Ilustrasi disabilitas. (Dok. Jon Tyson dari Unsplash)

Lindungi Penyandang Disabilitas dari Workplace Bullying

16 November 2021   |   22:05 WIB

Bullying atau perundungan di tempat kerja adalah masalah serius yang dihadapi setiap pekerja di berbagai perusahaan dan di berbagai posisi. Meski secara umum semua orang bisa mengalaminya, karyawan yang memiliki disabilitas justru merupakan kalangan yang rentan dengan perundungan.

Menurut Disability Womenpreneur Nicky Clara, hal ini terjadi karena adanya stigma dan persepsi yang melekat secara turun temurun dari orang tua hingga anak-anak meski hal ini umum terjadi. Inilah mengapa dia merasa bahwa upaya untuk mengurangi hal tersebut perlu dilakukan.

"Ada stigma dan persepsi yang sebenarnya sudah menjadi hal yang dibawa dari keluarga kita, kemudian diperdengarkan kepada anak-anak dan akhirnya diucapkan kembali," jelas Nicky dalam webinar Zero Tolerance for Workplace Bullying, Senin (15/11).

Nicky juga menjelaskan bahwa alasan lain dari rentannya masyarakat disabilitas terhadap perundungan di tempat kerja adalah tampilan mereka yang secara visual sudah terlihat bahwa mereka memiliki disabilitas.

Dia merincikan bahwa bentuk perundungan atau bullying yang dialami oleh masyarakat disabilitas di tempat kerja bervariasi dari perundungan secara verbal, nonverbal, fisik, dan psikis. 

"Nonverbal itu sebenarnya semudah dari bagaimana kita memandang [orang dengan disabilitas] dari awal sampai akhir atau sampai sudah hilang [dari pandangan]. Awalnya penasaran atau tadi tidak sengaja, tapi bayangkan misalnya ada orang disabilitas dengan prostetik [pada bagian tubuh] di mall, itu ada lho cuma sekadar melihat. Dia enggak menegur sapa, hanya ingin melihat ada yang aneh," jelasnya.

Dia kemudian mencontohkan bahwa perundungan verbal yang digunakan menjadi lebih halus, misalnya dari cacat menjadi disabilitas dan buta menjadi tunanetra. Sementara itu, tindakan perundungan fisik merupakan salah satu perundungan yang banyak dialami, misalnya sengaja menarik kaki prostetik.

Nicky kemudian memberikan tips atau kiat bagi saksi atau korban disabilitas yang mengalami perundungan, baik secara umum maupun di tempat kerja, tanpa rasa takut kepada pelaku.

"Walaupun kita adalah kaum rentan terhadap bullying, tapi kita jangan tidak berani untuk menegur. Menegurnya bukan berarti galak... Kita bisa langsung menegurnya dengan cara tersenyum. Kita memberikan adanya logika yang bermain bahwa sebenarnya teman disabilitas itu teman seperti biasa tapi ada akses yang kita butuhkan," tutupnya.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Ini Tanda-Tanda Diabetes sudah Merusak Ginjal

BERIKUTNYA

Detak Jantung Sering Tidak Beraturan? Ini Penyebabnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: