Ilustrasi live selling. (Sumber gambar: Unsplash/Liza Summer)

Hypereport: Mencetak Ahli Digital Marketing Lewat Jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran

02 October 2023   |   13:18 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Like
Fenomena online shopping dan live selling membuat minat masyarakat makin tinggi untuk belanja. Sektor pemasaran pun kian inovatif, dilihat dari banyaknya situs e-commerce dan media sosial yang menghadirkan fitur-fitur promosi, sampai jual beli produk.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan industri, sejumlah lembaga pendidikan seperti SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menghadirkan kompetensi keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP). Jurusan ini memfasilitasi siswa-siswinya untuk mempelajari ekonomi bisnis dan marketing, kepramuniagaan, penataan produk, pengelolaan retail modern, kewirausahaan, dan lainnya.

Sekolah Menengah Kejuruan setiap tahunnya memiliki peminat yang terus bertambah. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ada 14.265 SMK di Indonesia pada tahun ajaran 2022/2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 0,46 persen dibandingkan periode sebelumnya, yakni sebanyak 14.199 unit.

Baca hypereport lainnya:
Hypereport: Meracik Strategi Meraih Untung dari Live Selling
Hypereport: Tren Live Commerce & Masa Depan Proses Belanja Masyarakat Indonesia
Hypereport: Mengintip Suka Duka hingga Peluang Besar Profesi Host Live Selling

 

Hasil survei Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Markplus, Inc menunjukan bahwa sebanyak 82 persen masyarakat Indonesia tertarik dengan SMK. Para responden menilai SMK punya prospek kerja bagus, pilihan jurusannya banyak, jurusan diminati siswa, kesempatan untuk langsung kerja, dan biaya pendidikan yang murah.

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), sektor Usaha yang banyak menyerap lulusan SMK di Jakarta adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil & motor, transportasi dan pergudangan, industri pengolahan, penyediaan akomodasi makan dan minum, serta jasa lainnya.

Salah satu SMK yang memiliki jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran adalah SMK PGRI 1 Jakarta. Berdiri pada 20 Maret 2003, sekolah ini berlokasi di jalan PLK II No.25, Makasar, Kota Jakarta Timur. SMK PGRI 1 Jakarta memiliki 4 jurusan, di antaranya Bisnis Daring dan Pemasaran, Akuntansi Keuangan & Lembaga, Otomatisasi & Tata Kelola Perkantoran, dan Multimedia.

Nur Fajri kepala sekolah SMK 1 PGRI Jakarta memaparkan bahwa lulusan Bisnis Daring dan Pemasaran dipersiapkan untuk mengikuti perkembangan industri dengan keahlian mereka di bidang pemasaran.

“Sayangnya jurusan BDP di Jakarta masih kalah peminatnya dengan akuntansi dan perkantoran, tapi sejak pandemi kemarin banyak juga yang melihat jurusan ini sangat prospek di dunia kerja karena SDM di bidang digital marketing banyak dibutuhkan,” katanya.

Adapun Solin, ketua jurusan (kajur) Bisnis Daring dan Pemasaran memaparkan bagi siswa siswi yang meminati jurusan tersebut akan mempelajari keahlian terkait bisnis dan pemasaran yang akan sangat berguna di dunia kerja.

“Sejak kelas X, murid diberikan pemahaman mengenai dasar-dasar pemasaran, kemudian naik ke kelas XII akan disesuaikan dengan peminatan kejuruannya, yakni digital dan ritel,” ujarnya.

Bidang peminatan digital, seperti namanya maka pembelajarannya seputar pemasaran lewat media daring. Mulai dari cara memaksimalkan penggunaan sosial media, pembuatan website, mengoptimasi mesin pencarian (search engine optimization), data analisis dan lainnya.

Sementara peminatan bisnis retail fokus mempelajari pengelolaan toko offline, misalnya cara-cara visual merchandising, melayani customer langsung dan membuat pelayanan prima dengan servis memuaskan.

“Bagi yang memilih peminatan retail bisa mengikuti pelatihan bisnis digital, begitupun sebaliknya, jadi ilmunya dapat dua-duanya,” kata Solin.
Setelah lulus dari jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran, siswa dan siswi mendapatkan berbagai macam keahlian di bidang pemasaran.

Misalnya untuk kategori hard skill, diajarkan untuk menggunakan cash register atau mesin transaksi, jenis-jenis software yang digunakan dalam berbisnis, serta pemrogramannya.

“Mesin cash register tidak hanya berfungsi untuk menghitung nominal, tapi bagaimana cara memprogramnya supaya bisa mengaktifkan fungsi-fungsi lainnya seperti pengurutan nomor untuk memudahkan pembuatan laporan,” jelas Solin.

Selanjutnya keahlian untuk men-display produk, ada SOP untuk menata barang. Misalnya seperti di supermarket, pengkategorian produk bahan makanan buah-buahan dan daging segar harus berdekatan, begitupun produk kebersihan seperti pasta gigi, sabun, sampo harus diletakkan di satu baris.

“Untuk soft skill-nya kita mengajari promosi dan negosiasi, pelayanan prima, menghadapi komplain, sampai penetapan harga psikologis dan harga coret,” katanya.

Lebih lanjut dia berujar, murid-murid juga menerapkan pemahaman bahwa customer behavior online dan offline tidak bisa disamakan. Oleh karenanya teknik pemasarannya pun dieksekusi dengan cara yang beda.

Dalam konteks pemasaran digital, misalnya dilakukan dengan posting dan live selling. Itu semua dipelajari lewat ilmu komunikasi bisnis dan public speaking.
 

Fenomena TikTok Shop

Mengamati fenomena TikTok Shop yang akan ditutup oleh pemerintah Indonesia karena berpotensi mencederai ekosistem UMKM lokal, Baik Nur Fajri dan Solin berujar bahwa hal tersebut tidak akan menghambat perkembangan bisnis digital.

Platform tersebut memang bisa memfasilitasi aktivitas live selling dan meningkatkan kreativitas penjual dalam mempromosikan produknya. Namun, sekarang juga sudah banyak situs e-commerce yang memiliki fitur serupa.

Kedepannya tak menutup kemungkinan hadir fitur-fitur yang lebih beragam untuk mendukung aktivitas pemasaran digital. Oleh karenanya, pelaku bisnis digital pun dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam berpromosi.

“Kami dari lingkungan pendidikan mengamati fenomena tersebut, dengan mulai mempersiapkan SDM yang bisa mengikuti perkembangan sosial media dan platform lainnya,” ujar Nur Fajri.

Adapun Solin, sebagai kajur sekaligus pengajar untuk jurusan BDP, juga memaparkan bahwa teori mengenai promosi digital sudah diajarkan sejak kelas X. Melihat banyaknya orang-orang yang menggeluti bidang tersebut meskipun tanpa latar belakang pendidikan terkait, menurutnya ini jadi keuntungan tersendiri bagi para lulusan BDP untuk bersaing di industri.

“Ada orang-orang yang live selling cuma ngomong saja tapi tidak ada interaksi dengan audiens dan tidak fokus ke produknya, kami disini mengajari bagaimana teknik promosi digital yang benar,” ujar Solin.

Lebih lanjut Nur Fajri menambahkan, pada pendidik pun harus mengikuti perkembangan bisnis digital dengan rajin mengikuti pelatihan dan membaca-berita terkini. Jangan sampai ilmu yang diajarkan sudah ketinggalan zaman.

“Sayangnya buku-buku pelajaran tentang pemasaran ini kurang update, isinya masih mempelajari website dan blog,” kata Nur Fajri. Saat ini bahan pembelajaran pun mengacu ke banyak referensi, tak hanya buku dan modul saja melainkan media lainnya seperti internet. Selain mendengarkan materi, siswa-siswi kelas XII akan menjalani prakerin (praktek kerja industri).

Sejauh ini SMK PGRI 1 sendiri telah bekerja sama dengan industri baik untuk memberikan pelatihan atau menyerap lulusannya. Di antaranya ada PT. Erajaya Swasembada, Tbk (Erafone), PT. Eigerindo Multi Produk Indonesia (MPI), Tbk, PT. Yakult Indonesia Persada, PT. Amerta Indah Otsuka (Pocari Sweat), dan Toko Buku Nirwana Agung.

Baca juga: Mengapa Live Shopping Semakin Populer di Kalangan Pembeli? Ternyata Ini Alasannya

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

4 Fakta Menarik Teaser Terbaru Serial Gadis Kretek, Jeng Yah Melawan Norma

BERIKUTNYA

Gaet Bilal Indrajaya, Candra Darusman Bakal Rilis Lagu Anyar berjudul Ku Tak Tahu Apa Yang Kau Inginkan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: