Galeri Nasional Indonesia Akan Adakan Pameran KITAB
04 October 2021 |
12:52 WIB
Galeri Nasional Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung dan Garasi Seni 10 menghadirkan KITAB: Jagat Kertas dalam Renungan, sebuah pameran tunggal Setiawan Sabana. Pameran ini akan menjadi penanda 50 tahun kiprah berkesenian Setiawan Sabana, sebagai seorang seniman grafis sekaligus bagian dari momentum perayaan purna baktinya sebagai akademisi di ITB.
Dalam rilis yang Hypeabis.id terima, pameran ini pada akhirnya terselenggara secara daring setelah sempat mengalami penundaan karena pandemi Covid-19. Sebelumnya, pameran akan direncanakan secara luring.
Perubahan format dan penyesuaian pilihan karya yang ditampilkan untuk memastikan pameran ini mampu menjadi representasi yang baik atas kekaryaan Setiawan Sabana yang dikenal sebagai salah satu seniman grafis kenamaan Indonesia.
Pameran tunggal ini akan dibuka pada Selasa, 5 Oktober 2021 pukul 19.30 WIB, melalui Zoom dan live Facebook Galeri Nasional Indonesia. Publik bisa menikmati karya-karya Setiawan Sabana yang dipamerkan melalui laman https://galnasonline.id/.
KITAB: Jagat Kertas dalam Renungan menampilkan 41 karya yang dibuat Setiawan Sabana dalam kurun waktu 2019-2021. Terdiri dari 29 karya dua dimensi dan 12 karya tiga dimensi. Karya-karya tersebut dipamerkan dalam bentuk foto dan video untuk memaksimalkan visualisasi detail karya yang terbuat dari medium kertas ini.
Kurator Danuh Tyas dan Zusfa Roihan mengungkapkan judul KITAB diambil dari salah satu seri karya 3 dimensi yang ditampilkan.
Kitab dapat diartikan sebagai tumpukan beberapa lembar kertas/suhuf. Sementara sebagai sebuah metafor, kitab juga diartikan sebagai sumber ilmu dan panduan, yang berisikan identitas baik personal hingga universal.
Jadi, pameran KITAB bisa disebut sebagai sebuah catatan personal seorang Setiawan Sabana dalam bagaimana dia menyikapi perubahan konteks dan situasi di sekelilingnya, terutama karena karya-karya ini terhitung baru dan diproduksi di tengah pandemi.
Perpindahan medium pameran menjadi daring ini juga menimbulkan sisi dilematis, di satu sisi audiens serasa bisa melihat fisik karya, namun tidak nyata karena hanya berupa foto atau video dalam layar.
Namun situasi dilematis ini justru akan mendorong audiens untuk berimajinasi agar dapat mengapresiasi bentuk konkret dalam tampilan maya.
Selain itu, medium daring juga dianggap membawa keuntungan. Harapannya karya-karya yang dipamerkan di laman galnasonline.id bisa terus hadir dan menjadi arsip digital dari sebuah momen berkesenian Setiawan Sabana.
Editor: Avicenna
Dalam rilis yang Hypeabis.id terima, pameran ini pada akhirnya terselenggara secara daring setelah sempat mengalami penundaan karena pandemi Covid-19. Sebelumnya, pameran akan direncanakan secara luring.
Perubahan format dan penyesuaian pilihan karya yang ditampilkan untuk memastikan pameran ini mampu menjadi representasi yang baik atas kekaryaan Setiawan Sabana yang dikenal sebagai salah satu seniman grafis kenamaan Indonesia.
Pameran tunggal ini akan dibuka pada Selasa, 5 Oktober 2021 pukul 19.30 WIB, melalui Zoom dan live Facebook Galeri Nasional Indonesia. Publik bisa menikmati karya-karya Setiawan Sabana yang dipamerkan melalui laman https://galnasonline.id/.
KITAB: Jagat Kertas dalam Renungan menampilkan 41 karya yang dibuat Setiawan Sabana dalam kurun waktu 2019-2021. Terdiri dari 29 karya dua dimensi dan 12 karya tiga dimensi. Karya-karya tersebut dipamerkan dalam bentuk foto dan video untuk memaksimalkan visualisasi detail karya yang terbuat dari medium kertas ini.
Kurator Danuh Tyas dan Zusfa Roihan mengungkapkan judul KITAB diambil dari salah satu seri karya 3 dimensi yang ditampilkan.
Kitab dapat diartikan sebagai tumpukan beberapa lembar kertas/suhuf. Sementara sebagai sebuah metafor, kitab juga diartikan sebagai sumber ilmu dan panduan, yang berisikan identitas baik personal hingga universal.
Jadi, pameran KITAB bisa disebut sebagai sebuah catatan personal seorang Setiawan Sabana dalam bagaimana dia menyikapi perubahan konteks dan situasi di sekelilingnya, terutama karena karya-karya ini terhitung baru dan diproduksi di tengah pandemi.
Perpindahan medium pameran menjadi daring ini juga menimbulkan sisi dilematis, di satu sisi audiens serasa bisa melihat fisik karya, namun tidak nyata karena hanya berupa foto atau video dalam layar.
Namun situasi dilematis ini justru akan mendorong audiens untuk berimajinasi agar dapat mengapresiasi bentuk konkret dalam tampilan maya.
Selain itu, medium daring juga dianggap membawa keuntungan. Harapannya karya-karya yang dipamerkan di laman galnasonline.id bisa terus hadir dan menjadi arsip digital dari sebuah momen berkesenian Setiawan Sabana.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.