sumber gambar : Galeri Nasional Indonesia

Yuk Kunjungi Pameran Daring Seni Rupa Koleksi Nasional

23 August 2021   |   19:48 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Genhype tahu tidak kalau Galeri Nasional Indonesia mengadakan pameran seni rupa koleksi nasional bertajuk Poros. Pameran daring ini sudah dimulai oleh Galeri Nasional Indonesia sejak 12 Agustus 2021, dan menampilkan 29 karya yang mencakup 16 monumen/patung publik, 3 miniatur monumen/patung publik yang salah satunya dikerjakan dengan teknologi digital sculpting dan 3D printing, 4 maket monumen/patung publik, 4 relief, 1 mural, dan 1 lukisan. 

Karya-karya tersebut disajikan dalam bentuk foto dan video dari berbagai sudut sehingga didapatkan sudut pandang secara menyeluruh bahkan jarak pandang yang sangat dekat sehingga tampak detail-detail karya yang bisa jadi selama ini sebagian besar masyarakat tidak bisa mengaksesnya. 

Selain itu, disajikan pula infografis peta persebaran yang menunjukkan titik lokasi karya-karya tersebut berada. Dalam pameran daring ini, publik dapat memilih dan menyaksikan karya-karya koleksi nasional yang disukai, diinginkan, bahkan bisa mengaksesnya kapan saja dan di mana saja.

Salah satu karya yang ditampilkan pameran daring ini adalah karya berjudul Monumen Dirgantara dengan media perunggu dan teknik cor. 

Karya seniman Edhi Sunarso ini dibuat pada 1964-1965, dan berlokasi di Pancoran-Tebet Jakarta dengan arsitek Ir. Sutami.

Dalam deskripsi karya di pameran daring Poros, Monumen Dirgantara merupakan perwujudan dari gagasan Bung Karno di akhir pemerintahannya yang menghendaki dibangunnya monumen peringatan tonggak sejarah penerbangan lndonesia. 

Patung di puncak monumen kemudian dikerjakan pada 1964-1965 oleh Edhi Sunarso di Studio Keluarga Artja, Yogyakarta, sedangkan monumennya secara arsitektural dikerjakan oleh Ir. Sutami. 

Sebenarnya rencana pembuatan patung tersebut hanya satu tahun, akan tetapi rencana itu tidak dapat dilaksanakan dengan tepat, sehubungan dengan meletusnya pemberontakan G30S/PKI di lndonesia.

Figur setinggi 11 meter pada Monumen Dirgantara digambarkan sebagai sosok pria dengan gestur tangan mengarah ke langit seolah bersiap untuk terbang menjelajah angkasa. 

Presiden Soekarno memberikan arahan langsung kepada Edhi Sunarso mengenai ide patung sekaligus kerap mengawasi secara langsung pengerjaannya. 

Pembiayaan proyek sempat mengalami kesulitan hingga kabarnya Presiden Soekarno harus menjual mobil pribadinya untuk menutupi penyelesaian proyek. 

Monumen Dirgantara didirikan di bundaran Jalan Gatot Subroto, Pancoran, Tebet, dalam posisi sentral sebelum kemudian proyek jalan tol dan jalan layang nontol dibangun di atas bundaran pada masa Orde Baru.

SEBELUMNYA

Pesona Wisata Bengkulu dari Bunga Langka hingga Sejarah Bung Karno

BERIKUTNYA

Intip 3 Kunci Sukses Amri Jualan Kue Pancong Sukses Buka 5 Cabang

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: