Dolorosa Sinaga - Solidaritas (2000) (sumber gambar: Goethe-Institut)

Collecting Entanglements and Embodied Histories, Proyek Jangka Panjang yang Libatkan 4 Lembaga

04 August 2021   |   22:27 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak, Jakarta, Galeri Nasional Indonesia (28 Januari – 28 Februari 2022 – TBC) 

Sekitar masa Konferensi Asia-Afrika (Bandung, 1955), pameran berorientasi geopolitik mulai merebak di seluruh dunia. Di antaranya tercatat Sao Paulo Biennale (perdana 1951), Alexandria Biennale (perdana 1955), dan Biennial of Graphic Arts (Ljubljana, perdana 1955).

Satu dasawarsa kemudian Asean dibentuk. Memasuki 1981, pameran keliling di antara negara-negara anggota Asean mulai berlangsung. 

Pada masa itu juga terjadi lonjakan pameran internasional yang tidak berkiblat ke Barat seperti Fukuoka Asian Art Triennale (perdana 1979), Asian Art Biennale (Bangladesh, perdana 1981), Australia and the Regions Exchange (perdana 1983), dan Havana Biennale (perdana 1984).  
 
Lingkup Gerakan Nonblok (didirikan 1961) mungkin terlampau luas untuk upaya seperti itu atau kita bisa berasumsi bahwa Sao Paulo Biennale mencakup “kawasan” tersebut, mengingat pendekatan awal yang digunakan untuk menemukan seniman dan mengirim karya adalah kerja sama antarpemerintah. 

Apa yang dapat kita pelajari dari berbagai pertukaran tersebut? Apakah pertukaran-pertukaran itu semata gerak-gerik simbolik? Seperti apa hubungan para seniman? 
Betulkah terjadi pertukaran di antara para perorangan seniman ini? Pameran ini dikurasi oleh Grace Samboh, bersama Anna-Catharina Gebbers, Gridthiya Gaweewong dan June Yap.  
 
Grace Samboh, peneliti dan kurator, menuturkan Galeri Nasional Indonesia (Galnas) menjadi rumah untuk lebih dari 1898 karya seni modern dan kontemporer. 

Pada umumnya, Galnas mewadahi pameran eksternal dan menjalankan program-program yang diprakarsai oleh Direktorat Seni dan Budaya. 

Baru dalam 7 tahun terakhir Galnas mulai memasang koleksinya dalam galeri permanen. 

"Minat saya sebagai kurator sederhana saja. Saya ingin memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada. Saya ingin melihat bagaimana negara menyapa masyarakat serta pekerja seni sembari menghidupkan koleksi mereka melalui ajang pameran, seminar dan peragaan koleksi," katanya. 


Editor: Avicenna
1
2
3
4
5


SEBELUMNYA

Yuk Tonton Persiapan dan Peluncuran Misi Inspiration4 dari Serial Dokumenter Netflix Ini

BERIKUTNYA

Rekomendasi Serial Korea yang Akan Tayang di iQiyi pada Agustus 2021

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: