Ilustrasi belanja daring (dok: Unsplash/Laura Chouette)

Biar Enggak Buntung, Perhatikan 5 Hal Ini saat Berjualan dengan Sistem COD

03 September 2021   |   09:04 WIB
Image
Rezha Hadyan Hypeabis.id

Sistem pembayaran cash on delivery (COD) masih banyak digunakan oleh para konsumen saat berbelanja daring di Tanah Air. Bahkan, berdasarkan data, pembeli yang menggunakan transaksi COD ternyata masih yang paling besar jumlahnya dibandingkan dengan transaksi menggunakan uang elektronik atau layanan perbankan.

Berdasarkan Statistik e-Commerce 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, dari sekitar 17 ribu usaha e-commerce di Indonesia yang didata, 73 persen di antaranya menggunakan metode pembayaran tunai alias COD. 

Ada banyak alasan calon pembeli, terutama mereka yang baru pertama kali bertransaksi secara daring, lebih memilih COD. Survei Jakpat menyebutkan, 52 persen konsumen Indonesia memilih metode bayar di tempat dalam satu tahun terakhir. Dari jumlah tersebut, 73 persen responden memilih COD karena ingin memastikan barang yang mereka terima sebelum membayarnya.  

Masih menurut data yang sama dari Survei Jakpat, sebanyak 60 persen responden memilih COD karena menganggap metode pembayaran tersebut lebih sederhana dan tidak ribet. Ada pula 30 persen responden yang memilih COD karena malas pergi ke ATM.

Kemudian, 14 persen responden memilih COD karena tak memiliki akun perbankan. Sebanyak 13 persen responden memilih metode pembayaran tersebut karena tak punya dompet digital, dan 2 persen responden lainnya punya alasan lain.

Di sisi lain, metode COD mungkin merepotkan buat sebagian penjual atau pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Jika salah menanganinya,  pelaku UMKM lah yang akan dirugikan.

Untuk meminimalisasi kerugian, Ninja Xpress membagikan tips agar transaksi COD yang porsinya masih sangat besar ini berlangsung aman dan nyaman. Berikut ini tipsnya:

1. Berikan deskripsi produk yang jelas
Memberikan deskripsi produk dengan jelas menjadi kunci pembeli agar pembeli tidak bingung dan dapat dengan cepat menentukan produk yang akan dibeli. Tidak hanya itu, cara ini juga sekaligus bisa meminimalisasi kesalahpahaman terhadap produk.

2. Buka toko di marketplace
Supaya tidak repot menghitung ongkos kirim COD, pelaku UKM bisa membuka toko di marketplace yang sudah bekerja sama dengan layanan ekspedisi yang melayani COD. Di marketplace, ongkir akan langsung tertera pada saat customer melakukan checkout.

3. Tentukan lokasi bertemu yang pas
Bila penjual mengantar barangnya secara langsung, usahakan untuk mencari tempat yang sama-sama nyaman bagi penjual maupun pembeli. Cari lokasi yang berada di tengah-tengah agar salah satu tidak kejauhan.

Pilih tempat yang ramai untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi bahaya. Kalau memungkinkan, jangan pergi sendiri dan jangan pergi malam hari. Selalu waspada karena kita tidak akan pernah tahu siapa orang yang akan ditemui.

4. Gunakan ekspedisi
Terkadang untuk melakukan COD, terkendala pada jarak antara penjual atau pembeli. Pelaku UMKM dapat menggunakan ekspedisi yang melayani COD dan mencakup seluruh Indonesia.  Untuk kecepatan pengirimannya sendiri akan berbeda-beda tergantung lokasi. 

5. Cepat konfirmasi
Lakukan konfirmasi dengan cepat ke pembeli jika menerima pesanan di marketplace. Tak ayal, respons yang lama akan membuat calon pembeli mudah berpaling. Akhirnya, mereka akan memilih COD ke penjual lain. Selain itu, rajin mengingatkan kepada pembeli untuk melakukan video unboxing.

Hal ini bisa sangat membantu penjual mengalami kendala barang hilang pada saat Return atau pengembalian dari pelanggan. Lakukan konfirmasi secepatnya dengan melengkapi dokumen terkait kendala yang terjadi kepada pihak ekspedisi agar segera dilakukan proses penyelidikan.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Apple Lindungi Privasi Pengguna dengan Fitur Personalized Ads di iOS 15

BERIKUTNYA

BTS Masuk Hall of Hame 2022 Berkat 23 Rekor Baru Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: