3 Faktor Penyebab Remaja Lakukan Bullying, Salah Satunya Keluarga
21 November 2022 |
16:04 WIB
Kasus perundungan alias bullying masih belum tuntas. Tindakan tersebut masih mengintai banyak anak di Indonesia, termasuk di lingkungan pendidikan sekalipun. Baru-baru ini, sebuah video yang memperlihatkan sekelompok murid SMP di Bandung merundung seorang siswa viral di media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat korban dipasangi helm sebelum ditendang oleh pelaku secara bergantian. Korban yang tampak tak kuat kemudian jatuh tersungkur ke lantai.
Mengutip laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), bullying merupakan bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat. Tujuannya adalah untuk menyakiti korban secara terus menerus.
Baca juga: 4 Cara Melindungi Anak dari Bullying
Tindakan perisakan tersebut bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Tindakan bullying dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori berikut.
Para pelaku bully umumnya memiliki kepuasan sendiri apabila menjadi penguasa di kalangan teman-temannya. Dengan melakukan aksi perundungan, anak seolah mendapatkan pengakuan atau pelabelan dari teman sebayanya bahwa dirinya kuat.
Kasandra mengatakan ada 3 hal utama yang kerap menjadi faktor munculnya sifat tersebut pada remaja. Faktor-faktor tersebut umumnya berasal dari lingkungan terdekatnya.
Seseorang yang berperilaku menyimpang merupakan hasil dari proses belajar atau yang dipelajarinya dari lingkungan terdekatnya. Menurut Kasandra, pelaku perundungan tidak menggambarkan intelegensi yang rendah atau keturunan.
Perilaku menyimpang ini umumnya dipelajari remaja dari interaksi dan komunikasi intens dengan orang lain, seperti keluarga. Proses belajar yang tidak sempurna ini menyebabkan para pelaku melakukan aksi merundung kepada teman-temannya.
“Pelaku bullying rata-rata berasal dari keluarga yang kurang harmonis, tidak utuh, dan kurang kasih sayang. Hal ini kemudian membuat pelaku mempelajari hal-hal baru yang dilihatnya dari orang lain, seperti mem-bully,” ungkap Kasandra kepada Hypeabis.id, beberapa waktu lalu.
Teman sebagai adalah orang yang tingkat umur dan kedewasaanya sama dengan pelaku. Pengaruh teman sebaya umumnya cukup dominan. Sebab, mereka cenderung menghabiskan waktu yang banyak di lingkungan yang sama. Hal itu kemudian menimbulkan kelompok-kelompok atau geng di dalam teman sebaya tersebut. Pengaruh negatif yang muncul di dalam geng ini kemudian berpengaruh kepada pelaku melakukan hal serupa.
Faktor lain yang menyebabkan perilaku bullying ialah media. Media saat ini tidak hanya sebagai sarana berinteraksi semata, tetapi juga sumber belajar bagi para remaja. Adapun yang termasuk ke dalam klasifikasi media ialah tontonan, permainan, musik, dan aktivitas media sosial.
Intensitas penggunaan media sosial berpengaruh signifikan terhadap perilaku bullying. Makin tinggi intensitas penggunaan media sosial, maka makin tinggi pula terjadinya perilaku bullying.
Baca juga: Waspada Workplace Bullying, Ini 6 Tip Menghadapinya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dalam video tersebut, terlihat korban dipasangi helm sebelum ditendang oleh pelaku secara bergantian. Korban yang tampak tak kuat kemudian jatuh tersungkur ke lantai.
Mengutip laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), bullying merupakan bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat. Tujuannya adalah untuk menyakiti korban secara terus menerus.
Baca juga: 4 Cara Melindungi Anak dari Bullying
Tindakan perisakan tersebut bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Tindakan bullying dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori berikut.
- Kontak fisik langsung: Tindakan ini meliputi memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang di dalam ruangan, mencubit, mencakar, dan memeras atau merusak barang orang lain.
- Kontak verbal langsung: Tindakan ini meliputi ancaman, mempermalukan, merendahkan, menganggu, memberi nama panggilan aneh, sarkasme, merendahkan, mencela, mengintimidasi, memaki, dan menyebarkan gosip.
- Perilaku nonverbal langsung: Tindakan ini meliputi tindakan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam.
- Perilaku nonverbal tidak langsung: tindakan ini meliputi mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga retak, sengaja mengucilkan, dan mengirim surat kaleng.
- Cyber bullying: Tindakan ini meliputi menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik, seperti rekaman video intimidasi dan melakukan pencemaran nama baik di medsos.
- Pelecehan seksual: Tindakan ini meliputi tindakan pelecehan yang dilakukan seseorang dan terkadang disertai agresi fisik maupun verbal.
3 Faktor Penyebab Remaja jadi Pelaku Bullying
Psikolog dari Universitas Indonesia A Kassandra Putranto mengatakan perilaku bullying umumnya terjadi karena pelaku memiliki alasan kuat untuk melakukan penindakan. Perilaku tersebut terjadi akibat dari berbagai macam stimulasi dalam proses tumbuh kembang mereka.Para pelaku bully umumnya memiliki kepuasan sendiri apabila menjadi penguasa di kalangan teman-temannya. Dengan melakukan aksi perundungan, anak seolah mendapatkan pengakuan atau pelabelan dari teman sebayanya bahwa dirinya kuat.
Kasandra mengatakan ada 3 hal utama yang kerap menjadi faktor munculnya sifat tersebut pada remaja. Faktor-faktor tersebut umumnya berasal dari lingkungan terdekatnya.
1. Faktor Keluarga
Seseorang yang berperilaku menyimpang merupakan hasil dari proses belajar atau yang dipelajarinya dari lingkungan terdekatnya. Menurut Kasandra, pelaku perundungan tidak menggambarkan intelegensi yang rendah atau keturunan.Perilaku menyimpang ini umumnya dipelajari remaja dari interaksi dan komunikasi intens dengan orang lain, seperti keluarga. Proses belajar yang tidak sempurna ini menyebabkan para pelaku melakukan aksi merundung kepada teman-temannya.
“Pelaku bullying rata-rata berasal dari keluarga yang kurang harmonis, tidak utuh, dan kurang kasih sayang. Hal ini kemudian membuat pelaku mempelajari hal-hal baru yang dilihatnya dari orang lain, seperti mem-bully,” ungkap Kasandra kepada Hypeabis.id, beberapa waktu lalu.
2. Teman Sebaya
Teman sebagai adalah orang yang tingkat umur dan kedewasaanya sama dengan pelaku. Pengaruh teman sebaya umumnya cukup dominan. Sebab, mereka cenderung menghabiskan waktu yang banyak di lingkungan yang sama. Hal itu kemudian menimbulkan kelompok-kelompok atau geng di dalam teman sebaya tersebut. Pengaruh negatif yang muncul di dalam geng ini kemudian berpengaruh kepada pelaku melakukan hal serupa.
3. Media Sosial
Faktor lain yang menyebabkan perilaku bullying ialah media. Media saat ini tidak hanya sebagai sarana berinteraksi semata, tetapi juga sumber belajar bagi para remaja. Adapun yang termasuk ke dalam klasifikasi media ialah tontonan, permainan, musik, dan aktivitas media sosial.Intensitas penggunaan media sosial berpengaruh signifikan terhadap perilaku bullying. Makin tinggi intensitas penggunaan media sosial, maka makin tinggi pula terjadinya perilaku bullying.
Baca juga: Waspada Workplace Bullying, Ini 6 Tip Menghadapinya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.