CEO & Founder Anantarupa Studios Ivan Chen (Sumber foto: Hypeabis.id/Abdurachman)

Eksklusif Profil Ivan Chen: Asa Gim Bertema Nusantara Merajai Pasar Asia Tenggara

27 July 2023   |   12:34 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Sejarah Nusantara membawa Ivan Chen memiliki impian besar untuk menguasai pasar intelektual properti (IP) di Asia Tenggara. Melalui Lokapala, impian itu dirajut secara perlahan dengan penuh kematangan dalam pengembangan, walaupun sempat dihampiri kegagalan.

Awal berkarier di balik layar perfilman, Ivan banting setir ke dunia gim pada 2010 lantaran melihat peluang bisnis yang lebih besar. Serius menggarap sektor ini, pada 2011 dia mulai meletakkan batu pondasi pertamanya, mendirikan Anantarupa Studios. 

Pria yang sempat menjadi Production Designer RMV Pictures itu memulai semuanya dari nol di industri permainan. Lantara tak punya kapital, dia dan tim membuat bisnis layanan (services) untuk custom game, augmented reality (AR), dan virtual reality (VR). Dari pengalaman tersebut, Ivan belajar melihat bagaimana caranya pasar bekerja. 

Dirasa sudah cukup mengumpulkan modal dan mempelajari pasar, Ivan membawa Anantarupa fokus mengembangkan gim walaupun sempat mendapatkan rekor MURI karena membuat Virtual Journey of Indonesia di Milan, pada 2015. 

“Jadi di World Expo Milano, kita membuat Indonesia ranking 8 dari 147 negara,” katanya saat berbincang dengan Hypeabis.id di kantornya beberapa waktu lalu. 

Baca juga: Eksklusif Profil Dwi Sasono: Patung Restorasi Lebur, Penelusuran dan Pemaknaan Kehidupan
 

(Sumber foto: Hypeabis.id/Abdurrachman)

(Sumber foto: Hypeabis.id/Abdurrachman)

Ivan lalu mulai merancang sebuah gim multiplayer online battle arena (MOBA) pada 2017. Kala itu, dia melihat peluangnya cukup besar dan pemainnya masih sangat terbatas. Dirinya optimistis MOBA akan berkembang pesat menjadi olahraga elektronik (esports) yang akan dipertandingkan kemudian hari. 

Sempat dipandang pesimis investor, Ivan teguh dengan kepercayaannya bahwa MOBA dan esports memiliki masa depan cerah. akhirnya, dia meramu ide menarik dari hasil risetnya saat berkecimpung di dunia film, dengan membawa sejarah Nusantara pada era Majapahit untuk jadi latar belakang permainan yang dibuatnya.

Pengembangan lalu dimulai pada 2018, dan 2 tahun kemudian, Anantarupa Studios merilis Lokapala, sebagai gim MOBA pertama dari Indonesia pada 2020. Gim berlatar cerita Nusantara ini terus dikembangkan bahkan tengah melakukan ekspansi ke Asia Tenggara, beberapa langkah dilakukan untuk menguasai pasar yang besar itu. 

Selama sekitar 1 jam tim Hypeabis.id berbincang dengan Ivan Chen, tak hanya soal proses kreatif Lokapala, tapi rencana pengembangan IP-nya hingga menyoal ekosistem dan industri gim di dalam negeri. Berikut cuplikan wawancaranya. 

Sejak kapan punya ide bikin gim Lokapala? 

Sejak 2017 sudah dirancang. Kita mau bikin gimnya genre apa, temanya apa. Kami coba yakinkan investor, waktu itu enggak ada yang percaya karena di Asia Tenggara tidak ada yang bikin game esports

Game esports yang bikin ketika itu baru dari Amerika Serikat dan China. Enggak ada tolok ukurnya di Asia Tenggara, tapi saya bilang this is the future. Kita harus bisa lihat ini suatu investasi, knowledge, dan experience karena kita jadi first mover

Karena kami first mover, along the years, branding Anantarupa lumayan dikenal di beberapa stakeholder. Kita sudah tahu how works with the market, how to handle new technology. Selanjutnya, tim R&D kami cukup kuat dan memang visinya untuk membangun IP. 

IP merupakan industri menarik. Pertama, dia resilience. Kedua, enggak akan mati. Jadi kami konsentrasi ke sana. Pada 2018, mulai persiapan sampai akhirnya sekarang Lokapala siap publish ke Asia Tenggara. 

