Hypereport: Meramu Konten Viral Lewat Permainan Karakter Hingga Jadi Aktor
23 July 2023 |
19:51 WIB
Bunyi notifikasi di gawai Rinaldy Zulkarnain tak henti-henti menyala. Ratusan tanda like dan ribuan komentar tetiba saja masuk ke dalam akun Instagramnya hanya dalam hitungan jam. Malam itu, konten remake trailer Joker (2019) yang dibuatnya mendadak viral dan diapresiasi oleh warganet.
Sayangnya, pada malam yang terus dia kenang dan diceritakan itu, Rinaldy justru terlelap. Pagi harinya, matanya baru terbelalak. Dia kaget mendapatkan banyak sekali tanda suka dan komentar, hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Rinaldy pun viral berkat aksinya yang begitu ciamik memerankan Joker, salah satu karakter fiksi di film Batman. Pada tahun itu, film tentang Joker yang disutradarai Todd Philips memang baru saja keluar di bioskop dan sedang jadi perbincangan banyak orang.
Baca juga:
> Hypereport: Perjalanan Musik Adhitia Sofyan, Masyhur dari Kamar Tidur
> Hypereport: Kerja Sambil Main Ala Game Streamer
Tak pelak, saat Rinaldy membuat konten remake trailer Joker, dia pun banjir pujian. Konten yang dibuat bersama sineas Jibril Erlangga itu banyak disukai karena menawarkan tontonan yang menghibur dan mirip dengan adegan aslinya. Namun, ada unsur lokal yang coba ditawarkan. Sejak saat itu, nama Rinaldy Zulkarnain pun sempat dikenal sebagai Joker-nya Indonesia.
Rinaldy cukup jeli dalam melihat tren yang ada. Sampai saat ini, dia terus mengadopsi konten viral menjadi tema pembuatan video. Bagi kreator konten memang cara ini jadi trik jitu untuk terbawa viral. Laporan We Are Social pada 2022 mengungkap konten video yang berbalut hal yang sedang viral menempati posisi kedua video paling banyak ditonton.
Konten viral (36,5 persen) hanya kalah dari musik (50,9 persen). Namun, konten jenis ini sangat jauh mengungguli konten-konten berjenis tutorial, live stream, pendidikan, olahraga, bahkan game.
Walaupun demikian, bukan berarti formula matematis ini bisa diterapkan begitu saja. Tentu, ada banyak faktor lain yang memengaruhinya. Pendalaman karakter yang kuat dari Rinaldy saat memerankan Joker tentu tidak lahir dari ruang hampa.
Pria berambut ikal ini memang sudah sejak 2010-an berkecimpung di dunia teater. Hal ini yang cukup memberi karakter tegas pada setiap gerakan dan ekspresi wajahnya, tak terkecuali dalam konten-konten di media sosial.
Video Joker memang telah viral, tetapi Rinaldy tak terlalu menyeriusinya. Dia masih menjalani kehidupan sebagai anak teater biasa. Sesekali, jika ada waktu, dia menyempatkan diri untuk mengunggah video monolognya di media sosial.
Baru pada akhir 2020, saat pandemi melanda, dirinya mulai melirik dunia kreator konten. Saat itu, dirinya melihat kreator konten yang menampilkan teater atau membahas teater itu masih sedikit. Tak hanya Instagram, dia pun mulai merambah TikTok untuk menyeriusi dunia kreator konten mesti pada awal-awalnya banyak tantangan.
“Pas awal-awal bikin TikTok itu sepi banget. Akhirnya, aku coba reupload potongan Joker yang dulu viral. Dalam waktu 6 jam, naik tuh. Dari situ, aku mulai mikir kalau ini bisa deh dikembangi. Aku pun mulai bikin konten-konten permainan karakter yang mirip,” jelas Rinaldy.
Setelah itu, ada banyak konten berbalut permainan karakter yang dibuatnya viral. Dari konten Bocah Freak hingga Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya. Saat namanya sudah melambung, Rinaldy pun mulai membuat konten monolog, hal yang sudah sedari awal dilakukannya.
Ajaibnya, berbeda dari dahulu, monolog yang dibuatnya itu tetap bisa diterima oleh audiens-nya. Kesempatan ini pun dipakainya dengan baik agar salah satu bentuk kesenian teater ini juga bisa lebih dikenal luas dan dicintai banyak orang.
“Aku mencoba meramu monolog kayak quotes begitu. Nah, quotes kan kayaknya konten yang enggak pernah mati ya. Hal itu kayaknya yang bikin monolog aku buat bisa cukup relate ke anak-anak muda,” imbuhnya.
Rinaldy mengatakan bahwa dirinya juga mencoba memasukkan beberapa unsur teater ke dalam konten-kontennya. Hal ini menurutnya yang membuat kontennya jadi cukup berbeda dan menarik perhatian beberapa orang.
Dia juga rajin bereksplorasi. Misalnya, Rinaldy pernah monolog soal lagu anak berjudul Balonku. Dia mencoba merepresentasikan kesedihan dari seorang anak yang kehilangan balonnya. Lagu anak yang kerap dibawakan secara ceria lengkap dengan kalimat ‘dor’ yang memorable pun mendadak berubah jadi sebuah kesedihan. Dia meramunya dengan apik.
Uniknya, semua hal tersebut dilakukannya dengan produksi ala kadarnya. Skala rumahan, bisa dibilang begitu. Tanpa ada studio besar, Rinaldy bisa meramu konten-konten dengan kualitas naskah dan visual yang sangat baik. Dia hanya mengutamakan handphone, lighting, tripod, dan bantuan audio clip on dalam pembuatan kontennya.
Menurutnya, dari dalam kamar atau di mana saja kreator konten sebenarnya bisa membuat video. Justru, kata Rinaldy, salah satu tantangan terberatnya ialah mengumpulkan mood.
Apalagi tahun ini dirinya terlibat empat pementasan. Jadi, membagi waktu antara kreator konten dan berteater cukup menguras tenaga dan sisi kreativitasnya. Belakangan, namanya juga muncul di sejumlah film. Dia ikut bermain di serial drama Hubungi Agen Gue yang tayang di Disney Plus Hotstar.
Sementara itu, Fadlan Holao, kreator konten yang fokus pada permainan karakter juga mengalami hal serupa. Dari awalnya hanya berkonten secara rumahan, dia kini mulai merambah dunia sinema.
Fadlan mengawali kariernya di dunia kreator konten sebagai orang yang sering bermain karakter. Dia kerap memeragakan berbagai profesi, seperti kasir Indomaret, pegawai SPBU, apoteker, dan masih banyak lagi.
Video yang dibuat meski tidak dari sebuah studio besar itu, tetap bisa membuatnya viral. Kehebatannya dalam berakting dan mendalami peran profesi yang dimainkannya itu menjadi kunci. Terlebih, dia cukup jeli menemukan adegan yang memorable dan relate bagi semua orang.
Kepiawaiannya dalam hal berakting itu kemudian membawanya ke dunia baru. Dia dipercaya memerankan salah satu karakter di film horor Kutukan Sembilan Setan besutan sutradara Arie Azis yang tayang di bioskop pada Juni lalu.
Menurut dia, menjalani dunia keaktoran ini cukup memberikan pelajaran berharga baginya. Sebab, ada banyak perubahan yang terjadi.
Dari segi komedi, Fadlan sebenarnya mengaku cukup bisa mengikuti alurnya. Namun, bermain film horor tentu membutuhkan permainan ekstra. Hal ini cukup menjadi tantangan sekaligus menjadi bahan pembelajaran dalam dunia keaktorannya.
“Aku pengen enggak cuma menampilkan karya-karya aku di media sosial, tetapi untuk jangkauan yang lebih luas lagi. Terutama, agar karya ini bisa dinikmati oleh lebih banyak orang lagi,” ungkapnya.
Kreator konten yang berbasis permainan karakter memang tampaknya sedang jadi tren baru. Hal ini juga diakui oleh Oza Rangkuti dan Apos Hutagaol. Keduanya memang kerap berakting dan membuat konten yang memeragakan kehidupan anak Jakarta Selatan (Jaksel) dan Jakarta Timur (Jaktim).
Berbalut komedi, konten-konten yang dibuat keduanya pun dengan mudah viral dan disukai banyak orang. Kepiawaiannya dalam menyoroti tren yang ada ditambah dengan menemukan potongan adegan ikonik membuat video-videonya dengan mudah menembus algoritma FYP TikTok.
Tampaknya, selalu mengaitkan tren dengan konten memang jadi rahasia Apos dalam meramu keviralan. Menurut dia, konten Jaktim mungkin bisa habis dalam beberapa episode. Akan tetapi, Jaktim sebagai sebuah karakter sepertinya akan punya napas panjang.
Dia pun mencoba untuk terus me-relate-kan persona Jaktim-nya dengan berbagai hal yang viral saat ini. Oleh karena itu, berbagai karakter lain pun dijajalnya terus menerus, tetapi tetap dengan karakter Jaktim.
“Gue nonton TikTok biasanya sampai dua jam lebih. Di situ gue mencoba mencari apa yang lagi viral, lalu ATM (amati, tiru, modifikasi) sesuai dengan karakter gue dengan persona Jaktim-nya,” jelas Apos.
Baca juga: Hypereport: Wisuda Tingkat Sekolah, Membahagiakan atau Merisaukan?
Sementara itu, Oza Rangkuti mengatakan bahwa penulisan naskah memang jadi salah satu hal penting. Sebab, permainan karakter yang tersaji merupakan hasil riset yang tertuang dalam naskah, yang kemudian ditampilkan. Hal ini cukup menjadi nilai jual meski pembuatan kontennya hanya skala rumahan sekali pun.
Editor: Fajar Sidik
Sayangnya, pada malam yang terus dia kenang dan diceritakan itu, Rinaldy justru terlelap. Pagi harinya, matanya baru terbelalak. Dia kaget mendapatkan banyak sekali tanda suka dan komentar, hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Rinaldy pun viral berkat aksinya yang begitu ciamik memerankan Joker, salah satu karakter fiksi di film Batman. Pada tahun itu, film tentang Joker yang disutradarai Todd Philips memang baru saja keluar di bioskop dan sedang jadi perbincangan banyak orang.
Baca juga:
> Hypereport: Perjalanan Musik Adhitia Sofyan, Masyhur dari Kamar Tidur
> Hypereport: Kerja Sambil Main Ala Game Streamer
Tak pelak, saat Rinaldy membuat konten remake trailer Joker, dia pun banjir pujian. Konten yang dibuat bersama sineas Jibril Erlangga itu banyak disukai karena menawarkan tontonan yang menghibur dan mirip dengan adegan aslinya. Namun, ada unsur lokal yang coba ditawarkan. Sejak saat itu, nama Rinaldy Zulkarnain pun sempat dikenal sebagai Joker-nya Indonesia.
Rinaldy cukup jeli dalam melihat tren yang ada. Sampai saat ini, dia terus mengadopsi konten viral menjadi tema pembuatan video. Bagi kreator konten memang cara ini jadi trik jitu untuk terbawa viral. Laporan We Are Social pada 2022 mengungkap konten video yang berbalut hal yang sedang viral menempati posisi kedua video paling banyak ditonton.
Konten viral (36,5 persen) hanya kalah dari musik (50,9 persen). Namun, konten jenis ini sangat jauh mengungguli konten-konten berjenis tutorial, live stream, pendidikan, olahraga, bahkan game.
Walaupun demikian, bukan berarti formula matematis ini bisa diterapkan begitu saja. Tentu, ada banyak faktor lain yang memengaruhinya. Pendalaman karakter yang kuat dari Rinaldy saat memerankan Joker tentu tidak lahir dari ruang hampa.
Pria berambut ikal ini memang sudah sejak 2010-an berkecimpung di dunia teater. Hal ini yang cukup memberi karakter tegas pada setiap gerakan dan ekspresi wajahnya, tak terkecuali dalam konten-konten di media sosial.
Video Joker memang telah viral, tetapi Rinaldy tak terlalu menyeriusinya. Dia masih menjalani kehidupan sebagai anak teater biasa. Sesekali, jika ada waktu, dia menyempatkan diri untuk mengunggah video monolognya di media sosial.
Baru pada akhir 2020, saat pandemi melanda, dirinya mulai melirik dunia kreator konten. Saat itu, dirinya melihat kreator konten yang menampilkan teater atau membahas teater itu masih sedikit. Tak hanya Instagram, dia pun mulai merambah TikTok untuk menyeriusi dunia kreator konten mesti pada awal-awalnya banyak tantangan.
“Pas awal-awal bikin TikTok itu sepi banget. Akhirnya, aku coba reupload potongan Joker yang dulu viral. Dalam waktu 6 jam, naik tuh. Dari situ, aku mulai mikir kalau ini bisa deh dikembangi. Aku pun mulai bikin konten-konten permainan karakter yang mirip,” jelas Rinaldy.
Setelah itu, ada banyak konten berbalut permainan karakter yang dibuatnya viral. Dari konten Bocah Freak hingga Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya. Saat namanya sudah melambung, Rinaldy pun mulai membuat konten monolog, hal yang sudah sedari awal dilakukannya.
Ajaibnya, berbeda dari dahulu, monolog yang dibuatnya itu tetap bisa diterima oleh audiens-nya. Kesempatan ini pun dipakainya dengan baik agar salah satu bentuk kesenian teater ini juga bisa lebih dikenal luas dan dicintai banyak orang.
“Aku mencoba meramu monolog kayak quotes begitu. Nah, quotes kan kayaknya konten yang enggak pernah mati ya. Hal itu kayaknya yang bikin monolog aku buat bisa cukup relate ke anak-anak muda,” imbuhnya.
Rinaldy mengatakan bahwa dirinya juga mencoba memasukkan beberapa unsur teater ke dalam konten-kontennya. Hal ini menurutnya yang membuat kontennya jadi cukup berbeda dan menarik perhatian beberapa orang.
Dia juga rajin bereksplorasi. Misalnya, Rinaldy pernah monolog soal lagu anak berjudul Balonku. Dia mencoba merepresentasikan kesedihan dari seorang anak yang kehilangan balonnya. Lagu anak yang kerap dibawakan secara ceria lengkap dengan kalimat ‘dor’ yang memorable pun mendadak berubah jadi sebuah kesedihan. Dia meramunya dengan apik.
Uniknya, semua hal tersebut dilakukannya dengan produksi ala kadarnya. Skala rumahan, bisa dibilang begitu. Tanpa ada studio besar, Rinaldy bisa meramu konten-konten dengan kualitas naskah dan visual yang sangat baik. Dia hanya mengutamakan handphone, lighting, tripod, dan bantuan audio clip on dalam pembuatan kontennya.
Menurutnya, dari dalam kamar atau di mana saja kreator konten sebenarnya bisa membuat video. Justru, kata Rinaldy, salah satu tantangan terberatnya ialah mengumpulkan mood.
Apalagi tahun ini dirinya terlibat empat pementasan. Jadi, membagi waktu antara kreator konten dan berteater cukup menguras tenaga dan sisi kreativitasnya. Belakangan, namanya juga muncul di sejumlah film. Dia ikut bermain di serial drama Hubungi Agen Gue yang tayang di Disney Plus Hotstar.
Sementara itu, Fadlan Holao, kreator konten yang fokus pada permainan karakter juga mengalami hal serupa. Dari awalnya hanya berkonten secara rumahan, dia kini mulai merambah dunia sinema.
Fadlan mengawali kariernya di dunia kreator konten sebagai orang yang sering bermain karakter. Dia kerap memeragakan berbagai profesi, seperti kasir Indomaret, pegawai SPBU, apoteker, dan masih banyak lagi.
Video yang dibuat meski tidak dari sebuah studio besar itu, tetap bisa membuatnya viral. Kehebatannya dalam berakting dan mendalami peran profesi yang dimainkannya itu menjadi kunci. Terlebih, dia cukup jeli menemukan adegan yang memorable dan relate bagi semua orang.
Kepiawaiannya dalam hal berakting itu kemudian membawanya ke dunia baru. Dia dipercaya memerankan salah satu karakter di film horor Kutukan Sembilan Setan besutan sutradara Arie Azis yang tayang di bioskop pada Juni lalu.
Menurut dia, menjalani dunia keaktoran ini cukup memberikan pelajaran berharga baginya. Sebab, ada banyak perubahan yang terjadi.
Dari segi komedi, Fadlan sebenarnya mengaku cukup bisa mengikuti alurnya. Namun, bermain film horor tentu membutuhkan permainan ekstra. Hal ini cukup menjadi tantangan sekaligus menjadi bahan pembelajaran dalam dunia keaktorannya.
“Aku pengen enggak cuma menampilkan karya-karya aku di media sosial, tetapi untuk jangkauan yang lebih luas lagi. Terutama, agar karya ini bisa dinikmati oleh lebih banyak orang lagi,” ungkapnya.
Kreator konten yang berbasis permainan karakter memang tampaknya sedang jadi tren baru. Hal ini juga diakui oleh Oza Rangkuti dan Apos Hutagaol. Keduanya memang kerap berakting dan membuat konten yang memeragakan kehidupan anak Jakarta Selatan (Jaksel) dan Jakarta Timur (Jaktim).
Berbalut komedi, konten-konten yang dibuat keduanya pun dengan mudah viral dan disukai banyak orang. Kepiawaiannya dalam menyoroti tren yang ada ditambah dengan menemukan potongan adegan ikonik membuat video-videonya dengan mudah menembus algoritma FYP TikTok.
Tampaknya, selalu mengaitkan tren dengan konten memang jadi rahasia Apos dalam meramu keviralan. Menurut dia, konten Jaktim mungkin bisa habis dalam beberapa episode. Akan tetapi, Jaktim sebagai sebuah karakter sepertinya akan punya napas panjang.
Dia pun mencoba untuk terus me-relate-kan persona Jaktim-nya dengan berbagai hal yang viral saat ini. Oleh karena itu, berbagai karakter lain pun dijajalnya terus menerus, tetapi tetap dengan karakter Jaktim.
“Gue nonton TikTok biasanya sampai dua jam lebih. Di situ gue mencoba mencari apa yang lagi viral, lalu ATM (amati, tiru, modifikasi) sesuai dengan karakter gue dengan persona Jaktim-nya,” jelas Apos.
Baca juga: Hypereport: Wisuda Tingkat Sekolah, Membahagiakan atau Merisaukan?
Sementara itu, Oza Rangkuti mengatakan bahwa penulisan naskah memang jadi salah satu hal penting. Sebab, permainan karakter yang tersaji merupakan hasil riset yang tertuang dalam naskah, yang kemudian ditampilkan. Hal ini cukup menjadi nilai jual meski pembuatan kontennya hanya skala rumahan sekali pun.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.