Fenomena Jual Jasa Sleep Call di Medsos, Anak Muda Pada Kesepian?
19 September 2022 |
12:58 WIB
2
Likes
Like
Likes
Sleep call merupakan istilah yang sedang populer di kalangan generasi muda yang sedang di mabuk asmara. Kegiatan sleep call sebenarnya cukup sederhana, yakni bertelepon dengan pasangan sepanjang malam, berbagi cerita, hingga keduanya sama-sama tertidur.
Namun, kini sleep call bukan hanya dilakukan dengan pasangan saja. Ada penyedia jasa yang siap melayani anak-anak muda merasakan sensasi sleep call. Saat ini, di media sosial banyak sekali ditemukan akun-akun penjual jasa sleep call dengan harga yang terjangkau.
Selain menjual jasa sleep call, akun-akun tersebut juga menawarkan pilihan menu lain, seperti teman chat, curhat, pengingat makan, pengingat bangun tidur, hingga pacar virtual. Apa yang mendasari munculnya fenomena ini?
Baca juga: Menurut Riset Ini, Kualitas Tidur Orang Indonesia Buruk & Jauh Dibandingkan Negara-negara Lain
Ketua Program Studi S2 Magister Psikologi Universitas Diponegoro Dinie Ratri Desiningrum mengatakan munculnya akun-akun penyedia jasa sleep call merupakan fenomena yang mencerminkan kebutuhan anak muda masa kini.
Kenapa anak muda butuh hal tersebut? Tentu ada banyak faktor. Dinie menceritakan sleep call pada awalnya merupakan upaya dari pasangan, baik berpacaran maupun menikah, untuk tetap membangun kemesraan meski sedang menjalani long distance relationship (LDR). Dengan adanya sleep call, pasangan yang sedang berjauhan bisa tetap merasakan kedekatan emosional.
“Bisa dibayangkanlah, bertelepon mungkin bisa sampai lebih dari satu jam, apalagi sampai tertidur. Jadi, kebersamaannya luar biasa. Seolah-olah jarak jauh tidak menjadi kendala,” kata Dinie kepada Hypeabis.id.
Seiring berjalannya waktu, sleep call tidak hanya dilakukan oleh pasangan LDR. Akan tetapi, seolah jadi kebutuhan baru bagi anak muda yang merasa kesepian. Lantaran munculnya sebuah kebutuhan, bisa jadi jadi alasan jasa-jasa tersebut kemudian muncul.
Dinie menyebut ada beberapa alasan yang mungkin mendasari seseorang menggunakan jasa sleep call. Jika pengguna jasa masih jomlo, mungkin dia sedang berada di tahap kesepian. Dia ingin merasakan hubungan romantis, tetapi belum memiliki pasangan.
Namun, tidak menutup kemungkinan pengguna jasa juga seseorang yang memiliki kekasih, yang mana sedang mencari sensasi baru. Kategori ini bisa dianggap selingkuh virtual.
“Saya lihat jasanya beragam, ada yang membangunkan tidur, pengingat makan, hingga curhat. Kalau tanpa media, itu aktivitas yang sering dilakukan oleh pasangan resmi. Akan tetapi, sekarang dipermudah bahwa yang tidak punya pasangan pun bisa merasakan hal tersebut dengan cara membayar,” ujar Dinie.
Namun, jika tidak dilakukan pasangan resmi, sejumlah dampak negatif justru menanti. Sebab, mayoritas akun penjual jasa tidak mencantumkan batas usia. Artinya, layanan itu bisa pula dinikmati oleh remaja-remaja yang belum cukup umur.
Dinie menyebut jasa-jasa yang dijual juga rentan membuat seseorang ketagihan. Mendapatkan perhatian, seperti diingatkan makan, tidur, hingga mendengarkan curhat, memang akan menciptakan kesenangan tersendiri.
Ketika seseorang merasa kebutuhan kenyamanan terpenuhi hanya dari jasa tersebut, maka dia bisa menghabiskan uangnya untuk mendapatkan perhatian instan.
Misalnya, seseorang akan merasa senang setiap hari ada yang mengingatkan makan, kemudian mulai tumbuh keinginan baru karena ingin diperhatikan lebih. Konsumen akhirnya meningkatkan pembelian ke jasa-jasa berikutnya, seperti curhat hingga sleep call.
“Jasa tersebut dibuat dengan tujuan komersil. Sangat mungkin ada flirting seperti seorang pacar dan itu bisa menghasilkan kecanduan. Jangan salah, dari suara seseorang bisa mendapatkan kenyamanan luar biasa, maka sleep call bisa membuat orang nyaman dan keterusan,” imbuhnya.
