Hypereport: Badai Live Selling yang Mengubah Perilaku Belanja hingga Strategi Bisnis
02 October 2023 |
18:00 WIB
Live selling telah menjadi komponen penting dalam strategi e-commerce dan marketplace di seluruh dunia. Kini semakin banyak merek yang mengadopsi live selling ke dalam strategi bisnis mereka pada 2023, karena telah terbukti memberikan dampak positif.
Berdasarkan temuan SEA Ahead Wave 5 pada 2022, 78 persen konsumen Indonesia pernah mendengar dan mengetahui alternatif belanja melalui live shopping, 71 persen diantaranya pernah mengakses, dan 56 persen mengaku pernah membeli produk melalui live shopping selama pandemi.
Live selling sekarang dianggap sebagai praktik pemasaran standar bagi banyak bisnis karena fiturnya yang memudahkan konsumen mampu menarik perhatian calon pembeli yang menginginkan semuanya serba praktis.
Baca juga: Reaksi Tegas TikTok Indonesia saat Pemerintah Melarang Social Commerce
Pemilik brand kini juga fokus untuk menciptakan pengalaman berbelanja imersif yang akan membuat pelanggan terlibat (engaged) dan membuat mereka ingin belanja lagi dan lagi.
Salah satu penyebab fenomena ini adalah pergeseran perilaku konsumen ke arah pembelian online dan melalui video langsung. Pandemi COVID-19 telah mempercepat tren ini karena masyarakat kini lebih nyaman berbelanja online.
Menurut survei Nielsen, 60 persen konsumen telah meningkatkan frekuensi belanja online mereka sejak pandemi dimulai. Live selling menawarkan tingkat interaktivitas dan kedekatan yang tidak dapat ditandingi oleh metode pemasaran tradisional, sehingga memungkinkan merek memberikan pengalaman berbelanja yang lancar kepada pelanggan mereka.
Di samping itu, keberadaan fitur live selling juga dianggap mengubah navigasi pemasaran digital yang sebelumnya bergantung pada etalase atau katalog di website dan profil sosial media brand. Kini pemilik bisnis bisa dengan langsung memeragakan produk mereka sambil menawarkan promo belaja menarik.
Tak hanya itu, di Indonesia konsep live selling menumbuhkan lapangan pekerjaan baru untuk para pebisnis pemula, ahli pemasaran digital atau mereka yang memilih bekerja dari rumah.
Untuk mengetahui selengkapnya tentang fenomena live selling di Indonesia, simak Hypereport terbaru berikut ini:
Tren menggelar lapak online dengan metode live streaming atau live selling belakangan terus tumbuh dan diminati masyarakat. Benefit dari strategi marketing ini mendorong berkembangnya perdagangan daring dan munculnya fenomena baru dalam proses berbelanja publik.
Kalimat “Boleh Kakak, dilihat-lihat dulu” atau “Silakan mampir Kakak” yang dahulu sering terngiang di pusat perbelanjaan konvensional, kini bakal makin jarang terdengar. Tergantikan oleh “Langsung cek keranjang kuning, Kak” atau “Yuk, langsung check out, diskon cuma ada waktu live saja ya” yang belakangan terdengar makin akrab ketika menonton live commerce.
Di Indonesia, fenomena ini memang sedang jadi perbincangan hangat. Akan tetapi, sejatinya pergeseran sistem perdagangan ini telah menunjukkan geliatnya secara global dalam beberapa tahun belakangan.
Hadirnya Taobao Live Alibaba pada Mei 2016 menandai dibukanya babak baru penjualan. Raksasa ritel asal China itu telah memelopori pendekatan baru yang ampuh, yakni menghubungkan siaran online dengan toko e-commerce. Metode ini membuat konsumen dapat menonton entertainment sekaligus berbelanja pada saat yang bersamaan.
Penjualan secara daring atau online tidak dapat dimungkiri menjadi salah satu cara yang kini ditempuh oleh banyak pemilik produk. Selain lebih murah dan mudah, menjajakan barang secara langsung melalui dunia maya dapat menjangkau lebih banyak konsumen, sehingga membuat penjualan pun mengalami pasang.
Jika sebelumnya penjualan daring hanya melampirkan foto barang, layaknya meletakkan dagangan di etalase, kini pemilik bisa menjajakan barangnya secara langsung (live selling). Namun, semua itu dilakukannya di depan kamera, yang mewakili mata para audiens dari berbagai tempat yang tidak diketahui.
