Ilustrasi-Pixabay (Dok. Pexels)

Ingin Perluas Bisnis e-Commerce ke Perdesaan? Simak Beberapa Hal Berikut

18 July 2021   |   21:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Genhype para enterpreneur muda, setuju enggak sih kalau salah satu sektor industri yang terus menggeliat di Indonesia adalah e-commerce. Banyak investor melirik sektor marketplace (lokapasar) untuk menarik konsumen karena peluang ekonominya yang sangat besar.

Potensi itu setidaknya disadari betul oleh salah satu pendiri marketplace penyedia peralatan rumah tangga Shox Rumahan, Ertan Sonat Yalcinkaya. Bekerja sama dengan Vyani Manao sebagai co-founder, entrepreneur social e-commerce Belanda, kelahiran Turki yang akrab disapa Kaya ini merambah bisnis marketplace dengan menyasar pasar pengguna peralatan rumah tangga di pelosok Indonesia.
“Banyak investor di sekitar saya antusias dengan bisnis e-commerce di Indonesia, setelah melihat sektor ini berkembang pesat dalam satu tahun terakhir. Gross Merchandise Value (GMV) naik hampir dua kali lipat, kenaikan valuasi unicorn menunjukkan adanya peluang bisnis yang menjanjikan di sektor e-commerce,” ujar Kaya, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Hypeabis.id, Minggu (18/7).
 
 

Founder Shox Rumahan, Sonat Yalcinkaya (Kaya), dan Co-Founder Shox Rumahan, Vyani Manao.

Founder Shox Rumahan, Sonat Yalcinkaya (Kaya), dan Co-Founder Shox Rumahan, Vyani Manao.


Namun, Kaya menilai aktivitas e-commerce di Indonesia masih terbatas pada kota-kota besar saja. Dengan 10,56 juta penduduk, Jakarta kurang dari 5 persen populasi Indonesia tetapi berkontribusi sekitar 58 persen dari total pengguna perdagangan elektronik (dagang-el). 

“Dalam 5—10 tahun mendatang, kita akan melihat kemunculan unicorn dari Indonesia yang menyasar pasar kota-kota tier 2 [Denpasar, Magelang, Makassar, dsb] untuk merujuk ke model social-commerce yang sama,” ujarnya.

Sebelum mengenal potensi bisnis di sektor e-commerce di Indonesia, Sonat Yalcinkaya adalah “veteran” dagang-el yang memiliki pengalaman di lebih dari 30 negara. Dia pernah berkarier dan menangani sejumlah proyek dagang-el di perusahaan manufaktur perangkat elektronik China, Midea, kemudian Amazon dan Philips.  

Kaya juga telah menulis buku seputar e-commerce. Selama perjalanan karier globalnya, dia telah mengikuti perkembangan sektor ritel mulai dari ritel tradisional di pasar negara berkembang. hingga konsep social commerce sebagai model yang dinilai mampu menutup kesenjangan di China dan di India.

Kaya juga mencermati, sudah saatnya bagi e-commerce Indonesia untuk melompati ritel tradisional dan merambah model operasi social commerce.

Adapun Vyani pernah memiliki pengalaman di sektor fast moving consumer goods (FMCG) Nestle dan pengalaman merintis perusahaan startup Pakde yang membantu kebutuhan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM). Usaha rintisan yang kemudian diakuisisi dan bergabung dengan startup Shipper ini tengah tumbuh pesat sebagai startup unikorn.



 
1
2
3


SEBELUMNYA

Waspadai Penjualan Obat & Vitamin Palsu di e-Commerce, Begini Cara Mencegahnya

BERIKUTNYA

Adopsi Konsep dari Negara Besar, Begini Vaksinasi Jemput Bola ala BIN

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: