Cuplikan film Sleep Call. (Sumber gambar: Youtube/IDN Pictures)

Review Film Sleep Call: Wajah Kerentanan Perempuan di Kota Metropolitan

11 September 2023   |   17:54 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Entah berapa banyak sosok perempuan seperti Dina. Rentan, sendirian, dan menyimpan luka traumatis mendalam. Hal itu semakin menjadi ketika Dina hidup susah payah di kota metropolitan seperti Jakarta. Ketika semakin merasa terasing dari kehidupan, beragam upaya dia lakoni sebagai bentuk pelarian.

Dina, yang diperankan oleh aktris Laura Basuki dalam film Sleep Call dikisahkan sebagai karyawan di perusahaan pinjaman online (pinjol). Hidupnya sungguh berat. Dia harus mengubur impiannya menjadi pramugari. Di sisi lain, dia terjerat pinjol untuk membiayai ibunya yang sakit jiwa. 

Baca juga: 5 Fakta Menarik Film Sleep Call yang Tayang Hari Ini di Bioskop

Tak sampai di situ, Dina juga masih dibayangi pengalaman traumatis masa kecilnya, atas perlakuan buruk ayahnya kepadanya dan sang ibu. Makin rentan posisinya sebagai perempuan ketika dihadapkan dengan lingkungan kerja yang toksik dan patriarkis.
 
Kantor tak ubahnya neraka bagi Dina. Dia bekerja untuk mencari sekaligus menagih utang orang-orang yang terjerat pinjol. Di kantor, Dina satu-satunya karyawan yang punya utang dengan perusahaan tempat dia bekerja itu. Kondisi inilah yang dimanfaatkan oleh pemimpin timnya, Bayu (diperankan oleh Kristo Immanuel), dan bosnya, Tommy (diperankan oleh Bront Palarae), untuk mendekatinya.
 

Cuplikan film Sleep Call. (Sumber gambar: IDN Pictures)

Cuplikan film Sleep Call. (Sumber gambar: IDN Pictures)

Untuk keluar sejenak dari semua bebannya itu, Dina tiap malam melakukan sleep call dengan laki-laki bernama Rama (diperankan oleh Juan Bio One). Setiap habis pulang kerja pada pukul 10 malam adalah jadwalnya untuk teleponan dengan Rama hingga waktu subuh, sebelum harus kembali bekerja pada pukul 7 pagi.
 
Lewat karakter Dina dan segala karut-marut masalahnya itulah, film Sleep Call bergerak. Kisah dan permasalahan yang dialami oleh Dina akan sangat mudah relate dengan banyak orang terutama yang hidup di perkotaan dengan beban tanggungan orang tua di pundaknya.
 
Kegiatan sleep call yang semula dianggap bisa menjadi bumbu romansa dari kisah film ini, seiring waktu justru berkembang menjadi sumber untuk memunculkan elemen suspense, sehingga kisahnya semakin menarik untuk diikuti. Begitu pula dengan perubahan karakter Dina yang tak lain adalah buah dari semua tekanan yang dia hadapi sejak kecil.

 

tes

Cuplikan film Sleep Call. (Sumber gambar: IDN Pictures)

Film Sleep Call menyajikan plot yang maju-mundur dan itu ditandai dengan penggunaan tone visual yang berbeda. Namun, porsi cerita paling banyak tetap seputar kehidupan Dina bersama teman-teman kantor, serta kesendiriannya di kontrakan pinggiran Jakarta. 

Di samping itu, film juga menampilkan Dina kecil yang berada di tengah keluarga yang toksik. Bapaknya adalah pelaku kekerasan rumah tangga, sedangkan sang ibu adalah sosok perempuan rentan. Penggambaran masa lalu Dina ini menjadi penting ditampilkan, karena sedikit banyaknya berpengaruh untuk perubahan karakternya hingga akhir film.

Baca juga: Dibintangi Aktris Laura Basuki, Simak Sinopsis Film Sleep Call yang Tayang di Bioskop
 
Akan tetapi, di beberapa bagian, penonton mungkin akan merasa bingung, karena film juga menyajikan adegan-adegan yang menjadi semacam visualisasi imaji Dina bersama Rama, laki-laki yang dekat dengannya dari aplikasi kencan. Hal ini justru menjadi menarik karena kegiatan sleep call yang dilakukan berulang-ulang terasa sangat filmis, alih-alih menjadi aktivitas yang monoton dan membosankan.
 