Prita Dyah adalah salah satu penjual barang yang kerap melakukan penjualan secara live di sejumlah media sosial, seperti instagram dan TikTok. Memulai proses ini pada 2020, pemilik usaha bernama Sosialita itu berhasil menorehkan penjualan yang cukup memuaskan.
6 karyawan host live, yang terdiri dari 3 orang penuh waktu (full time) dan 3 lainnya freelance bisa menjadi bukti kesuksesannya. Tanpa menyebutkan dengan pasti angka penjualan yang diraihnya, dia mengeklaim selalu berhasil menjual produknya setiap hari.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan industri, sejumlah lembaga pendidikan seperti SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menghadirkan kompetensi keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP). Jurusan ini memfasilitasi siswa-siswinya untuk mempelajari ekonomi bisnis dan marketing, kepramuniagaan, penataan produk, pengelolaan retail modern, kewirausahaan, dan lainnya.
Salah satu SMK yang memiliki jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran adalah SMK PGRI 1 Jakarta. Berdiri pada 20 Maret 2003, sekolah ini berlokasi di jalan PLK II No.25, Makasar, Kota Jakarta Timur. SMK PGRI 1 Jakarta memiliki 4 jurusan, di antaranya Bisnis Daring dan Pemasaran, Akuntansi Keuangan & Lembaga, Otomatisasi & Tata Kelola Perkantoran, dan Multimedia.
Sebagai gaya pemasaran baru, fenomena live selling rupanya melahirkan peluang profesi baru yakni host live streaming. Seorang host live streaming bertugas untuk memperkenalkan produk atau jasa secara langsung kepada penonton, serta menjelaskan fitur-fitur dan keunggulan dari produk tersebut.
Di masyarakat, istilah host live streaming juga kerap disebut sebagai live streamer atau host streamer. Kini, peluang pekerjaan host live selling kian terbuka lebar yang biasanya dicari baik oleh sebuah brand ataupun agensi pemasaran online. Proses kerjanya pun terbilang fleksibel karena bisa dilakukan secara freelance atau pekerja lepas maupun full time atau penuh waktu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Berdasarkan temuan SEA Ahead Wave 5 pada 2022, 78 persen konsumen Indonesia pernah mendengar dan mengetahui alternatif belanja melalui live shopping, 71 persen diantaranya pernah mengakses, dan 56 persen mengaku pernah membeli produk melalui live shopping selama pandemi.
Live selling sekarang dianggap sebagai praktik pemasaran standar bagi banyak bisnis karena fiturnya yang memudahkan konsumen mampu menarik perhatian calon pembeli yang menginginkan semuanya serba praktis.
Baca juga: Reaksi Tegas TikTok Indonesia saat Pemerintah Melarang Social Commerce
Pemilik brand kini juga fokus untuk menciptakan pengalaman berbelanja imersif yang akan membuat pelanggan terlibat (engaged) dan membuat mereka ingin belanja lagi dan lagi.
Salah satu penyebab fenomena ini adalah pergeseran perilaku konsumen ke arah pembelian online dan melalui video langsung. Pandemi COVID-19 telah mempercepat tren ini karena masyarakat kini lebih nyaman berbelanja online.
Menurut survei Nielsen, 60 persen konsumen telah meningkatkan frekuensi belanja online mereka sejak pandemi dimulai. Live selling menawarkan tingkat interaktivitas dan kedekatan yang tidak dapat ditandingi oleh metode pemasaran tradisional, sehingga memungkinkan merek memberikan pengalaman berbelanja yang lancar kepada pelanggan mereka.
Di samping itu, keberadaan fitur live selling juga dianggap mengubah navigasi pemasaran digital yang sebelumnya bergantung pada etalase atau katalog di website dan profil sosial media brand. Kini pemilik bisnis bisa dengan langsung memeragakan produk mereka sambil menawarkan promo belaja menarik.
Tak hanya itu, di Indonesia konsep live selling menumbuhkan lapangan pekerjaan baru untuk para pebisnis pemula, ahli pemasaran digital atau mereka yang memilih bekerja dari rumah.
Untuk mengetahui selengkapnya tentang fenomena live selling di Indonesia, simak Hypereport terbaru berikut ini:
1. Hypereport: Tren Live Commerce & Masa Depan Perilaku Belanja Masyarakat Indonesia
Tren menggelar lapak online dengan metode live streaming atau live selling belakangan terus tumbuh dan diminati masyarakat. Benefit dari strategi marketing ini mendorong berkembangnya perdagangan daring dan munculnya fenomena baru dalam proses berbelanja publik. Kalimat “Boleh Kakak, dilihat-lihat dulu” atau “Silakan mampir Kakak” yang dahulu sering terngiang di pusat perbelanjaan konvensional, kini bakal makin jarang terdengar. Tergantikan oleh “Langsung cek keranjang kuning, Kak” atau “Yuk, langsung check out, diskon cuma ada waktu live saja ya” yang belakangan terdengar makin akrab ketika menonton live commerce.
