oktober hingga 27 November 2023. Pada gelaran ke-13 kali ini ICAD mengusung tema Manifesto Feel-Good Lab.
Tema Manifesto Feel-Good Lab dipilih bukan hanya sebagai sekadar selebrasi terhadap perasaan positif semata. Melainkan juga para partisipan dan audisen nantinya akan diajak untuk menciptakan perasaan tersebut, melalui karya seni di ICAD 2023.
Baca juga: Kembali Dihelat, ICAD 2023 Siap Suguhkan Ragam Karya Seni & Desain Kontemporer
Total sebanyak 54 pelaku kreatif multidisiplin Indonesia yang turut memamerkan karya pada ajang ICAD 2023. Mereka terdiri dari perupa kontemporer, kreator muda, komunitas seni, musik, desain, dan kebudayaan, termasuk perupa Arahmaiani, Entang Wiharso, hingga Sinta Tantra.
Salah satu karya yang menarik perhatian adalah dari Conture Concrete Lab bertajuk Fitnes Kampung (2023). Lewat karya instalasi produk barbel dari semen itu mereka seolah ingin kembali mengaktualisasikan budaya 'ngakalin' yang dilakukan para pekerja Jatiwangi Art Factory.
Keunikan dari karya ini adalah munculnya perasaan parodi dari pemutaran video saat para binaragawan mengangkat barbel beton itu dalam berbagai gaya. Selain itu, narasi yang dihadirkan oleh Kamengski di atas stiker dengan visual yang ramai juga cukup menggelitik benak audiens.
Dikenal sebagai studio desain produk yang berkreasi dengan menggunakan beton sebagai material utama, karya-karya Conture Concrete Lab memang kerap eksperimental. Tak hanya itu, mereka juga kerap menambahkan nilai keberlangsungan pada produk-produknya yang tak ayal memberikan otentisitas karya yang khas.
Beranjak ke arah lobi, pengunjung juga bisa menikmati karya perupa kontemporer Naufal Abshar. Dia mencoba bermain-main dengan kenangan yang telah lewat. Lewat karya berjudul Just Another Hectic Day (2023) seniman populer itu menghadirkan berbagai bentuk televisi jadul yang ditumpuk untuk merespon ruang.
Perupa asal Bandung itu memang ingin menyajikan perasaan menyenangkan sekaligus nostalgia bagi para pengunjung. Terutama lewat berbagai media entertainment yang saat ini sudah mulai ditinggalkan publik, seperti koran, majalah, atau acara televisi show pada dekade 1980-an.
"Karyaku di ICAD tahun ini mencoba untuk membuat audiens bernostalgia dengan berbagai hal yang dulunya sempat menjadi prioritas, tapi saat ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat," katanya.
Kurator utama Amanda Ariawan mengatakan, tajuk Feel-Good Lab dalam ICAD 13 memang digunakan sebagai bentuk laboratorium eksperimental. Tak hanya itu, nantinya para seniman, desainer, dan publik juga bisa mengkaji, mengaktifkan, atau mengolah perasaan mereka lewat berbagai karya seni yang dihadirkan.
"Feel good di sini bukan hanya selebrasi terhadap perasaan positif yang seringkali diabaikan dalam keseharian, tapi lebih dari itu. Oleh karenanya kami ingin mengajak publik untuk berpikir kritis dan menghadirkan perasaan tersebut lewat karya seni yang dipacak," katanya.
Adapun, gelaran ICAD 13 akan dibagi dalam lima (5) kategori, yakni Special Appearance, In Focus, Featured, Open Submission, dan Collaboration. Tak hanya itu, tahun ini jumlah submission dari para seniman juga meningkat dua kali lebih banyak dibanding tahun lalu, serta datang dari 18 kota dan tujuh negara di dunia.
Baca juga: ICAD 2023 Siap Digelar Tahun Ini, Usung Manifesto Feel-Good Lab
Editor: Dika Irawan
Tema Manifesto Feel-Good Lab dipilih bukan hanya sebagai sekadar selebrasi terhadap perasaan positif semata. Melainkan juga para partisipan dan audisen nantinya akan diajak untuk menciptakan perasaan tersebut, melalui karya seni di ICAD 2023.
Baca juga: Kembali Dihelat, ICAD 2023 Siap Suguhkan Ragam Karya Seni & Desain Kontemporer
Total sebanyak 54 pelaku kreatif multidisiplin Indonesia yang turut memamerkan karya pada ajang ICAD 2023. Mereka terdiri dari perupa kontemporer, kreator muda, komunitas seni, musik, desain, dan kebudayaan, termasuk perupa Arahmaiani, Entang Wiharso, hingga Sinta Tantra.
Salah satu karya yang menarik perhatian adalah dari Conture Concrete Lab bertajuk Fitnes Kampung (2023). Lewat karya instalasi produk barbel dari semen itu mereka seolah ingin kembali mengaktualisasikan budaya 'ngakalin' yang dilakukan para pekerja Jatiwangi Art Factory.
Karya Conture Concrete Lab bertajuk Fitnes Kampung (sumber gambar JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani)
Dikenal sebagai studio desain produk yang berkreasi dengan menggunakan beton sebagai material utama, karya-karya Conture Concrete Lab memang kerap eksperimental. Tak hanya itu, mereka juga kerap menambahkan nilai keberlangsungan pada produk-produknya yang tak ayal memberikan otentisitas karya yang khas.
Beranjak ke arah lobi, pengunjung juga bisa menikmati karya perupa kontemporer Naufal Abshar. Dia mencoba bermain-main dengan kenangan yang telah lewat. Lewat karya berjudul Just Another Hectic Day (2023) seniman populer itu menghadirkan berbagai bentuk televisi jadul yang ditumpuk untuk merespon ruang.
Perupa asal Bandung itu memang ingin menyajikan perasaan menyenangkan sekaligus nostalgia bagi para pengunjung. Terutama lewat berbagai media entertainment yang saat ini sudah mulai ditinggalkan publik, seperti koran, majalah, atau acara televisi show pada dekade 1980-an.
"Karyaku di ICAD tahun ini mencoba untuk membuat audiens bernostalgia dengan berbagai hal yang dulunya sempat menjadi prioritas, tapi saat ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat," katanya.
Karya Naufal Abshar berjudul Just Another Hectic Day (sumber gambar Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)
"Feel good di sini bukan hanya selebrasi terhadap perasaan positif yang seringkali diabaikan dalam keseharian, tapi lebih dari itu. Oleh karenanya kami ingin mengajak publik untuk berpikir kritis dan menghadirkan perasaan tersebut lewat karya seni yang dipacak," katanya.
Adapun, gelaran ICAD 13 akan dibagi dalam lima (5) kategori, yakni Special Appearance, In Focus, Featured, Open Submission, dan Collaboration. Tak hanya itu, tahun ini jumlah submission dari para seniman juga meningkat dua kali lebih banyak dibanding tahun lalu, serta datang dari 18 kota dan tujuh negara di dunia.
Baca juga: ICAD 2023 Siap Digelar Tahun Ini, Usung Manifesto Feel-Good Lab
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.