Ketiga alur tersebut muncul secara bergantian untuk menguatkan sebab-akibat cerita yang bergerak dari karakter Dina sebagai tokoh utama film. 

Sinematografi Ciamik
inematografi yang munculkan film Sleep Call juga perlu mendapatkan perhatian. Mengambil latar cerita di Jakarta, film ini banyak menampilkan nuansa urban ibu kota, dengan kombinasi wide shot dan close-up shot dengan porsi yang pas pada sebagian besar adegannya.
 
Salah satu visual yang paling berkesan adalah balkon kantor Dina yang kerap digunakannya bersama teman-temannya untuk bersantai. Dalam setiap adegan dengan seting itu, KRL melintas sebagai latar belakang dan menjadi kombinasi visual yang menarik tersendiri serta terasa sangat urbanis.

Termasuk, pengambilan gambar suasana kontrakan Dina secara wide shot dengan tata cahaya yang apik sehingga tampak ciamik. Hal itu juga didukung dengan color tone yang cenderung cool dan beberapa kali mengusung tema neon sehingga memberikan kesegaran dalam berbagai scene tertentu. 

Baca juga: Pertaruhan Sutradara Fajar Nugros Garap Genre Suspense-Thriller di Film Sleep Call
 
Visualisasi imaji Dina juga menjadi unsur sinematografi yang segar dan berkesan dalam film ini, karena menampilkan sejumlah set estetik nan romantis. Lanskap Jakarta yang padat dan penat diimbangi dengan suguhan visual yang indah sekaligus tampak sureal.
 
Kualitas Akting 
Tak heran jika sutradara Fajar Nugros rela menunggu beberapa tahun untuk bisa menggaet Laura Basuki bermain dalam film anyarnya ini. Pasalnya, sebagai karakter utama, Laura benar-benar menunjukkan kualitas aktingnya yang matang.
 
Dalam film ini, dia tampil menawan dengan cakupan emosi yang luas melalui porsi screen time yang sangat banyak. Karakter dan emosinya yang dinamis juga secara tidak langsung mewakili apa yang disajikan dalam film kepada penonton.
 
Aktingnya begitu luwes baik ketika menjadi perempuan yang manja, merasakan ketakutan, marah, sedih, depresi hingga menjelma menjadi sosok yang bengis dan berdarah dingin. Laura sekali lagi membuktikan bahwa dia memang salah satu aktris jempolan di industri perfilman Tanah Air.
 

Tes

Cuplikan film Sleep Call. (Sumber gambar: IDN Pictures)

Meski demikian, penampilan para pemain pendukung dalam film ini pun tidak bisa diabaikan begitu saja. Permainan akting dari Kristo Immanuel sebagai Bayu, leader dari kantor pinjol tersebut cukup meyakinkan terutama ketika beradu akting dengan Laura. Dalam film ini, Kristo tampak melepaskan predikat sebagai aktor pendatang dengan kemampuan akting yang makin matang.
 
Sayangnya, harus diakui, penampilan Juan Bio One dalam film ini tidak sebersinar Kristo. Salah satu penyebabnya mungkin karena porsi screen time-nya dalam film ini tidak begitu banyak, sehingga sebagai salah satu tokoh penting, dia terasa terpinggirkan.
 
Di samping itu, para pemain lain seperti Della Dartyan, Bront Palarae, Dimas Danang, dan Rachel Vennya yang menjadi debutnya sebagai pemain film, juga tampil cukup baik dalam menghidupkan suasana berbagai scene di film ini.
 
Sebagai film thriller perdana, Fajar Nugros tampak telah meletakkan capaian baru dalam kariernya. Film Sleep Call bukan hanya menyajikan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat tetapi juga mencoba mengulitinya hingga menampilkan akar permasalahannya.
 
Elemen suspense dan twist yang disajikan dari awal hingga akhir cerita film ini bahkan terkadang tidak terlalu mengejutkan lagi. Sebab, segala kemungkinan bisa terjadi di tengah kehidupan seseorang yang makin rentan dan terhimpit karena tekanan-tekanan sosial yang kian mencekik.

Baca juga: Selebgram Rachel Vennya Terjun ke Dunia Akting Lewat Film Sleep Call

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Resep Soto Kuning Khas Bogor Ala Chef Martin Praja

BERIKUTNYA

Sinopsis Film Poor Things, Pemenang Piala Golden Lion di Venice Film Festival 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: