5 Jurus Jitu Atasi Bullying di Sekolah
24 July 2023 |
21:55 WIB
1
Like
Like
Like
Bullying atau perundungan menjadi hal klasik yang masih ditemukan hingga kini. Tindakan tak patut tersebut kerap terjadi di sekolah, dan ya, anak-anak atau siswa yang menjadi korbannya. Sementara pelaku, tidak lepas dari orang-orang di sekitarnya, mulai dari sesama teman hingga dalam beberapa kasus melibatkan guru.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima aduan 480 anak yang menjadi korban bullying di sekolah pada periode 2016 hingga 2020. Sulitnya memutus mata rantai kasus perundungan ini menjadi pokok permasalahan. Pasalnya, korban bisa menjadi pelaku dan pelaku dapat pula menjadi korban.
Menurut psikolog Andrew Mellor, perundungan adalah pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain dan dia takut apabila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi. Di satu sisi, korban merasa tidak berdaya untuk mencegahnya.
Baca juga: 3 Cara Mengatasi Anak Jadi Korban Bullying, Kalau Mereka Cerita Tolong Dengarkan Parents
“Perundungan tidak lepas dari adanya kesenjangan kekuatan antara korban dan pelaku serta diikuti pola repetisi (pengulangan perilaku),” sebut Psikiatri Subspesialis Anak dan Remaja dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya dr. Anggia Hapsari, dikutip Hypeabis, Senin (24/7/2023).
Bullying ternyata terdiri dari beberapa jenis. Pertama ada perundungan fisik yaitu jenis bullying yang melibatkan kontak fisik antara pelaku dan korban. Sebagai contoh, memukul, menendang, meludahi, mendorong, mencekik, melukai menggunakan benda, memaksa korban melakukan aktivitas fisik tertentu, menjambak, maupun merusak benda milik korban.
Perundungan fisik adalah jenis yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi dibandingkan perundungan jenis lainnya
Kedua, perundungan verbal yang melibatkan bahasa verbal dan bertujuan menyakiti hati seseorang. Anggia menjabarkan contoh perilaku dari bullying verbal antara lain mengejek, memberi nama julukan yang tidak pantas, memfitnah, pernyataan seksual yang melecehkan, hingga meneror.
“Kasus perundungan verbal termasuk jenis perundungan yang sering terjadi dalam keseharian namun seringkali tidak disadari,” tuturnya.
Ketiga, perundungan relasi sosial. Bentuk bullying ini bertujuan menolak dan memutus relasi sosial korban dengan orang lain, meliputi pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, atau penghindaran.
Contoh perundungan sosial antara lain menyebarkan rumor, mempermalukan seseorang di depan umum, menghasut untuk menjauhi seseorang, menertawakan, menghancurkan reputasi seseorang, menggunakan bahasa tubuh yang merendahkan, serta mengakhiri hubungan tanpa alasan.
Keempat, perundungan elektronik yang dilakukan melalui media elektronik seperti komputer, ponsel, internet, situs, chatting room, e-mail, SMS, dan perangkat digital lainnya.
Anggia menjabarkan perilaku yang termasuk perundungan elektronik antara lain menggunakan tulisan, gambar, dan video yang bertujuan untuk mengintimidasi, menakuti, dan menyakiti korban. “Contohnya cyberbullying, yaitu perundungan melalui internet,” imbuhnya.
Anggia menyampaikan, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan anak maupun remaja untuk mengatasi perundungan di sekolah. Bagaimana caranya? Simak ulasan di bawah ini.
Jika keadaannya tepat, cobalah tertawa untuk mengurangi ketegangan. “Si perundung biasanya berusaha untuk mengalahkan orang yang mereka bully, jadi jika Anda tampak tidak takut, dia akan menyerah dan meninggalkan Anda,” ujar Anggia.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima aduan 480 anak yang menjadi korban bullying di sekolah pada periode 2016 hingga 2020. Sulitnya memutus mata rantai kasus perundungan ini menjadi pokok permasalahan. Pasalnya, korban bisa menjadi pelaku dan pelaku dapat pula menjadi korban.
Menurut psikolog Andrew Mellor, perundungan adalah pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain dan dia takut apabila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi. Di satu sisi, korban merasa tidak berdaya untuk mencegahnya.
Baca juga: 3 Cara Mengatasi Anak Jadi Korban Bullying, Kalau Mereka Cerita Tolong Dengarkan Parents
“Perundungan tidak lepas dari adanya kesenjangan kekuatan antara korban dan pelaku serta diikuti pola repetisi (pengulangan perilaku),” sebut Psikiatri Subspesialis Anak dan Remaja dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya dr. Anggia Hapsari, dikutip Hypeabis, Senin (24/7/2023).
Bullying ternyata terdiri dari beberapa jenis. Pertama ada perundungan fisik yaitu jenis bullying yang melibatkan kontak fisik antara pelaku dan korban. Sebagai contoh, memukul, menendang, meludahi, mendorong, mencekik, melukai menggunakan benda, memaksa korban melakukan aktivitas fisik tertentu, menjambak, maupun merusak benda milik korban.
Perundungan fisik adalah jenis yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi dibandingkan perundungan jenis lainnya
Kedua, perundungan verbal yang melibatkan bahasa verbal dan bertujuan menyakiti hati seseorang. Anggia menjabarkan contoh perilaku dari bullying verbal antara lain mengejek, memberi nama julukan yang tidak pantas, memfitnah, pernyataan seksual yang melecehkan, hingga meneror.
“Kasus perundungan verbal termasuk jenis perundungan yang sering terjadi dalam keseharian namun seringkali tidak disadari,” tuturnya.
Ketiga, perundungan relasi sosial. Bentuk bullying ini bertujuan menolak dan memutus relasi sosial korban dengan orang lain, meliputi pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, atau penghindaran.
Contoh perundungan sosial antara lain menyebarkan rumor, mempermalukan seseorang di depan umum, menghasut untuk menjauhi seseorang, menertawakan, menghancurkan reputasi seseorang, menggunakan bahasa tubuh yang merendahkan, serta mengakhiri hubungan tanpa alasan.
Keempat, perundungan elektronik yang dilakukan melalui media elektronik seperti komputer, ponsel, internet, situs, chatting room, e-mail, SMS, dan perangkat digital lainnya.
Anggia menjabarkan perilaku yang termasuk perundungan elektronik antara lain menggunakan tulisan, gambar, dan video yang bertujuan untuk mengintimidasi, menakuti, dan menyakiti korban. “Contohnya cyberbullying, yaitu perundungan melalui internet,” imbuhnya.
Anggia menyampaikan, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan anak maupun remaja untuk mengatasi perundungan di sekolah. Bagaimana caranya? Simak ulasan di bawah ini.
1. Jangan Diam
Ketika kalian menjadi korban bullying, tatap mata si perundung dan minta agar dia menghentikan tindakannya. Apabila pelaku menggoda dengan cara yang tidak disukai, mengejek, atau mengancam secara fisik, menggunakan kontak mata dan tenang adalah cara pertama. Selanjutnya katakan tidak dengan jelas adalah cara yang tepat untuk meredakan ketegangan.Jika keadaannya tepat, cobalah tertawa untuk mengurangi ketegangan. “Si perundung biasanya berusaha untuk mengalahkan orang yang mereka bully, jadi jika Anda tampak tidak takut, dia akan menyerah dan meninggalkan Anda,” ujar Anggia.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.