Di Indonesia, fenomena ini memang sedang jadi perbincangan hangat. Akan tetapi, sejatinya pergeseran sistem perdagangan ini telah menunjukkan geliatnya secara global dalam beberapa tahun belakangan.
Hadirnya Taobao Live Alibaba pada Mei 2016 menandai dibukanya babak baru penjualan. Raksasa ritel asal China itu telah memelopori pendekatan baru yang ampuh, yakni menghubungkan siaran online dengan toko e-commerce. Metode ini membuat konsumen dapat menonton entertainment sekaligus berbelanja pada saat yang bersamaan.
2. Hypereport: Meracik Strategi Meraih Untung dari Live Selling
Penjualan secara daring atau online tidak dapat dimungkiri menjadi salah satu cara yang kini ditempuh oleh banyak pemilik produk. Selain lebih murah dan mudah, menjajakan barang secara langsung melalui dunia maya dapat menjangkau lebih banyak konsumen, sehingga membuat penjualan pun mengalami pasang. Jika sebelumnya penjualan daring hanya melampirkan foto barang, layaknya meletakkan dagangan di etalase, kini pemilik bisa menjajakan barangnya secara langsung (live selling). Namun, semua itu dilakukannya di depan kamera, yang mewakili mata para audiens dari berbagai tempat yang tidak diketahui.
Prita Dyah adalah salah satu penjual barang yang kerap melakukan penjualan secara live di sejumlah media sosial, seperti instagram dan TikTok. Memulai proses ini pada 2020, pemilik usaha bernama Sosialita itu berhasil menorehkan penjualan yang cukup memuaskan.
6 karyawan host live, yang terdiri dari 3 orang penuh waktu (full time) dan 3 lainnya freelance bisa menjadi bukti kesuksesannya. Tanpa menyebutkan dengan pasti angka penjualan yang diraihnya, dia mengeklaim selalu berhasil menjual produknya setiap hari.
3. Hypereport: Mencetak Ahli Digital Marketing Lewat Jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran
Fenomena online shopping dan live selling membuat minat masyarakat makin tinggi untuk belanja. Sektor pemasaran pun kian inovatif, dilihat dari banyaknya situs e-commerce dan media sosial yang menghadirkan fitur-fitur promosi, sampai jual beli produk.Dalam rangka memenuhi kebutuhan industri, sejumlah lembaga pendidikan seperti SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menghadirkan kompetensi keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP). Jurusan ini memfasilitasi siswa-siswinya untuk mempelajari ekonomi bisnis dan marketing, kepramuniagaan, penataan produk, pengelolaan retail modern, kewirausahaan, dan lainnya.
Salah satu SMK yang memiliki jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran adalah SMK PGRI 1 Jakarta. Berdiri pada 20 Maret 2003, sekolah ini berlokasi di jalan PLK II No.25, Makasar, Kota Jakarta Timur. SMK PGRI 1 Jakarta memiliki 4 jurusan, di antaranya Bisnis Daring dan Pemasaran, Akuntansi Keuangan & Lembaga, Otomatisasi & Tata Kelola Perkantoran, dan Multimedia.
4. Hypereport: Mengintip Suka Duka hingga Peluang Besar Profesi Host Live Selling
Fitur live selling yang tersedia baik di platform media sosial ataupun ecommerce kian digandrungi masyarakat khususnya pelaku usaha untuk melakukan pemasaran sekaligus penjualan secara daring. Para pemilik toko daring pun berlomba-lomba merebut hati pembeli dengan menampilkan produk-produk mereka melalui berbagai kanal live selling.Sebagai gaya pemasaran baru, fenomena live selling rupanya melahirkan peluang profesi baru yakni host live streaming. Seorang host live streaming bertugas untuk memperkenalkan produk atau jasa secara langsung kepada penonton, serta menjelaskan fitur-fitur dan keunggulan dari produk tersebut.
Di masyarakat, istilah host live streaming juga kerap disebut sebagai live streamer atau host streamer. Kini, peluang pekerjaan host live selling kian terbuka lebar yang biasanya dicari baik oleh sebuah brand ataupun agensi pemasaran online. Proses kerjanya pun terbilang fleksibel karena bisa dilakukan secara freelance atau pekerja lepas maupun full time atau penuh waktu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.