Baca juga: Ikuti 12 Tips Mudah Ini Buat Kamu yang Sulit Tidur
Dinie mengaku prihatin dengan adanya jasa tersebut. Belum lagi soal kemungkinan ada selipan aktivitas pornografi yang mungkin saja terjadi dalam penawaran jasa-jasa tersebut.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Namun, kini sleep call bukan hanya dilakukan dengan pasangan saja. Ada penyedia jasa yang siap melayani anak-anak muda merasakan sensasi sleep call. Saat ini, di media sosial banyak sekali ditemukan akun-akun penjual jasa sleep call dengan harga yang terjangkau.
Selain menjual jasa sleep call, akun-akun tersebut juga menawarkan pilihan menu lain, seperti teman chat, curhat, pengingat makan, pengingat bangun tidur, hingga pacar virtual. Apa yang mendasari munculnya fenomena ini?
Baca juga: Menurut Riset Ini, Kualitas Tidur Orang Indonesia Buruk & Jauh Dibandingkan Negara-negara Lain
Ketua Program Studi S2 Magister Psikologi Universitas Diponegoro Dinie Ratri Desiningrum mengatakan munculnya akun-akun penyedia jasa sleep call merupakan fenomena yang mencerminkan kebutuhan anak muda masa kini.
Kenapa anak muda butuh hal tersebut? Tentu ada banyak faktor. Dinie menceritakan sleep call pada awalnya merupakan upaya dari pasangan, baik berpacaran maupun menikah, untuk tetap membangun kemesraan meski sedang menjalani long distance relationship (LDR). Dengan adanya sleep call, pasangan yang sedang berjauhan bisa tetap merasakan kedekatan emosional.
“Bisa dibayangkanlah, bertelepon mungkin bisa sampai lebih dari satu jam, apalagi sampai tertidur. Jadi, kebersamaannya luar biasa. Seolah-olah jarak jauh tidak menjadi kendala,” kata Dinie kepada Hypeabis.id.
Seiring berjalannya waktu, sleep call tidak hanya dilakukan oleh pasangan LDR. Akan tetapi, seolah jadi kebutuhan baru bagi anak muda yang merasa kesepian. Lantaran munculnya sebuah kebutuhan, bisa jadi jadi alasan jasa-jasa tersebut kemudian muncul.
Dinie menyebut ada beberapa alasan yang mungkin mendasari seseorang menggunakan jasa sleep call. Jika pengguna jasa masih jomlo, mungkin dia sedang berada di tahap kesepian. Dia ingin merasakan hubungan romantis, tetapi belum memiliki pasangan.
Namun, tidak menutup kemungkinan pengguna jasa juga seseorang yang memiliki kekasih, yang mana sedang mencari sensasi baru. Kategori ini bisa dianggap selingkuh virtual.
“Saya lihat jasanya beragam, ada yang membangunkan tidur, pengingat makan, hingga curhat. Kalau tanpa media, itu aktivitas yang sering dilakukan oleh pasangan resmi. Akan tetapi, sekarang dipermudah bahwa yang tidak punya pasangan pun bisa merasakan hal tersebut dengan cara membayar,” ujar Dinie.
Dampak Negatif
Jika aktivitas tersebut dilakukan pasangan resmi, tentu akan ada banyak manfaat positif, seperti meningkatkan kekuatan hubungan hingga membuat hubungan tetap punya arti walaupun pasangan sedang berada di jarak yang jauh.Namun, jika tidak dilakukan pasangan resmi, sejumlah dampak negatif justru menanti. Sebab, mayoritas akun penjual jasa tidak mencantumkan batas usia. Artinya, layanan itu bisa pula dinikmati oleh remaja-remaja yang belum cukup umur.
Dinie menyebut jasa-jasa yang dijual juga rentan membuat seseorang ketagihan. Mendapatkan perhatian, seperti diingatkan makan, tidur, hingga mendengarkan curhat, memang akan menciptakan kesenangan tersendiri.
Ketika seseorang merasa kebutuhan kenyamanan terpenuhi hanya dari jasa tersebut, maka dia bisa menghabiskan uangnya untuk mendapatkan perhatian instan.
Misalnya, seseorang akan merasa senang setiap hari ada yang mengingatkan makan, kemudian mulai tumbuh keinginan baru karena ingin diperhatikan lebih. Konsumen akhirnya meningkatkan pembelian ke jasa-jasa berikutnya, seperti curhat hingga sleep call.
“Jasa tersebut dibuat dengan tujuan komersil. Sangat mungkin ada flirting seperti seorang pacar dan itu bisa menghasilkan kecanduan. Jangan salah, dari suara seseorang bisa mendapatkan kenyamanan luar biasa, maka sleep call bisa membuat orang nyaman dan keterusan,” imbuhnya.
Baca juga: Ikuti 12 Tips Mudah Ini Buat Kamu yang Sulit Tidur
Dinie mengaku prihatin dengan adanya jasa tersebut. Belum lagi soal kemungkinan ada selipan aktivitas pornografi yang mungkin saja terjadi dalam penawaran jasa-jasa tersebut.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.