Kenapa memilih genre MOBA? 

Kami melihat di esports itu cuma ada genre MOBA, RTS (real time strategy), dan Battle Royale. Pasnya, semua elemen yang kita butuhkan buat pengembangan IP Lokapala itu ada di sini [MODA] semua, tapi memang tantangannya susah banget. 

Dalam kurun 5 tahun dari 2018 sampai sekarang, gim bergenre MOBA cuma nambah berapa? Tiga judul. Pokemon dari perusahaan besar, Wild Rift itu cuma porting dari PC, satu lagi dari NetEase yang hanya populer di China dan Jepang. Artinya memang susah banget dikembangkan. 

Karena susah, kami ambil prinsip the blue ocean. Kita berkompetisi di tempat yang persaingannya tidak terlalu banyak. Kenapa? Karena lebih gampang, kelihatan kompetitornya siapa aja… tinggal lihat mereka positioning-nya gimana, kita ambil yang lain. Lebih gampang analisanya. 

That's how kami pilih MOBA untuk memperkenalkan karakter Nusantara. 
 

Ivan Chen (Sumber foto: Hypeabis.id/Abdurachman)

Bagaimana ceritanya Lokapala bisa ke PON Ekshibisi dan Piala Presiden? 

Jadi waktu itu, kami buat artikel advertorial yang muncul enggak lama karena enggak bayar, judulnya Dari Solo Sampai Papua. Konteksnya kita [Indonesia] mengadakan PON pertama kali di Solo, dan dari situ dunia jadi melihat Indonesia. 

Pada 2021, karena PON yang diadakan di Papua ada ekshibisi esports pertama kali, kalau ada gim lokal di pertandingan tersebut, itu juga akan membuktikan ke dunia kalau kita berdaulat di bidang olahraga elektronik, yang masih terbilang baru. Ini membuka kemungkinan ke mana-mana, dan itu yang ditangkap KONI.

Waktu Piala Presiden juga sama, akhirnya mereka ngeh kalau gim yang masuk di pertandingan esports itu impor. Panitia  lalu mencari gim lokal di genre ini. Sampai akhirnya 2022, kami diajak konferensi ngomongin Lokapala dan Borobudur karena waktu itu ada isu dengan UNESCO juga. Itu langsung bergulir dan akhirnya jadi isu nasional.  

Untuk 2023, Piala Presiden tahun ini akan ada beberapa hal menarik. Dan untuk PON berikutnya di Aceh itu sudah fix [akan ikut serta].Tidak lagi ekshibisi, tapi sudah perebutan medali. 

Anantarupa belum lama ini mendapat suntikan dana sekitar US$3 juta. Alokasi uangnya akan dipakai untuk apa? Seperti apa update-nya? 

Memang dipakai untuk mengembangkan Lokapala. Ini investment tahap awal, untuk menyelesaikan produknya sampai siap on boarding market

First revamp bulan Juni karena mau kejar pasar Asia Tenggara dulu. Akan tetapi, kami akan ada continuous development. Misalnya di setiap negara kerja sama dengan orang yang berbeda, partner yang berbeda, perlu ada adjusment yang berarti harus tambah devops

Ini akan jadi menarik karena at least di Indonesia, Thailand, dan Filipina akan ada karakter yang berbeda-beda. Tiap negara punya tiga karakter unik. 

Disebutkan bahwa target ekspansi sampai ke 10 negara, apalagi yang mau dicapai dan seperti apa persiapannya?

Iya. So far kita sedang testing. Belum lama ini kita testing server di Vietnam dan sekarang tunggu lisensi terbitnya, sekitar 2 bulan. Kalau ngomongin targetnya kenapa di Asean dulu, kami memang ngejar target untuk masuk SEA Games 2025. Itu bisa jadi sesuatu yang menarik bahwa Indonesia bisa leading di Asia Tenggara. 

Halaman selanjutnya: Pengembangan IP sampai Ekosistem Gim & Esports
1
2


SEBELUMNYA

Kuala Lumpur Ditunjuk Jadi Tuan Rumah M5 Wild Card Mobile Legends

BERIKUTNYA

Segmen Premium Mulai Serius Garap Laptop Layar Ganda, Bakal Jadi Tren Baru?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: