ilustrasi (Sumber gambar: Bencg Accounting/ Unsplash)

Ingin Jalani Bisnis Minim Modal? Ini Dia Pilihannya

31 July 2023   |   18:00 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Seiring dengan perkembangan teknologi  dan digitalisasi, menjalankan bisnis kini makin mudah dan murah. Bahkan tanpa modal sekalipun seseorang sudah bisa mendapatkan keuntungan dan komisi dari menjual atau mempromosikan sebuah produk maupun jasa.

Ada dua  peluang usaha yang bisa dijalankan ketika seseorang ingin memulai bisnis tanpa modal yakni menjadi dropshipper atau affiliator. Keduanya sama-sama tidak membutuhkan modal besar untuk menyetok barang berbeda dengan distributor ataupun agen yang membutuhkan biaya besar untuk inventori barang.

Pengamat Marketing Yuswohady mengatakan bahwa peluang usaha menjadi dropshipper atau affiliator makin terbuka luas dan tidak pernah ada matinya. Apalagi model bisnisnya yang bersifat light asset, yang tidak membutuhkan modal besar, dan time freedom. Tak heran bila makin banyak orang yang tertarik untuk menjadi dropshipper ataupun affiliator.

Baca juga: Hypereport: Meraih Cuan dari Usaha Dropshipper

“Bisnis ini memberikan keuntungan pada semua belah pihak. Bagi produsen akan terbantu karena dapat memperluas pangsa pasar melalui dropshipper dan affiliate, bagi konsumen mereka dimudahkan mendapatkan berbagai rekomendasi produk, dan bagi dropshipper atau affiliate mereka bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan,” jelasnya.

Meski sama-sama tanpa modal tetapi keduanya memiliki perbedaan dalam model kerja. Bila seorang dropshipper menjadi garda terdepan yang berhubungan langsung dengan konsumen dan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual.

Maka affiliator hanya menjadi penghubung dimana konsumen akan berhubungan langsung dengan produsen melalui link yang dibagikan oleh affiliator tersebut, sebagai imbalannya seorang affiliator akan mendapatkan komisi dari setiap produk  atau jasa yang dibeli melalui link yang dia bagikan.

“Bisnis ini sangat menjanjikan bila dijalankan dengan tekun. Dan untuk mendapatkan keuntungan dan penjualan yang besar maka, baik dropshipper atau affiliator perlu melakukan strategi get, keep, and grow,” ucapnya.

Artinya seseorang harus mampu mendapatkan sebanyak-banyaknya konsumen melalui berbagai promosi dan pemasaran (get), kemudian menjaga para konsumen atau follower-nya agar tetap loyal (keep), dan melakukan peningkatan penjualan dengan melakukan strategi up selling, cross selling dan lain sebagainya (growth).

“Agar tidak menjadi dropshipper atau affiliator yang biasa-biasa saja, maka perlu menerapkan strategi hunting dan farming. Kalau hunting bisa dengan cara get, sedangkan farming melalui cara keep and grow,” tuturnya.

Untuk bisa mendapatkan customer base yang banyak dan berkualitas, maka seorang dropshipper perlu memiliki kemampuan digital marketing yang kuat. Bisa dilakukan secara organik dengan membuat konten yang memberi edukasi, menginspirasi, dan menghibur atau bisa juga dilakukan dengan beriklan melalui instagram ads, facebook ads, maupun google ads.

“Bisnis ini memang tanpa modal tetapi untuk menjadi dropshipper atau affiliator yang sukses dibutuhkan usaha yang tekun dan kemampuan marketing yang juga kuat,” tuturnya.

Baca juga: Tajir Bareng dengan TikTok Affiliate, Memang Bisa?

Untuk lebih jelasnya berikut perbedaan model bisnis dropshipper dan affiliate.
 

Cara kerja dropship

1. Mendaftar sebagai dropshipper ke pihak penjual.
2. Melakukan pemasaran dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga.
3. Konsumen yang tertarik akan mentransfer uang ke nomor rekening dropshipper.
4. Dropshipper mentransfer uang pembelian barang beserta biaya ongkirnya ke penjual. Pada tahap ini dropshipper juga akan mengirimkan data nama, alamat, dan daftar pesanan.
5. Proses pengemasan dan pengiriman barang dilakukan oleh penjual.
6. Dropshipper dapat mengetahui status proses yang sedang berlangsung hingga barang sampai ditangan pembeli.
7. Penjual akan mengirimkan produk menggunakan atas nama bisnis kalian.
 

Cara kerja affiliate marketing

1. Mendaftarkan diri dalam affiliate program yang ditawarkan lalu dapatkan link atau kode referal.
2. Tautkan link pada blog atau share di sosial media sambil melakukan promosi, pemasaran, atau rekomendasi produk/ jasa yang ditawarkan.
3. Konsumen yang tertarik akan mengklik link referal tersebut dan diarahkan ke situs penjual/ halaman affiliate produk.
4. Konsumen melakukan transaksi atau pembelian melalui link referal tersebut.
5. Penjual (affiliaters network) akan mengonfirmasi transaksi yang berasal dari link referal milik affiliater.
6. Affiliator akan mendapatkan komisi yang dapat dicairkan ke rekening. Jumlah komisi akan berbeda tergantung transaksi dan kebijakan masing-masing program.

Baca juga: Begini Cara Tingkatkan Penjualan dengan Sistem Affiliate Marketing

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Trailer Film Saw X Meluncur, Ini 4 Fakta Menarik yang Perlu Diketahui

BERIKUTNYA

Eksplorasi Kain Tenun Lombok di Tangan Para Desainer

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: